"Kami yakin, yang mengembangkan (isu) itu adalah underbow (United Liberation Movement for West Papua /ULMWP) yang mengenakan seragam SMA. Merekalah yang menyebarkan isu ada guru rasisme dan menyatakan kata-kata tidak pantas yang melukai hati," ujar Tito.
"Padahal, sekali lagi, informasi ini belum tentu benar," lanjut dia.
Dalam kerusuhan itu sendiri, sebanyak 26 orang meninggal dunia. "Sebanyak 26 orang meninggal dunia, 22 orang adalah masyarakat Papua pendatang," kata Tito Karnavian.
Sementara, empat orang lain yang meninggal dunia adalah masyarakat asli Papua. Tito menjelaskan, mereka meninggal dunia akibat kekerasan yang terjadi saat kerusuhan di Wamena. Ada juga yang meninggal karena tempat tinggalnya dibakar.
"Mereka meninggal akibat luka bacok dan akibat terbakar, di dalam rumahnya atau rukonya yang dibakar," ujar Kapolri. (Fitria Chusna Farisa/Kompas.com)
Selain korban meninggal dunia, Tito juga menyebut bahwa ada 66 orang terluka akibat kerusuhan itu. Mereka yang terluka kemudian dibawa ke rumah sakit di Wamena.