Follow Us

Berkisah Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Deretan Foto Ini Bikin Kita Terharu Pada Semangat Luhur Sang Guru

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 27 September 2019 | 12:46
Kegiatan mewarnai di Sekolah Dreamable.
Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia

Kegiatan mewarnai di Sekolah Dreamable.

Baca Juga: Deretan Foto Keindahan Mangrove, Lelaki Ini Berhasil Selamatkan Ekosistem Segara Anakan

Bagi kita, kebiasaan makan ini adalah hal yang mudah. Namun, bagi ABK, perlu waktu yang lama agar mereka benar-benar bisa melakukannya, dan harus dilakukan berulang-ulang agar mereka tidak lupa.

Yulianti (36) bersama dengan ABK di Sekolah Dreamable.
Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia

Yulianti (36) bersama dengan ABK di Sekolah Dreamable.

Selain membina diri, anak-anak ini juga diajarkan salat, menghapal doa, dan surat-surat pendek. Mereka juga berlatih membaca dan menulis, berolahraga, serta mencoba mengenal lingkungan sekitarnya dengan kegiatan luar ruangan.

Tidak mudah mengajar anak berkebutuhan khusus. ABK memiliki keunikan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Beberapa cirinya menonjol, tidak suka bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan dengan orang tuanya sendiri.

Walau sebagian anak telah remaja atau berusia belasan tahun, tapi secara psikologis perilaku dan pola pikirnya setara dengan anak usia delapan tahun.

Baca Juga: Menimba Ilmu Alam di Kawasan Penanaman Cemara Laut dan Mangrove

Dhea, salah satu guru Dreamable menjemput Salsabila (15) untuk segera berangkat ke sekolah. Penjemputan juga dilakukan dengan kendaraan bermotor yang tak bisa dijangkau mobil karena sempitnya jalan yang dilalui.
Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia

Dhea, salah satu guru Dreamable menjemput Salsabila (15) untuk segera berangkat ke sekolah. Penjemputan juga dilakukan dengan kendaraan bermotor yang tak bisa dijangkau mobil karena sempitnya jalan yang dilalui.

Meski begitu, Yulianti mengaku tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anak-anak didiknya akhirnya bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Mulai dari hal terkecil seperti makan, membersihkan kotoran, mandi, dan memakai baju sendiri. Jadi, jika ditanya lagi apa suka dan dukanya dalam mengajar, ia dengan yakin menjawab, “Dukanya sedikit, banyakan sukanya.”

Hal yang sama juga disampaikan oleh Dhea Trihutami, salah satu pengajar di sekolah Dreamable. “Ada suka dukanya mengajar, tapi biasanya dukanya hanya berapa detik, terus lupa,” tutur Dhea. Anak-anak didiknya seringkali memancing Dhea untuk tertawa. Selalu ada tingkah polah mereka yang lucu. Inilah yang membuatnya terus semangat mengajar mereka.

Melihat semangat dan ketulusan para pengajar, bukan tidak mungkin Sekolah Dreamable dapat lebih berkembang dan menghasilkan ABK yang mandiri. Perjuangan orang tua dalam mengusahakan pendidikan anak pun patut dipuji.

“Di saat anak-anak sudah mendapatkan pekerjaan, itu artinya mereka sudah lulus dari Sekolah Dreamable ini,” pungkas Yulianti.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest