Follow Us

Menarik, Fotografer Aceh Ini Dokumentasikan Khanduri Laot di Sabang

- Senin, 08 April 2019 | 14:28
Tradisi tarik pukat yang dilakukan nelayan Aceh, bagian dari tradisi budaya melaut nelayan. Acara ini dapat disaksikan saat Khanduri Laot di Dermaga CT3 Sabang.
Dani Randi

Tradisi tarik pukat yang dilakukan nelayan Aceh, bagian dari tradisi budaya melaut nelayan. Acara ini dapat disaksikan saat Khanduri Laot di Dermaga CT3 Sabang.

Fotokita.net - Nelayan dan masyarakat pesisir di Kota Sabang, Pulau Weh, Provinsi Aceh memang dikenal punya cara tersendiri dalam menunjukkan rasa syukur atas rezeki yang datang dari laut. Lewat upacara tradisional tahunan Khanduri Laot, mereka menyampaikan doa kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat bahari.

Tiap tahun, ratusan nelayan beserta beberapa panglima laut mengadakan gelaran Khanduri Laot sebagai upacara ujud syukur mereka kepada Tuhan. Meski digelar setiap tahun, tahun 2018 adalah pertama kalinya upacara ini dilaksanakan secara akbar dengan konsep festival.

Baca Juga : Benda Asing dari Dalam Perutnya Masih Misteri, Bangkai Ikan Mola Dikuburkan di Tepi Teluk Ambon

Tradisi tarik pukat yang dilakukan nelayan Aceh, bagian dari tradisi budaya melaut nelayan. Acara ini dapat disaksikan saat Khanduri Laot di Dermaga CT3 Sabang.
Dani Randi

Tradisi tarik pukat yang dilakukan nelayan Aceh, bagian dari tradisi budaya melaut nelayan. Acara ini dapat disaksikan saat Khanduri Laot di Dermaga CT3 Sabang.

Dihadiri juga oleh masyarakat dan pejabat terkait, Festival Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir Khanduri Laot diadakan di area Dermaga Container (CT-3) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).

Serangkaian prosesi digelar, mulai dari aksi balas pantun, seumapa, pembacaan ayat kursi, pelantunan syair Aceh, penyantunan anak yatim, pelepasan kapal pukat, sampai aksi tarian seni air tradisional.

Baca Juga : Perilaku Tak Terpuji, Foto Ini Bikin Miris Para Pihak yang Peduli MRT

Panglima Laot dan adat Aceh mempeseujuk (tepung tawari) nelayan Aceh, di Festival Khanduri Laot yang digelar di pelabuhan dermaga CT 3 Sabang.
Dani Randi

Panglima Laot dan adat Aceh mempeseujuk (tepung tawari) nelayan Aceh, di Festival Khanduri Laot yang digelar di pelabuhan dermaga CT 3 Sabang.

Gelaran ini juga sebagai wadah sosialisasi kearifan lokal tentang laut. Apalagi keberadaan panglima laut menjadi penting dalam tatanan kehidupan sosial nelayan di Aceh. Lembaga panglima laut bisa menjadi mediator bila ada selisih atau sengketa antar nelayan. Panglima laut dapat menjadi mediator bila ada sengketa dan menjadi penghubung antara nelayan dengan pemerintah.

Selain itu bisa menjadi lembaga yang menjaga ekosistem laut, dan yang terpenting panglima laot itu menjadi pemersatu masyarakat pantai dan lautan di ujung paling barat Indonesia.

Baca Juga : Rupanya Kamera Ponsel Tak Bisa Mengikuti Perkembangan Fitur Ini. Yuk Cari Tahu!

Wisatawan mancanegara ikut menyaksikan festival khanduri laot yang digelar di Dermaga CT3, Sabang, Aceh.
Dani Randi

Wisatawan mancanegara ikut menyaksikan festival khanduri laot yang digelar di Dermaga CT3, Sabang, Aceh.

Filosofi yang terpenting dari Kenduri Laot adalah rasa syukur seluruh nelayan terhadap apa yang telah didapatkan dari laut. Laut menjadi sumber rezeki bagi nelayan yang tinggal di pesisir, khususnya masyarakat Sabang.

Fotografer yang bermukim di Aceh, Dani Randi mendokumentasikan agenda wisata unggulan ini dari ujung Barat Indonesia. Ia juga bisa disapa lewat akun Instagramnya, @danirandii

Wisatawan mancanegara ikut menyaksikan festival khanduri laot yang digelar di Dermaga CT3, Sabang, Aceh.
Dani Randi

Wisatawan mancanegara ikut menyaksikan festival khanduri laot yang digelar di Dermaga CT3, Sabang, Aceh.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest