Follow Us

Kemarau Panjang Tahun Ini, Puncak Gunung di Indonesia Munculkan Lagi Fenomena Unik Ini. Foto-fotonya Jadi Viral di Media Sosial

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 03 Oktober 2019 | 17:27
Fenomena topi awan di Gunung Rinjani
KOMPAS.com

Fenomena topi awan di Gunung Rinjani

Fotokita.net – Sejak awal BMKG telah menginformasikan musim kemarau akan lebih terik dan berlangsung lebih panjang tahun ini.

Akibatnya, ada sejumlah fenomena unik yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Contohnya, fenomena unik yang terjadi di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Ketika itu suhu dingin pada malam hari menembus minus derajat. Pagi harinya sempat turun salju.

Rentetan fenomena unik ini terus bertambah. Kali ini, kejadian terjadi puncak Gunung Lawu yang terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Di sana, terjadi fenomena puncak gunung yang ‘mengenakan topi.’ Lasmoro warga KPR Terung Permai Magetan mengatakan, menyaksikan fenomena alam itu sejak pukul 05.00 WIB saat berolahraga.

“Sejak pukul setengah enam saya lihat tadi Gunung Lawu bertopi. Bagus sekali, enggak biasanya,” ujarnya seperti dilansir dari kompas.com pada Kamis (3/10/2019).

Baca Juga: Kemarau Sebabkan Fenomena Unik Di Gunung Rinjani. Lihat Foto dan Video Karya Warganet!

Awan topi menyelimuti Gunung Rinjani, Rabu (17/7/2019).
Instagram/@mountnesia

Awan topi menyelimuti Gunung Rinjani, Rabu (17/7/2019).

Lasmoro menambahkan, bentuk sempurna kumpulan awan putih di atas Gunung Lawu yang membentuk topi tersebut terjadi pukul 05.30 WIB di mana matahari mulai muncul.

“Paling bagus tadi sekitar pukul 05.30 WIB. Awannya putih bentuknya sempurna seperti topi.”

“Pukul 06.00 WIB ini sudah mulai memudar diterpa angin awannya,” tambahnya.

Baca Juga: Jawa Masih Kemarau, Sementara Desa di Pelosok Sulawesi Tengah Ini Tersapu Banjir Bandang. Apa Penyebabnya?

Ini bukanlah kejadian pertama.

Pada 8 Maret 2019 dan 10 Desember 2019, puncak Gunung Lawu juga tertutup awan yang melingkar sehingga membuatnya seperti bertopi.

Apa arti dari awan berbentuk topi yang menyelimuti puncak Gunung Lawu tersebut?

Dalam sains, awan berbentuk topi tersebut disebut awan lenticular atau awan Altocumulus Lenticularis.

Viral puncak Gunung Lawu yang tampak ‘bertopi’.
kompas.com / Sukoco

Viral puncak Gunung Lawu yang tampak ‘bertopi’.

Walau terlihat cantik, namun awan lenticular sangat berbahaya untuk penerbangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra.

“Jadi awan itu ada tiga: tinggi, menengah, dan rendah,” papar Agie melalui sambungan telepon kepada kompas.com pada Selasa tahun 2018 silam.

“Untuk awan lenticular, dia masuk awan menengah.”

Baca Juga: Kemarau Panjang Menyerang, Persawahan di Brebes Tetap Bisa Mengairi Sawahnya. Foto-foto Ini Buktinya

"Disebut rendah menengah tinggi dilihat dari jarak ke permukaan," imbuhnya lagi.

Dijelaskan oleh Agie, awan lentikular terbentuk saat udara bergerak melewati pegununungan, sehingga mendapat pendinginan yang cukup untuk terjadi kondensasi.

Awan lenticular memiliki karakteristik yang spesial karena posisinya tidak bergerak layaknya awan jenis lainnya dan berbentuk padat.

Awan jenis ini dapat berada pada lokasi yang sama dalam periode yang lama karena dukungan udara yang naik di atas pegunungan secara berkelanjutan, yang selanjutnya terkondensasi dan menghasilkan awan.

Mengenai bentuknya, seringkali awan ini berbentuk menyerupai lensa atau lingkaran pipih seperti payung layaknya gambar yang tersebar di media sosial.

Gunung Rinjani
Instagram @ndorobeii

Gunung Rinjani

Hal ini karena awan lenticular dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin. Agie mengatakan, awan jenis ini biasanya ditemui di sekitar area gunung.

Meski demikian, fenomena ini juga dapat terbentuk di atas dataran yang luas.

Karena perbedaan kecepatan angin pada berbagai lapisan akibat adanya pertemuan massa udara basah dan massa udara dingin.

“Jadi di gunung itu punya mekanisme gelombang gunung, gelombang ini salah satunya ya awan lenticular ini. Ini tipikal awan di gunung,” jelas Agie.

Baca Juga: Iklim yang Berubah, Apakah Kita Mau Berpangku Tangan Setiap Hadapi Kemarau, Kekeringan, dan Kebakaran Hutan?

Viral Gunung Rinjani diselimuti awan ‘bertopi’.
instagram @mountnesia

Viral Gunung Rinjani diselimuti awan ‘bertopi’.

Secara umum, Agie menjelaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya bagi pendaki karena tidak terjadi badai di sekitar awan tersebut.

Hanya saja, ia mewaspadai suhu udara yang menjadi lebih dingin dari biasanya karena suhu dingin menjadi salah satu pendukung pembentukan awan lentikular.

Selain itu, fenomena awan lenticular ini juga menjadi kendala bagi penerbangan yang akan melewati daerah tersebut.

Hal ini karena gelombang gunung dan pusaran angin yang kencang dapat menyebabkan turbulensi pada pesawat.

Meski begitu, awan lenticuar ini adalah salah satu fenomena alam yang indah untuk diabadikan.

Fenomena unik Topi Awan di gunung Rinjani.
Tribun Wow/Facebook Lilik Sukmana

Fenomena unik Topi Awan di gunung Rinjani.

Pada Rabu (17/7/19) warganet sempat digemparkan dengan awan yang menaungi Gunung Rinjani berbentuk seperti topi.

Baca Juga: Kemarau Makin Menjadi, Sungai Cipamingkis Bogor Kian Mengering. Foto-foto Ini Jadi Buktinya

Keindahan Gunung Rinjani menjadi semakin ciamik dengan fenomena alam ini.

Warganet yang sempat menyaksikan langsung bercerita awan berbentuk topi yang menaungi Rinjani terlihat sempurna. Bahkan ketebalan dan warnanya sempat berubah-ubah.

Berikut hasil jepretan warganet:

Baca Juga: Gerhana Bulan Parsial Terakhir Pada 2019. Lihat Foto-foto Hasil Jepretan dari Warganet

Baca Juga: Kemarau Diprediksi Lebih Panas Tahun Ini. Foto-foto Ini Beri Buktinya

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest