Kadang-kadang ia menullis artikel atau cerpen di beberapa majalah. Kadang-kadang cerpen itu adalah cerpen Belanda yang dialihkannya ke alam Indonesia.
Kalau begini biasanya ia pakai nama samaran Sofram dan sebagainya. Dikantornya ia jadi kamus berjalan juga.
Orang-orang bertanya kepadanya tentang bagaimana caption ini seharusnya dan sebagainya.
Dibandingkan dengan kakaknya, Alex Mendur, Soemarto Frans Mendur tampak lebih tua.
Alex I. Mendur !ahir di Menado, 7 Nopember 1907. Ia yang tertua di antara 10 bersaudara, sedangkan Frans yang ke-3. Anak petani ini sekolah di SD Menado, lalu tahun 1925, dalam umur 16 tahun ia ikut kenalannya yang bekerja di KPM ke Jakarta. Maksudnya mencari kerja.
Mula-mula bekerja di perusahaan foto milik Belanda: Luyks, di Jalan Antara. Sekarang gedung tersebut sudah jadi Sarinah Nusantara.
Kerjanya di kamar gelap, cuci foto, afdruk dan sebagainya. Sesudah 3 atau 4 tahun di sana ia pindah ke Kodak di Jalan.H. Ir. Juanda sekarang.
Baca Juga: Jokowi Minta Izin Pindahkan Ibu Kota, Apakah Lokasi Ini yang Terpilih Jadi Pusat Pemerintahan?
Kerjanya tetap seperti dulu. Lalu pindah lagi ke perusahaan film Jerman di Jalan Mojopahit, Charls & Van Es. Disini ia belajar banyak kata pak Alex Mendur. Tapi belum memotret.
Kemudian ia pindah lagi ke Surabaya, pada Fotax. Selama setahun disini barulah ia belajar memotret, mempergunakan kamera besar yang pakai penutup kain hitam itu, seperti masih bisa Anda dapati dalam beherapa foto studio.
Ketika sudah mahir, ia pindah ke surat kabar Java Bode. Ia ajak temannya sekampung, F.F. Umbas untuk membantu. Pak F. F Umbas ini kemudian pernah jadi menteri muda perekonomtan pada kabinet Ali.