Dokter Andrie juga menulis resep Brainact 500 mg untuk diminum 2 kali/hari dan Forneuro yang berisi vitamin otak untuk diminum 1 kali/hari. Sebulan kemudian saya diharapkan melakukan MRI lagi, tetapi hanya pemindaian permukaan selama enam menit.
Memori muncul lagi
Saya menjalani DSA bukan karena stroke, tentu saja tidak ada bukti empiris bahwa saya telah sembuh dari sakit. Mata saya juga tidak minus sehingga saya tidak merasakan pengurangan minus.
Tapi saya merasakan pikiran lebih fokus. Rasa pening tak ada lagi kecuali kalau terlambat makan.
Seketika setelah menjalani“tune-up”otak itu mata saya menjadi nanar, sulit mengantuk kecuali memang saatnya tidur. Yang agak mengherankan, pelbagai peristiwa masa lalu teringat lagi.
Bahkan peristiwa sangat sederhana yang mestinya sudah saya lupakan. Saya tidak tahu apakah itu seiring usia yang memang menengah atau dirangsang oleh peredaran darah otak yang lancar. Yang pasti, istri saya bilang muka saya terlihat lebih segar seperti habis dari spa.
Perusahaan asuransi memang menutup semua pembiayaan. Tapi ketika saya bertanya kepada seorang staf di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto, jawabannya biaya DSA sekitar Rp28-Rp30 juta termasuk persiapan.
Kalau membayar sendiri? Kesehatan memang penting, meski prosedur semacam itu barangkali bukan prioritas. Tapi kalau berpikir manfaatnya untuk mencegah stroke yang mungkin menyerang tanpa sepengetahuan kita, angka itu menjadi berlipat kali nilainya.
Kalau terkena stroke, niscaya uang, waktu, dan kesempatan yang habis akan lebih besar. Belum lagi hambatan fisik.
(Katharina Tatik)