Resmi Diumumkan Sebagai Menteri Kesehatan, Dokter Terawan Pernah Gemparkan Dunia Kodekteran dengan Metode Cuci Otaknya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 23 Oktober 2019 | 09:37
 
Presiden  Direktur  Astra  Prijono  Sugiarto  menyerahkan   donasi  secara  simbolis  kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Dr.dr. Terawan Agus Putranto Sp.Rad.
PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk

Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto menyerahkan donasi secara simbolis kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Dr.dr. Terawan Agus Putranto Sp.Rad.

Dokter Terawan menyapa pasiennya sebelum prosedur.
Ade Sulaeman

Dokter Terawan menyapa pasiennya sebelum prosedur.

Langkah pertama setelah saya mendaftar adalah mencari jadwal Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mendapat gambaran kondisi otak dan pembuluh-pembuluh darahnya. Saya mendapat jadwal dua hari kemudian.

Pemindai magnetik itu terbilang paling canggih di Indonesia karena selain diameter lorongnya 75 cm (pemindai di RS lain hanya 60 cm), juga tidak memerlukan cairan kontras yang disuntikkan ke badan pasien untuk melihat perfusi.

Untuk pertama kalinya saya masuk ke lorong di tengah lingkaran berdaya magnetik tinggi itu – karenanya saya harus menanggalkan semua materi logam dari badan.

Baca Juga: Ditebak Tas Hermes Senilai Rp 600 Juta, Nyatanya Tas Jinjing Istri Wapres Kyai Ma'ruf Amin Harganya Cuma Segini...

Kepala tidak boleh bergerak. Kedua telinga dipasangiearphoneyang memperdengarkan lagu dalam volume tinggi meski sesekali kalah keras oleh pemindaian yang mengeluarkan aneka bunyi – seperti suara palu, tanda alarm, bunyi mesin, dsb.

Saya tidak mau gagal mendapat hasil lengkap pemindaian otak, lagi pula saya bukan pengidap klaustrofobia (fobia ruang sempit). Saya yakin bahwa MRI, alat temuan Paul Lauterbur dan Sir Peter Mansfield yang membuahkan Hadiah Nobel Kedokteran tahun 2003 bagi keduanya, itu adalah langkah akurat bagi diagnosis otak saya.

Tiga puluh menit berlalu dan operator mengeluarkan saya dari mesin sempit di ruangan dingin itu.

Sambil menunggu hasilnya, saya menjalani tes darah dan urine. Juga EKG dan foto Rontgen. Tak lama kemudian saya dibawa ke ruangan Kolonel CKM dr. Tugas Ratmono, Sp.S., ahli neurologi anggota tim dr. Terawan.

Menjalani tes keseimbangan dan mendapat penjelasan dari foto otak saya. Otak kiri dan kanan masih seimbang, proses aliran darah masuk (arteri) juga lancar namun arus baliknya (vena) ada hambatan.

“Ini biasa terjadi pada bangsa Asia,” kata dr. Tugas. Pada otak saya, tidak ada kelainan kimiawi meski sistem kelistrikan ada hambatan.

Baca Juga: Mendadak Diberhentikan dari Jabatan Kapolri, Rupanya Tito Karnavian Disiapkan Berada di Posisi Menteri Ini

Source : Majalah Intisari

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular