Awan lenticular memiliki karakteristik yang spesial karena posisinya tidak bergerak layaknya awan jenis lainnya dan berbentuk padat.
Awan jenis ini dapat berada pada lokasi yang sama dalam periode yang lama karena dukungan udara yang naik di atas pegunungan secara berkelanjutan, yang selanjutnya terkondensasi dan menghasilkan awan.
Mengenai bentuknya, seringkali awan ini berbentuk menyerupai lensa atau lingkaran pipih seperti payung layaknya gambar yang tersebar di media sosial.

Gunung Rinjani
Hal ini karena awan lenticular dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin. Agie mengatakan, awan jenis ini biasanya ditemui di sekitar area gunung.
Meski demikian, fenomena ini juga dapat terbentuk di atas dataran yang luas.
Karena perbedaan kecepatan angin pada berbagai lapisan akibat adanya pertemuan massa udara basah dan massa udara dingin.
“Jadi di gunung itu punya mekanisme gelombang gunung, gelombang ini salah satunya ya awan lenticular ini. Ini tipikal awan di gunung,” jelas Agie.

Viral Gunung Rinjani diselimuti awan ‘bertopi’.
Secara umum, Agie menjelaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya bagi pendaki karena tidak terjadi badai di sekitar awan tersebut.
Hanya saja, ia mewaspadai suhu udara yang menjadi lebih dingin dari biasanya karena suhu dingin menjadi salah satu pendukung pembentukan awan lentikular.