Harjo Kardi yang lahir pada 1934 di Dusun Jepang menuturkan, Surokarto Kamidin memiliki hubungan cukup dekat dengan proklamator Soekarno. Untuk mengonfirmasi kebenaran bahwa Indonesia telah merdeka, Surokarto Kamidin pergi sendiri ke Jakarta untuk bertemu Soekarno.
Usaha pertama, tidak diketahui tahunnya, gagal karena Soekarno pergi ke mancanegara. Yang kedua atau sekitar 1963, Surokarto Kamidin berhasil bertemu Soekarno dan mendapatkan informasi bahwa Indonesia telah merdeka. Jadi, ada jeda 18 tahun bagi warga Dusun Jepang mengetahui bangsanya telah merdeka.
Listrik masuk ke Dusun Jepang pada akhir 1999 atau menjelang pergantian milenium. Jalan menuju dusun tak lagi makadam, tetapi konblok yang dipasang pada 2017. Di dusun ada sekolah dasar negeri, bahkan tempat ibadah, yakni masjid, yang bersebelahan dengan balai budaya.
Di kehidupan, tidak lagi Wong Samin sekadar bertani. Ada yang berdagang, jadi aparatur, pengusaha, dan pegawai. Mereka juga jamak memakai benda-benda dari bahan yang dianggap ”tak lestari”, yakni dari plastik. Ada sebagian petani yang sudah memakai pupuk kimia daripada bertahan dengan pupuk kandang.
Tidakkah toleransi atau keterbukaan bisa berisiko tinggi akan datangnya budaya penyusup yang merusak atau mengubah tatanan dalam kehidupan Sedulur Sikep di Dusun Jepang? ”Ora keno beda sapodo padaning urip (membeda-bedakan sesama makhluk hidup) lan jujur, sabar, trokal, narimo,” ujar Harjo Kardi. (Ambrosius Harto/Kompas.id)