Fotokita.net - Berikut ini foto tampang Sebby Sambom, juru bicara OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang mengakui dirampok oleh salah satu anggota KKB Papua.
Sejak 6 tahun belakangan ini, Sebby Sambon yang lahir pada tanggal 3 Januari 1975 menyatakan sebagai jubir OPM.
Sebby menjadi corong bicara dari pimpinanTentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), salah satunya Lekagak Telenggen.
Usai melakukan setiap aksi kekerasan atau perbuatan onar yang dilakukanTPNPB-OPM, Sebby muncul untuk memberikan keterangan kepada media massa.
Baca Juga: Sanggup Beli Amunisi, Ini Jawaban Pimpinan OPM Lekagak Telenggen Sulit Ditangkap
Tak hanya dengan pers Indonesia, Sebby juga rajin melakukan wawancara dengan media internasional, seperti BBC dan Radio Australia.
Salah satu peristiwa yang banyak menyedot perhatian publik adalah penembakan Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha pada Minggu (25/4/2021).
Baca Juga: Ditembak Mati Kopassus, Lekagak Telenggen: Komandan Operasi OPM Diincar Saat Lakukan Pengintaian
Jenderal Kopassus ini gugur karena tembakan dariTPNPB-OPM.Sebby Sambom menyebut bahwa Kabinda tewas tertembak peluru nyasar dalam kontak senjata.
"Tertembaknya Kabin Papua, Brigjen Gusti Putu tertembak peluru nyasar TPNPB," kata Sebby, Senin (26/4/2021).
"Karena TNI Polri anggap remeh pasukan TPNPB. Jadi semua pasukan TNI-Polri adalah musuh, dan menjadi target TPNPB," lanjut Sebby.
Baca Juga: Profil Satgas Nanggala, Intelijen Tempur Kopassus yang Tembak Mati Lesmin Walker Komandan KKB Papua
Sebby mengatakan bahwa pihaknya memang tengah terlibat baku tembak dengan aparat TNI-Polri.
Pasukan, lanjut Sebby, memang menarget semua aparat yang terlihat untuk ditembak mati sebagai musuh.
Di sisi lain, Sebby mengaku tidak ada pasukan TPNPB yang terkena tembakan dalam peristiwa tersebut.
Hanya saja, pasca baku tembak itu pihaknya tengah meningkatkan status kewaspadaan terhadap aparat TNI-Polri.
Baca Juga: Foto Aksi Gagah Prabowo Subianto Kala Pimpin Kopassus Bebaskan Sandera OPM di Papua

:quality(100)/photo/2021/05/17/a-sebby_sambomjpg-20210517100215.jpg)
Mayjen Teryanus Satto, kepala Staff Umum Komnas TPNPB-OPM. dan jubir OPM Sebby Sambom (kanan) dalam sebuah wawancara.
"Kami semua aman, namun kami dalam siaga satu di lokasi tersebut. Dan kami juga siap akan kontak senjata dengan aparat TNI dan Polri," pungkasnya.
Sebelumnya,Sebby Sambon juga mengklaim bahwa TPNPB-OPMterlibat dalam penyerangan Pos Polisi di Paniai.
Menurutnya, penyerangan Pos Polisi disertai perampasan senjata di Paniai dipimpin Anton Tabuni.
“Anton Tabuni adalah pasukan muda yang memimpin penyerangan pos polisi 99 Ndeotadi, distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai, Papua pada hari Jumat 15 Mei lalu,” ujar Sebby melalui pesan elektroniknya Senin (18/05/2020) dari Papua Nugini.
Baca Juga: Tantang Pasukan Setan, 2 Anggota KKB Papua Tewas Diterjang Peluru Kopassus
Lanjut Sebby, Anton Tabuni sebagai pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sayap militer OPM, menyerang pos dan merampas senjata, karena sebelumnya pasukan TNI dan Polri juga melakukan hal yang sama di Tembagapura.
“Sesuai laporan Anton Tabuni dari lapangan, ia dan pasukannya merampas senjata karen militer Indonesia juga merampas senjata TPNPB di Tembagapura, maka kami serang dan ambil kembali,” kata Sebby.
Menurut Sebby, Anton Tabuni dan pasukannya, pasca-menyerang dan merampas senjata kembali bergerak menuju Tembagapura.
Jubir OPM Sebby Sambom (kanan) dalam sebuah wawancara. Sebby mengaku ketakutan usai dirampok sesama anggota KKB Papua.
“Anton Tabuni dan pasukannya sudah kembali ke Tembagapura, jadi militer Indonesia kalau mau kejar datang ke Tembagapura. Kita perang di Tembagapura, jangan siksa masyarat di Distrik Bogobaida Pania, mereka itu masyarakat. Kami pasukan TPNPB di bawah pimpinan komando operasi nasional TPNPB Lekagak Telenggen siap perang di Tembagapura,” kata Sebby.
Setelah peristiwa itu, Sebby Sambon juga mengklaim bahwa TPNPB-OPM bertanggung jawab atas penembakan atas Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) Bambang Purwoko dan Sertu Faisal Akbar di Kampung Mamba Bawah, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (9/10/2020).
Penembakan itu terjadi setelah Bambang Purwoko dan Sertu Faisak Akbar dan rombongan TGPF dalam perjalanan ke Sugapa, Ibu Kota Kabupaten Intan Jaya usai melakukan olah TKP penembakan Pendeta Yeremias Zanambani.
Bambang Purwoko termasuk anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) penembakan Pendeta Yeremias Zanambani.
Bambang tertembak di bagian pergelangan kaki kiri dan pergelangan tangan kiri.
Sementara Sertu Faisal yang merupakan anggota Satgas Apter Hitadipa, dan terluka tembak di bagian pinggang.
Jubir OPM Sebby Sambom yang mengaku ketakutan usai dirampok sesama anggota KKB Papua.
"TPNPB bertanggung jawab, itu keputusan kami dan tuntutan bahwa kami menolak tim investigasi bentukan Menkopolhukam Mahfud MD," kata Sebby melalui pesan elektroniknya.
Sebby mengatakan jika ingin mencari fakta, harus dari tim independen.
"Kami minta tim independen yang harus investigasi yaitu PBB, Komnas HAM, LSM HAM dan Gereja," tegas Sebby.
Kodap VIII Intan Jaga dibawah Komando wakil Panglima Sabinus Waker, dan semua komandan-komandan Batalion.
"Semua kerja sama untuk lakukan perang revolusi tahapan," ujarnya.
Lantas siapakah Sebby Sambom?
Sebby pernah ditahan pada tanggal 16 Agustus 2008 sehubungan dengan perencanaan atau pidato dalam aksi damai mendukung peluncuran Parlemen Internasional untuk Papua Barat.
Dikutip dari www.papuansbehindbars.org, pada tanggal 16 Oktober 2008, Sambom ikut ambil bagian dalam aksi damai mendukung peluncuran Parlemen Internasional untuk Papua Barat (IPWP) di London.
Jubir OPM Sebby Sambom yang mengaku ketakutan usai dirampok sesama anggota KKB Papua.
Setelah demonstrasi berlangsung, ketua umum komite perencanaan acara tersebut, Buchtar Tabuni, ditangkap.
Lalu, Sebby meminta pembebasan Tabuni pada konferensi pers yang diadakan di Taman Makam Theys Eluay, Sentani, Jayapura hingga berujung penahanannya.
Dia didakwa atas tuduhan makar (Pasal 106 KUHP), konspirasi (Pasal 110 KUHP), dan menghasut publik untuk bertindak menggunakan kekerasan terhadap aparat keamanan (Pasal 160 KUHP).
Sambom akhirnya dikenakan hukuman dua tahun penjara atas tuduhan penghasutan (Pasal 160 KUHP).
Sambom dibebaskan secara bersyarat pada tanggal 14 Desember 2009, sebelum dia menyelesaikan masa hukumannya.
Ketika KKB Papua atau TPNPB-OPM mendapat label teroris dari pemerintah, Sebby pun buka suara. Dia tampak begitu kesal atas penyematan label teroris itu.
"Kami TPNPB-OPM siap menggunakan mekanisme hukum PBB jika Indonesia mengangap kami TPNPB-OPM organisasi teroris," kata Sebby Sambom.
Jubir OPM Sebby Sambom yang mengaku ketakutan usai dirampok sesama anggota KKB Papua.
"Dan kami siap tungguh (tunggu) di pintu hukum, sekalipun Indonesia munggunakan jalur hukum kriminal internasional. Indonesia jangan salah menggunakan definisi teroris. Karena teroris itu merupakan agenda global, kebijakan internasional tentang pemberantasan terorisme global itu semua punya. Maka semua negara di PBB harus setuju tidak bisa sepihak Indonesia sendiri," katanya.
Pada awal Februari 2021, Sebby menyebarkan pesan elektronik kepada media Tanah Air. Isinya, Sebby menjadi korban perampokan dari anggota KKB Papua itu sendiri.
Perampokan itu mengakibatkan Sebby Sambom kehilangan sejumlah barang berharganya termasuk uang senilai lebih dari Rp 177 juta
"Info Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dirampok warga Papua bekerja sama dengan Kelompok Kriminal di Kawasan Pasifik. Info ini perlu kami sampaikan kepada semua pihak, karena akibat dari perampokan ini maka Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) tidak melakukan fungsi kerja sebagai Juru Bicara selama 20 hari," jelas Sebby Sambon .
Sebby mengatakan informasi ini perlu disampaikan, agar semua pihak mengetahuinya.
"Oleh karena itu dengan terpaksa kami harus sampaikan kepada semua pihak, yang terutama kepada semua jurnalis di seluruh dunia supaya terang," kata Sebby.
Jubir OPM Sebby Sambom (kanan) yang mengaku ketakutan usai dirampok sesama anggota KKB Papua.
Kronologis perampokan, terjadi pada tanggal 13 Januari 2021, di suatu tempat di wilayah Pasifik.
“Saya dirampok oleh warga Papua sendiri, salah satu dari mereka adalah kelompok kriminal bersenjata Papua yang sedang berada Kawasan Pasifik."
"Dengan cara memerintahkan orang lokal di suatu wilayah di Pasifik merampok semua barang milik Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Sebby Sambom termasuk uang tunai sebesar PGK44,500 atau senilai IDR 177.862.198.58 Indonesian Rupiahs, dengan dalil bahwa barang milik Jubir TPBPB-OPM diambil oleh Kelompok Kriminal di lokasi setempat," jelasnya.
Tapi klaim Sebby, ada anggota kelompok perampok yang dia kenal.
"Tetapi dalil dengan niat jahat ini telah ketahuan, karena dalam kelompok perampok itu, ada orang yang saya kenal," ujarnya.
Sebby mengatakan, akibat kejadian segala aktivitasnya terganggu.
"Dan selama 10 hari Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom telah mengalami shock dan telah menderita secara mental juga secara psikologis," ungkapnya. Ia pun merasa ketakutan hingga terpaksa bersembunyi untuk sementara waktu.
“Sampai sekarang saya sembunyi di kampung yang tidak ada listrik, dan juga tidak ada jaringan telpon serta tidak bisa akses Internet. Baru dua hari ini saya ke kota untuk informasikan tentang situasi krisis ini,” tutupnya.
Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen (tengah, pakai topi) terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
(*)