Follow Us

Ssstt, Lomba Foto Satwa dengan Hadiah Ratusan Juta Sudah Dibuka! Begini Cara Gampang Motret Satwa Kata Pakar!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 13 Agustus 2019 | 07:04
Fotografer lain bernama Christophe Vasselin mengambil gambar ketika Christophe Courteau diserang ole
Elisabeth Novina

Fotografer lain bernama Christophe Vasselin mengambil gambar ketika Christophe Courteau diserang ole

Fotokita.net - Kita tidak harus bertualang ke kawasan suaka margasatwa atau pergi ke belantara untuk mendapatkan foto satwa yang ciamik.

Penulis dan fotografer Arbain Rambey dalam buku Fotografi Satwa: 25 Tahun Lomba Foto Satwa Taman Safari Indonesia menuturkan, kebun binatang, kebun tanaman, taman, atau danau di dekat rumah menawarkan banyak potensi untuk safari skala kecil.

Ia menambahkan, pecinta fotografi satwa bebas sejati mungkin mencemooh ide untuk merekam satwa yang dipelihara di kebun atau taman.

Baca Juga: Foto Fenomena Langka Hujan di Padang Arafah, Apakah Ini Pertanda Perubahan Iklim Atau Berkah Yang Maha Kuasa?

Sementara Postojna adalah gua yang paling banyak dikunjungi di Slovenia, fotografer Robbie Shone dan
Citra Anastasia

Sementara Postojna adalah gua yang paling banyak dikunjungi di Slovenia, fotografer Robbie Shone dan

Kendati demikian, satwa-satwa peliharaan ini menyediakan kesempatan sempurna untuk mengasah keterampilan kita.

Di samping itu, kita jadi bisa pelesiran bersama keluarga sambil mengumpulkan foto-foto hewan berkualitas.

Cara hunting foto fauna yang murah seperti ini tentu jadi pilihan yang praktis dan menyenangkan, asal tahu menyiasati beberapa tantangannya.

Bila sudah berlatih, ada kompetisi foto yang cocok untuk mengasah kemampuan kita.

Baca Juga: Dulu Jadi Tempat Buang Sampah, Kini Kali di Kota Bogor Ini Bisa Jadi Tempat Berenang. Lihat Perbandingan Foto-fotonya!

Cassie Jensen, fotografer yang menyelam bersama hiu harimau dalam jarak yang sangat dekat di lepas p
Lutfi Fauziah

Cassie Jensen, fotografer yang menyelam bersama hiu harimau dalam jarak yang sangat dekat di lepas p

Hans Manansang, Deputy Director Taman Safari Indonesia (TSI) menuturkan, fotografi satwa menjadi medium untuk menyampaikan pesan pada masyarakat agar lebih cinta dengan satwa, terlebih satwa-satwa endemik Indonesia.

Hal ini senada dengan fokus TSI yang kini merawat sekitar 5000 hewan dari 300-an spesies.

Kabar baik buat penggemar fotografi dan hewan, gelaran tahunan International Animal Photo Competition (IAPC) kembali dihelat.

Kompetisi ini dibuka pada 27 Juli- akhir Oktober 2019.

Baca Juga: Tak Terima Anjing Kesayangannya Mati, Seorang Lelaki Matikan 3 Ekor Macan Tutul dengan Cara Ini

Rusa di Taman Safari Indonesia II Prigen.
Lutfi Fauziah

Rusa di Taman Safari Indonesia II Prigen.

Pemenang yang berhak meraih hadiah ratusan juta rupiah beserta produk kamera Canon akan dianugerahi pada malam puncak, 2 November 2019 mendatang.

Pertarungan fotografi yang diadakan sejak 1990 ini hadir dalam dua kategori yang bisa diikuti para peserta.

Baca Juga: Tak Disangka, Begini 10 Karya Fotografi Pertama di Dunia Sebelum Teknologi Kamera Secanggih Sekarang

Kategori pertama yakni TSI, yang diperuntukkan bagi peserta yang mengirimkan hasil karya foto yang diambil di seluruh area TSI Group.

Area ini mencangkup Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen, Bali Safari & Marine Park, Batang Dolphins Center, Royal Safari Garden & Resort, dan Jakarta Aquarium.

Kategori kedua yakni untuk Umum, yang diperuntukkan bagi peserta yang melakukan pemotretan satwa di mana pun selain TSI.

Pengunjung Pulau Rambut kerap mengabadikan foto satwa dan flora yang ada.
Bayu Dwi Mardana

Pengunjung Pulau Rambut kerap mengabadikan foto satwa dan flora yang ada.

Tips memotret hewan dalam kandang

Arbain menuturkan, tantangan untuk memotret hewan di balik jeruji biasanya dapat teratasi dengan lensa tele.

Jarak fokus panjang dapat membuat ruang tajam menyempit.

Itu artinya, background maupun foreground menjadi buram.

Jika memotret hewan di dalam jeruji kandang, kondisi buram ini menguntungkan karena fisik jeruji tampak mengabur.

Jeruji bahkan bisa tampak hilang, asalkan hewan tidak berada dekat jeruji kandang saat akan difoto.

Baca Juga: Pilot Punya Hobi Fotografi, Lihat Pemandangan Misteri Udara yang Bikin Kita Bergidik!

Satwa yang bisa didekati

Taman kota bisa jadi lokasi yang patut dicoba.

Arbain menuturkan, burung dan satwa yang bisa dijumpai di sana lebih dapat didekati ketimbang satwa di pedesaan.

Terlebih jika kita sudah berbekal makanan kesukaannya.

Contoh, tupai mudah direkam close-up atau bahkan dengan lensa wide angle lewat godaan sekantong kacang.

Luangkan waktu untuk mengamati satwa sebelum mereka agar kita bisa mengantisipasi gerakan yang akan mereka lakukan.

Pakaian pun berpengaruh

Jika kita ingin mengabadikan satwa di alam bebas, Arbain menyarankan penggunaan pakaian yang berwarna alami.

Gunakan juga pakaian dengan bahan nyaman yang memungkinkan kita bergerak tenang.

Saku dan tas sebisanya pakai risleting ketimbang velcro yang berisik jika dibuka-tutup.

Gunakan pula pelindung alami untuk berpindah posisi dan bergerak perlahan menuju objek dengan zig-zag.

Jika mendekati mamalia, Arbain menyarankan untuk dekati obyek dari arah berlawanan angin agar ia tak bisa mencium aroma tubuh kita.

Baca Juga: Mengapa Orang Jadul Ogah Senyum Sewaktu Difoto? Sejarah Fotografi Ini Berhasil Mengungkapnya!

Memotret makro serangga

Menjelang musim panas, serangga akan mulai bermunculan.

Capung, contohnya.

Arbain menuturkan, akan lebih mudah untuk memotret serangga di pagi hari, sebelum menghangatkan diri dan beraktivitas.

Di malam hari, serangga banyak bersembunyi di semak rimbun, sehingga lebih sulit ditemukan.

Dekati obyek perlahan dan hindari bayangan diri kita mengenai objek, sehingga ia tak kabur.

Gunakan lensa makro yang lebih panjang dengan jarak fokus, misalnya 105 mm dan 180 mm agar tak membuat serangga ketakutan.

Baca Juga: Gara-gara Proyek Fotografi, Perempuan Ini Berhasil Menemukan Kembali Sang Ayah yang Hilang

Mengabadikan satwa beraksi

Merekan satwa yang sedang beraksi bisa jadi tantangan tersendiri, terlebih jika kita menggunakan lensa panjang.

Perbesaran ekstrem dari lensa telefoto akan menyulitkan untuk mengikuti objek yang bergerak cepat tanpa latihan memadai.

Untuk menyiasatinya, Arbain menyarankan untuk coba rekam dari jarak yang lebih dekat dengan objek.

Di samping itu, pertimbangkan gerakan seperti apa yang ingin ditampilkan dalam foto, tajam atau kabur.

Jika ingin foto yang tajam dan gerakan seolah freeze, pakai shutter speed yang cepat.

Kecepatan yang dibutuhkan tergantung jarak obyek, kecepatan obyek bergerak, dan arah gerak satwa ke kamera.

Sementara itu, jika ingin memasukkan elemen kabur, pilih pengaturan aperture lebih kecil atau ISO lebih rendah untuk mendapatkan shutter speed lebih lambat.

Motion blur dapat mempertegas kesan kecepatan.

Nah, demikian kiat mengabadikan satwa dengan baik. Jika sudah siap dengan karya terbaik, cek animalphotocompetition.com untuk ikuti kompetisinya.

(Trisna Wulandari/Intisari Online)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest