Tiket Candi Borobudur Naik Jadi Rp 750 Ribu, Ahli Sentil Foto Pengunjung Sembarangan Injak-injak Stupa

Minggu, 05 Juni 2022 | 15:24
FB Sari Febrianie

Menko Luhut bakal menaikkan harga tiket Candi Borobudur jadi Rp 750 ribu. Ahli arkeologi menyentil foto pengunjung injak-injak stupa.

Fotokita.net - Rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menaikkan harga tiket masuk Candi Borobudur buat wisatawan Nusantara menjadi Rp 750 ribu per sekali masuk menuai kontroversi di jagat maya. Namun, ahli arkeologi menyentil foto pengunjung lokal yang sembarangan menginjak-injak stupa candi yang termasuk salah satu dari 7 keajaiban dunia versi UNESCO ini.

Luhut mengatakan rencana pemerintah menaikkan harga tiket masuk Candi Borobudur secara drastis sejalan dengan tujuan membatasi pengunjung Candi Borobudur. Pemerintah bakal menerapkan tarif baru tiket masuk bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara.

Menurut Luhut, wisatawan nusantara bakal dikenakan biaya tiket seharga Rp750.000 untuk sekali masuk. Saat ini, tarif tiket wisatawan lokal dipatok sebesar Rp50.000 untuk usia di atas 10 tahun. Lalu anak usia 3-10 tahun dikenakan tarif masuk Rp25.000, dan anak di bawah tiga tahun tidak dikenakan biaya.Adapun untuk wisatawan mancanegara, lanjut Luhut, bakal dikenakan tarif US$100 atau setara dengan Rp1.443.000 (kurs Rp 14.400). Saat ini, wisatawan asing dewasa diharuskan membayar sebesar Rp350.000 dan untuk turis asing anak-anak dikenai biaya Rp210.000.Asal tahu saja, harga tiket masuk Candi Angkor Wat di Kamboja mencapai US$37 (Rp534.000) untuk satu hari; US$62 (Rp894.877) untuk tiga hari; serta US$72 (Rp1,04 juta) untuk tujuh hari. Sementara itu, harga tiket masuk Tembok Raksasa di China bervariasi, mulai dari 25 yuan (Rp54.000) sampai 65 yuan (Rp140.861). Melalui kenaikan harga tiket secara drastis itu, Luhut menyebutkan akan membatasi jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur sebanyak 1.200 orang per hari.

"Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara," terang Luhut dalam akun Instagram pribadinya pada Sabtu (4/6/2022).

Baca Juga: Pamer Kekuatan di Jalanan, Ini Foto Sosok Pendiri Khilafatul Muslimin yang Ikut Ngebom Candi Borobudur, BNPT Sampai Buka Suara

Selain tiket masuk yang dinaikkan, Luhut menjelaskan, semua wisatawan yang masuk ke Candi Borobudur diwajibkan menggunakan jasa pemandu dari warga lokal."Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur, ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging (rasa memiliki) terhadap kawasan ini," papar Luhut."Sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," sambungnya.Jumlah pengunjung Candi Borobudur mulai meningkat akhir-akhir ini setelah sempat menurun drastis pada awal pandemi. Manajer Umum Taman Wisata Candi Borobudur, Aryono Hendro Malyanto, mengatakan kepada media bahwa jumlah pengunjung cukup signifikan saat Lebaran hari kedua pada Selasa (3/5/2022), yaitu 16.537 pengunjung. Sedangkan pada Lebaran hari pertama, Senin (2/5/2022) jumlah pengunjung mencapai 6.785 orang.Lantas, pada Rabu (4/5/2022) pengunjung meningkat lagi menjadi 27.332 orang dan puncaknya pada Kamis (5/5/2022) yang mencapai 31.089 orang terdiri dari 31.050 orang wisatawan domestik dan 39 orang wisatawan mancanegara.Aryono Hendro Malyanto menyebutkan pada 2020 kunjungan wisata ke Candi Borobudur sekitar 990 orang dan tahun 2021 sebanyak 420 orang. Angka tersebut jauh di bawah angka pengunjung sebelum pandemi, yakni pada 2019 sebanyak 3,8 juta orang.

Ahli Arkeologi sekaligus penulis lepas, Djulianto Susantio telah mengupas rencana kenaikan tiket masuk Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu. Djulianto menyatakan dukungan melalui karya tulisnya yang tayang melalui Kompasiana.

"Sepengetahuan saya, dalam taman banyak tersedia fasilitas untuk pengunjung. Ada museum dan sarana rekreasi. Jadi para pengunjung tidak perlu menaiki candi. Malah kalau naik akan menambah beban Candi Borobudur. Batu-batu akan semakin aus diinjak banyak pengunjung. Relief-relief akan kotor karena sering dijamah pengunjung," tulis Djulianto.

Baca Juga: Masuk Daftar 7 Keajaiban Dunia, Siapa Sangka Foto-foto Jadul Ini Buktikan Borobudur Ditemukan Kembali dalam Kondisi yang Mengenaskan

FB Sari Febrianie

Menko Luhut bakal menaikkan harga tiket Candi Borobudur jadi Rp 750 ribu. Ahli arkeologi menyentil foto pengunjung injak-injak stupa.

Dia lalu menjelaskan, Candi Borobudur merupakan bangunan purbakala unik karena badannya bisa dinaiki banyak orang sekaligus. Pengunjung rata-rata akan menuju bagian atas yang disebut arupadhatu.Sekadar gambaran, pada 2019, sebanyak 4,39 juta turis lokal dan mancanegara mengunjungi Candi Borobudur. Bayangkan, berapa besar berat pengunjung. Dari segi daya dukung candi, tentu semakin lemah karena candi berdiri di atas bukit yang dipangkas. Berapa banyak batu yang rusak kena alas kaki pengunjung. Semakin banyak pengunjung, pasti merusakkan semakin banyak batu."Nah, inilah kekhawatiran banyak konservasionis atau pakar konservasi. Batu-batu Candi Borobudur dulu banyak melesak atau hampir roboh karena ratusan tahun tidak ditangani. Barulah kemudian mulai abad ke-19 dilakukan pemugaran bertahap. Puncaknya, pemugaran besar-besaran selesai pada 1983," sebut Djulianto mengingatkan pembatasan jumlah pengunjung di Candi Borobudur. Karena sudah indah, tentu didatangi banyak pengunjung. Dalam pengukuran beberapa tahun kemudian, diketahui lantai Candi Borobudur telah melesak. Yah, antara lain karena tidak kuat menahan beban pengunjung.UNESCO, Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan kemudian mewanti-wanti agar jumlah pengunjung dibatasi. Mereka mengancam akan mencabut Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia apabila manajemen tidak baik.Candi Borobudur mulai dikomersialkan pada 1978 ketika ada pembicaraan antara Ditjen Kebudayaan dengan Ditjen Pariwisata. Kemudian terbentuklah PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Baka. Saat ini institusi tersebut berada di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. TMII mulai bergabung dengan institusi itu.

Djulianto yang pernah menulis skripsi tentang konservasi Candi Borobudur dari pandangan arkeologi pada 1985 telah mengingatkan pentingnya upaya perlindungan Candi Borobudur akibat ulah manusia.

Baca Juga: Ironis! Foto Luhut Tertawa Bersama Tersangka Mafia Minyak Goreng Viral, Nama Angelina Sondakh Ikut Disebut-sebut

FB Sarie Febrianie

Menko Luhut bakal menaikkan harga tiket Candi Borobudur jadi Rp 750 ribu. Ahli arkeologi menyentil foto pengunjung injak-injak stupa.

"Waktu itu ada beberapa saran yang saya kemukakan. Antara lain pengetahuan kearkeologian penting diajarkan kepada anak-anak sekolah. Lembaga pariwisata juga harus berperan, dengan kegiatan pariwisata terencana dan terkontrol dengan baik. Hanya dalam bentuk rombongan pengunjung boleh naik didampingi pemandu.Saya juga menyarankan setiap pengunjung memakai alas kaki khusus yang lembut untuk naik ke atas candi. Selain itu memberi alas, terutama pada undak, untuk meminimalisasi gesekan antara alas kaki dengan batu," tulis Djulianto.

Sebetulnya, mantan Kepala Balai Arekologi Borbudur Marsis Sutopo pernah mengingatkan kondisi Candi Borobudur sudah semakin aus, terutama di tempat yang sering diinjak oleh pengunjung.

Tim ahli Cagar Budaya Nasional dan Asesor Cagar Budaya itu sudah melontarkannya dalam sebuah acara diskusi “Reorganisasi Pengelolaan Kawasan Candi Borobudur” di Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin, 30 September 2019. "Sementara, jumlah pengunjung ke candi itu tidak dibatasi," kata Marsis.

Kerusakan candi bisa diminimalisir jika pemanfaatan untuk pariwisata tetap mempertahankan aspek pelestarian. Dua aspek ini memang sudah berjalan tetapi belum ada sinkronisasi dan harmonisasi. “Aspek keseimbangan itu perlu ditingkatkan lagi, tetapi karena koordinasi dan harmonisasi belum berjalan secara optimal sehingga kadang kala menjadi kekhawatiran dari pihak-pihak pemerhati pelestarian (candi),” sebut Marsis.Peninggalan nenek moyang ini ternyata setelah 1200 tahun dibangun, mendatangkan banyak manfaat tapi juga masalah. Mendatangkan banyak manfaat karena menjadi destinasi wisata. Setiap tahun dapat mendatangkan jutaan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Bahkan sekarang sudah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Bali Baru sesuai kebijakan pengembangan pariwisata nasional.

Namun, kritik atas rencana pemerintah memberlakukan tarif baru tiket masuk Candi Borobudur bagi wisatawan nusantara sebesar Rp750.000 juga muncul dari sejumlah kalangan.

Baca Juga: Pantas Keponakan Luhut Binsar Komentari Foto Luna Maya, Ternyata Mantan Ariel Noah Dapat Uang 71 Miliar dari Pengusaha Ini

FB Sari Febrianie

Menko Luhut bakal menaikkan harga tiket Candi Borobudur jadi Rp 750 ribu. Ahli arkeologi menyentil foto pengunjung injak-injak stupa.

Dari perspektif perlindungan terhadap cagar budaya, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sri Margana, sepakat bahwa "membatasi kunjungan untuk preservasi heritage yang sudah ribuan tahun umurnya itu baik".Pembatasan pengunjung juga perlu karena, menurutnya, setiap tahun jumlah wisatawan di Borobudur semakin berjubel di area yang terbatas sehingga pengunjung tidak bisa menikmati kunjungannya dengan nyaman. Namun, dia tidak sepakat dengan rencana kenaikan harga tiket bagi wisatawan domestik hingga mencapai Rp750.000."Membatasi kunjungan dengan cara menaikkan tiket secara ugal-ugalan itu juga akal-akalan saja, mau melindungi obyeknya tetapi tidak mau berkurang penghasilannya," kata pria yang berfokus pada bidang ilmu sejarah dan arkeologi tersebut. Ada dua solusi yang dia tawarkan untuk membatasi kunjungan, alih-alih menaikkan harga tiket hingga ratusan ribu rupiah. "Masih ada cara yang lebih bijak, yaitu dengan membatasi kuota kunjungan, khususnya bagi para pengunjung rombongan dengan melakukan reservasi lebih dulu."Atau mengatur aliran pengunjung sedemikian rupa sehingga tidak merusak heritage. Misalnya membedakan tiket bagi mereka yang ingin naik ke candi atau hanya berkeliling di sekitar candi," paparnya.Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah sangat menyayangkan rencana penerapan tarif baru tiket masuk kawasan Candi Borobudur. "Ini terlalu mahal kenaikannya," kata Penasihat Asita Jawa Tengah, Daryono, kepada wartawan di Solo, Fajar Sodiq, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.Harga kenaikan tersebut, menurut dia, akan sangat memberatkan untuk para wisatawan lokal. Tak hanya itu, kenaikan harga tiket juga diprediksi bakal membuat para pelaku usaha perjalanan wisata mengalami kerugian pasalnya para biro wisata telah memesan tiket destinasi wisata untuk konsumen setahun sebelumnya.Sebelum menaikkan harga tiket, ia meminta kepada pemerintah untuk mengajak bicara dengan para pemangku kepentingan di sektor wisata dan industri. "Hendaknya semua stakeholder diajak ngomonglah biar bisa kasih masukan-masukan agar tidak merugikan semua pihak, mulai dari turis lokal, biro perjalanan dan lainnya," kata dia.

Baca Juga: 7 Foto Meme Makan di Warteg Cuma 20 Menit, Netizen Sentil Luhut: Aduh Kegigit Lengkuas!

FB Sari Febrianie

Menko Luhut bakal menaikkan harga tiket Candi Borobudur jadi Rp 750 ribu. Ahli arkeologi menyentil foto pengunjung injak-injak stupa.

Sementara itu, salah satu pedagang asongan kacamata di kompleks Candi Borobudur, Rokhani, juga menyayangkan rencana kenaikan tarif tersebut. Menurutnya kenaikan itu terlalu tinggi dan akan berdampak terhadap penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. "Itu kan terlalu mahal dan kami merasa keberatan," keluh perempuan berusia 44 tahun tersebut.Sedangkan terkait kebijakan tarif tiket pelajar yang tidak mengalami lonjakan tinggi, ia mengaku bahwa keberadaan wisatawan pelajar tidak seperti wisatawan dewasa dalam negeri. "Kalau untuk siswa kan cuma masa liburan. Sedangkan setiap harinya itu banyak yang domestik dan mancanegara," ujarnya.Ia pun meminta kepada pemerintah untuk membatalkan rencana tersebut. Pasalnya, saat ini kondisi kunjungan wisatawan Candi Borobudur sudah mulai normal setelah dua tahun terpuruk karena pandemi."Ini baru mau bangkit ekonomi para pedagang kecil di Borobudur, terus nanti kalau naik tarifnya bakal sepi dan ekonomi melemah lagi. Dua tahun nggak ada pemasukan selama pandemi," kata dia.

Sementara itu,wartawan senior Kompas Sari Febrianie melalui akun Facebook miliknya pernah menyentil foto pengunjung yang sembarangan menginjak-injak stupa Candi Borobudur.

"Tahu diri, tahu adat," begitu tulis Sari menuliskan komentar putra sulungnya setelah mengunjungi tempat ibadah bernama Candi Borobudur untuk kedua kalinya:"Jujur, aku jadi kasihan sama orang Buddha. Tempat ibadahnya diginiin sama orang-orang. Kalo masjid kita diginiin gimana Ma?" tanya sang putra kepadanya. Wartawan yang sudah malang melintang ini langsung menukas. "Ya kita demo berjilid-jilid dong."

Dia juga memberikan catatan bahwa petugas sudah berkali-kali memberi peringatan lewat pengeras suara, serta inspeksi keliling dan teguran langsung terus menerus: "mohon tidak memanjat, duduk, atau bersandar pada candi/stupa". Candi ini selain tempat ibadah, tempat suci, juga situs purbakala.

Baca Juga: Luhut Minta Kapolda Metro Tutup Holywings, Hotman Paris Bicara Kasus Hukum Ini, Pamer Foto Bareng Tangan Kanan Jokowi

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya