Fotokita.net - Politikus sekaligus tokoh Betawi,Abraham Lunggana atau Haji Lulung, meninggal dunia pada Selasa (12/12/2021). Ketua DPW PPP DKI Jakarta ini sempat berseteru dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Foto bareng Haji Lulung dengan Ahok kini tinggal kenangan. Dulu Haji Lulung sempat memuji kehebatan suami Puput Nastiti Devi usai terpilih sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Kabar duka menerpa dunia politik Tanah Air.Haji Lulung meninggal dunia. Politikus yang kenyang pengalaman itu meninggal dunia di RS Harapan Kita. Haji Lulung sempat dirawat di rumah sakit karena jantung.
Kabar Haji Lulung meninggal dunia disampaikan Sekjen PPP Arwani Thomafi. "Innalillahi wa innailaihi rajiun," kata Arwani. Elite PPP Achmad Baidowi juga menyampaikan kabar Haji Lulung meninggal dunia. "Haji Lulung wafat," kata Baidowi
Arwani menyebut Haji Lulung meninggal dunia di di RS Harapan Kita, Jakarta. Arwani memohon doa. "Telah berpulang ke rahmatullah Haji Lulung Lunggana meninggal dunia hari ini Selasa 14 Desember 2021 jam 10.51 WIB di RS Harapan Kita Jakarta. Mohon doanya agar beliau di terima amal ibadahnya. Husnul Khotimah," katanya.
Guruh Tirta Lunggana, menjelaskan kondisi ayahnya yang tengah terbaring di rumah sakit. Guruh membenarkan ayahnya mengalami gangguan kesehatan jantung.
Baca Juga: Foto Haji Lulung Dibuat Koma Sudah Dibantah, Ahok Beri Komentar Begini
"Kepada rekan-rekan semua, saya Guruh Tirta Lunggana atas nama keluarga Haji Lulung Abraham Lunggana, menyampaikan bahwa benar adanya saat ini Haji Lulung (HL) sedang mengalami gangguan kesehatan jantung," kata Guruh dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/12/2021).
Selain dikenal sebagai politikus, Haji Lulung juga dikenal sebagai tokoh Tanah Abang yang merintis usaha dari nol. Dikutip dari laman Jakarta.go.id, sebelum menjadi politikus, nama Haji Lulung sudah terkenal di seantero Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tentang nama Lulung yang lebih popular dari nama asli pemberian orangtuanya, ada ceritanya.
Di dalam buku Tenabang Kate Anak Tenabang yang disusun oleh Ahmad Mathar Kamal dan Faiz Sungkar disebutkan bahwa bapaknya, Ibrahim Tjilang, saat itu mengidolakan Abraham Lincoln sehingga nama Abraham dijadikan nama putra ketujuhnya dari sebelas anak-anaknya.
Sejak kecil, ia sudah menghadapi pahitnya kehidupan karena pada tahun 1975, saat ia berusia 16 tahun, ia ditinggal wafat bapaknya yang seorang tentara berpangkat Peltu. Ibunya yang menjadi single parent masih memiliki keturunan dari KH. Abdullah Syafiie, pendiri Perguruan Islam Asy-Syafiiyyah.
Ia membantu mencari nafkah untuk ibu dan saudara-saudaranya dengan mengumpulkan sampah pasar berupa plastik, karung, kardus, dan per untuk ngebal. Dikarenakan ia tinggal di dekat pasar, maka ia mencari uang di pasar. Kehidupannya sedikit mulai sedikit berubah ketika ada perluasan Pasar Kebon Dalem (1976), ia sudah menjadi bos barang bekas.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membagikan foto kondisi terkini Haji Lulung yang terkulai lemah di rumah sakit.
Oleh karena harus bekerja, ia meninggalkan sekolahnya selama tiga tahun demi mencari uang. Pada tahun 1978, ketika ia sudah memiliki kemampuan cukup, Lulung melanjutkan kembali sekolah ke STM di YPMII di daerah Pasar Jum'at (sekarang sekolah itu sudah tidak ada lagi).
Melihat perkembangan pasar semakin berkembang, ia memiliki pemikiran sejak masih SMP untuk mencari cara bagaimana mendapatkan satu persen dari peredaran uang di Pasar Tenabang. Obsesi satu persennya terbuka ketika ada penggusuran eks Markas AURI di Tenabang Bukit. Saat itu, ia kembali berusaha di barang bujuran kiloan. Ia juga sempat menjadi satpam di pertokoan tersebut. Interaksinya dengan lingkungan dan tokoh masyarakat, membuat dia dipercaya sebagai Kamtib LKMD Kelurahan Kampong Bali.
Sebelumnya, ia juga menjadi keamanan RW. Sejak tahun 1981, ia sudah berorganisasi karena dia menjadi Ketua Pemuda Panca Marga Kecamatan Tanah Abang. Tahun 1981, ia lulus dari STM.
Mulai tahun 1986, usahanya mulai terlihat maju, terlebih saat ia fokus pada investasi lingkungan untuk mewujudkan obsesi satu persennya dan mendapat kepercayaan dari para pengusaha di Tanah Abang. Kompleks Ruko Tanah Abang Bukit adalah tempat pertama kali yang dikelola olehnya dari segi keamanan dan lingkungan, kemudian menyusul kompleks ruko di JI Fachrudin.
Baca Juga: Foto Terkini Haji Lulung Bikin Eko Patrio Mohon Doa, Suami Viona Rosalina: Dia Hanya Berbisik
Foto Haji Lulung yang tergolek lemah di ranjang rumah sakit sudah membuat netizen syok. Ahok beri komentar ini.
Pada saat menjelang krisis moneter di tahun 1997, berkaitan dengan pengembangan Pasar Tenabang Blok F, ia membangun kios-kios kecil di pinggir tembok Blok F. Dengan membangun kios-kios kecil ini, ia telah memberi peluang kepada pedagang ekonomi lemah untuk mendapatkan tempat berdagang dengan sistem sewa yang tidak mahal. Ia kemudian dipercaya oleh Perpasaran Tanah Abang untuk menjaga keamanannya.
Pada tahun 2000, saat dibangun pertokoan Metro Tanah Abang oleh PT Rointa, yang juga membangun jembatan toko yang menyambung Pasar Regional Tenabang, ia dipercaya menjadi manajer di Pertokoan Metro Tanah Abang. Selain itu, pengembang juga memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola keamanan di Metro Tanah Abang.
Jejak politik Haji Lulung memang penuh lika-liku. Dia mengawali karir politiknya bersama PPP. Namun, dia lantas meninggalkan PPP saat partai berlambang Ka'bah itu mengalami perpecahan.
Haji Lulung kala itu pindah haluan ke Partai Bintang Reformasi (PBR). Dia bahkan menjabat sebagai Ketua DPC PBR Jakarta Barat. Pasca Pemilu 2004, Haji Lulung pun kembali ke PPP dan terpilih menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat.
Karir Haji Lulung di politik semakin menanjak saat ia terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta secara 2 periode berturut-turut pada 2009-2014 dan 2014-2019. Pasca Pemilu 2004, Haji Lulung pun kembali ke PPP dan terpilih menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat.
Haji Lulung ikut angkat bicara terkait jabatan mantan lawan politiknya, Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Karir Haji Lulung di politik semakin menanjak saat ia terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta secara 2 periode berturut-turut pada 2009-2014 dan 2014-2019.
Haji Lulung saat itu juga didapuk menjadi Ketua DPW DKI Jakarta. Lulung menjabat sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta dalam kepengurusan PPP yang dipimpin Djan Faridz. Saat terjadi konflik kepengurusan di PPP, Lulung memang setia bersama dengan Djan Faridz.
Haji Lulung pun kala itu didapuk sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta di masa periode 2014-2019. Namanya mulai menjadi sorotan lantaran kerap berseteru dengan Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Romansa Haji Lulung dan PPP mulai menemui lika-liku pasca dualisme kepengurusan terjadi. Haji Lulung saat itu memilih mendukung kubu Suryadharma Ali dan Djan Faridz. Dukungannya pun membuat dirinya didepak dari PPP hasil muktamar di Surabaya yang kemudian dipimpin Romahurmuziy (Rommy).
Namun, hubungan Haji Lulung dengan PPP Djan pun berujung perseteruan. Gonjang-ganjing mulai terjadi di masa Pilkada 2017. Saat itu, Haji Lulung membelot dengan mendukung pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni. Padahal, PPP Djan kala itu melabuhkan dukungannya ke Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Foto Haji Lulung yang tergolek lemah di ranjang rumah sakit sudah membuat netizen syok. Ahok beri komentar ini.
Selisih paham lantas terus bergulir. Di Pilkada DKI putaran kedua, Haji Lulung lagi-lagi memilih berbeda suara dengan partainya dengan mendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Buntutnya, Haji Lulung pun dipecat dari PPP Djan. Djan menyatakan pemecatan Lulung ini juga dibarengi dengan pemecatan sembilan kader PPP lainnya.
"Tadi pagi dikirim SK-nya. Sampai saat ini belum ada respons. Dia menghilang. Selain terhadap beliau, kami memecat sembilan kader lainnya," ujar Djan saat jumpa pers di kantor PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017).
Djan mengatakan sembilan kader lainnya mengikuti jejak Lulung, yang telah menyatakan dukungan kepada pasangan calon yang berbeda dengan PPP. Itu sebabnya, Djan menyebut pemecatan itu merupakan upaya terakhir untuk menyatukan suara.
Usai didepak Djan, Lulung pun kembali menjalin komunikasi dengan PPP kubu Rommy. Saat itu, dia bahkan menganggap pemecatannya dari kepengurusan PPP kubu Djan sebagai dagelan. Itu karena dia menganggap PPP yang sah adalah kubu Rommy.
Namun, tak lama, Haji Lulung merasa dibohongi oleh PPP kubu Rommy. Dia merasa dimanfaatkan setelah mendeklarasikan diri untuk mendukung Rommy. Sebab, saat itu, dia justru tak diberikan kursi Ketua DPW DKI dan hendak dipindahkan ke DPP.
Eko Patrio menjenguk Haji Lulung bersama Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. Foto terkini Haji Lulung sudah bikin cemas netizen.
"Saya nih sekarang dibohongin, kalau jadi Ketua DPW deklarasi siap diperintah Rommy, geger tuh. Makanya kemarin saya deklarasi, komentar saya jadiin profil FB-nya Rommy. Haji Lulung sudah gabung ke kita, Haji Lulung serahkan kantor DPW, saya serahkan. Terus saya dijanjiin jadi ketua, mana percaya saya, DPW saja saya nggak dikasih, buat deklarasi saja nggak dikasih," kata Lulung kepada detikcom, Selasa (17/4/2018).
Perselisihan dengan PPP itu pun membuat Haji Lulung akhirnya memutuskan bergabung dengan PAN. Kala itu, dia mengaku sudah tidak mendapat tempat lagi di PPP.
"Saya nggak ada tempat di PPP. Jadi gini, PPP itu kan dulu dukung Ahok, saya nggak dukung Ahok, makanya saya dipecat PPP. Nah sekarang harusnya kan sudah terjadi rekonsiliasi, kita kan korban mereka, korban elite yang kemudian sekarang SK saya tak diberikan kembali, yaitu SK Jakarta. Namun saya disuruh pindah ke DPP menjadi salah satu wakil ketua umum atau wakil ketua, terus kalau selesai gimana prosesnya kan sulit," kata Lulung saat mendampingi Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno di Jakarta Timur, Senin (18/6/2018).
DPW PAN pun menyambut kepindahan Abraham Lunggana alias Lulung dari PPP ke PAN. PAN memaknai kepindahan Lulung yang telah hijrah dari partai pendukung penista agama ke partai pro-ulama. Saat itu diketahui, PPP kubu Djan mendukung Ahok-Djarot.
"Ketua dan seluruh kader DPW Jakarta mengucapkan selamat datang atas bergabungnya Bang Haji Lulung ke PAN. Tapi saya ingin membuat statement memaknai hijrahnya beliau ke PAN. Pertama, ini merupakan hijrahnya aspirasi umat dari partai (pro)-penista agama ke partai pro-ulama dan pro-rakyat," kata Bendahara DPW PAN Bambang Kusumanto di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2018).
Hengkang dari PPP, Haji Lulung pun mundur dari DPRD DKI Jakarta. Dia kemudian mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Dapil III Jakarta bersama PAN dan terpilih. Tahun-tahun berlalu, Haji Lulung akhirnya keluar dari PAN dan kembali ke rumah lamanya, PPP. Haji Lulung mengaku ditugasi lagi menjadi Ketua DPW PPP DKI Jakarta.
"Sejak tanggal 6 saya diangkat menjadi, ditugaskan oleh PPP, menjadi Ketua DPW DKI PPP. Tentunya, mohon doa restu sama semua umat, kami mohon doa restu kepada semua masyarakat, agar saya dapat menjalani dengan PPP ini dengan baik," kata Lulung saat dihubungi, Selasa (7/9/2021).
Dengan berhenti dari PAN, Haji Lulung menyebut dirinya bakal menjalani pergantian antarwaktu sebagai anggota DPR RI. Lulung mengaku ikhlas karena takzim kepada ulama-ulama yang memintanya kembali ke PPP.
Beberapa waktu lalu, saat masih aktif sebagai anggota DPR RI, Haji Lulung mengomentaridipilihnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ketika itu, Haji Lulung tercatat sebagai anggota komisi VII DPR. Menurutnya, Ahok punya kapasitas untuk memberantas mafia migas di Pertamina.
Baca Juga: Unggah Foto Ulang Tahun, Teman Puput Nasiti Keceplosan, Rahasia Istri Ahok Terbongkar
Pria yang akrab disapa Haji Lulung itu mengatakan, masuknya Ahok bisa memberantas mafia migas yang lama namun tidak kemudian memunculkan mafia baru. "Saya yakin dengan adanya Pak Ahok tidak ada kemudian hilangnya mafia yang lama datang lagi mafia yang baru. Insyaallah ya, yakin itu," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan direksi Pertamina di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).
"Saya yakin kalau Pak Ahok masuk (Pertamina) kemarin tagline di ILC (Indonesia Lawyers Club), untuk memberantas mafia, oleh karenanya saya sepakat dengan Pak Maman dari Golkar," ujarnya.
Pernyataan Lulung lalu sempat dikomentari oleh anggota yang lain, apakah benar saat ini di Pertamina ada mafia. Lulung pun meyakini itu karena isu yang beredar selama ini. "Ya kalau isunya seperti itu kan pasti ada (mafia) ya," sebutnya.
Haji Lulung memang ikut angkat bicara terkait jabatan baru mantan lawan politiknya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Lulung menyatakan yakin keberadaan Ahok di perusahaan minyak dan gas (migas) negara itu bisa membantu memberantas mafia migas. Karenanya dia juga mengimbau agar kehadiran Ahok di tubuh Pertamina jangan dijadikan sebagai ancaman.
"Pak Ahok itu orang baik yang saya kenal, jangan kemudian berpikir ada ancaman di situ," kata Lulung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Kamis (28/11/2019).
Lebih lanjut, Lulung juga mengatakan akan mengawal Ahok dalam tugas pemberantasan mafia migas di tubuh Pertamina. Dengan masuknya Ahok, dia juga optimistis mafia migas yang selama ini merugikan keuangan negara dapat dihilangkan.
"Saya yakin dengan adanya pak ahok tidak ada kemudian hilangnya mafia yang lama datang lagi mafia yg baru. Insyaallah ya, yakin itu," kata Lulung.
Seperti diketahui, saat menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta Haji Lulung selalu menjadi buah bibir.
Pasalnya, Haji Lulung selalu berseteru dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok. Salah satunya terkait kasus relokasipedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Juli 2013.
Baca Juga: Jadi Korban Isu SARA, Ahok Pilih Nama Ini Buat Anak Keduanya, Suami Puput Nastiti Pamer Foto Bahagia
(*)