Fotokita.net - WhatsApp mulai menerapkan kebijakan baru terhitung hari iniSabtu (15/5/2021). Selama hampir setengah tahun sejak pertama kali mengumumkan rencananya, WhatsApp akhirnya mulai menerapkan kebijakan baru ini.
Perusahaan yang tergabung dalam Facebook tersebutmemang tidak memaksa penggunanya untuk menerima persyaratan baru itu.
Tapi pengguna yang tak menyetujuinya, secara bertahap akan kehilangan akses dan akhirnya tidak akan dapat menggunakan aplikasi ini.
Baca Juga: Jadi Primadona di Indonesia, Ternyata Ini Alasan Orang Amerika Jarang Pakai WhatsApp
Pada 15 Mei 2021, pengguna WhatsApp tidak akan dapat menutup layar yang meminta menerima persyaratan baru, meskipun masih dapat menerima penggilan telepon dan membalas pesan melalui pemberitahuan.
Sebelumnya, pada 29 Januari 2021, WhatsApp telah mengirimkan pesan yang disampaikan melalui status.
Status dari WhatsApp dikeluarkan seiring upaya perusahaan menjernihkan informasi yang salah terkait kebijakan privasi barunya.
Terdapat empat pesan yang dikirimkan dengan kontak bernama “WhatsApp”, yaitu"Kami berkomitmen untuk privasi Anda".
Sementara tiga pesan lainnya menjelaskan WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi yang terenkripsi, tidak dapat melihat lokasi yang dibagikan, dan tidak membagikan kontak dengan Facebook.
Berikut bunyi ketiga pesan tersebut:
"WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena terenkripsi end-to-end"
Baca Juga: WhatsApp Kita Disadap Orang Lain? Begini 5 Tanda Akun WA Lagi Dipantau Tanpa Izin
"WhatsApp tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan"
"WhatsApp tidak membagikan kontak Anda dengan Facebook".
WhatsApp telah menunda untuk mengimplementasikan kebijakan privasi barunya selama tiga bulan.
Awalnya, perubahan kebijakan tersebut dijadwalkan mulai berlaku pada 8 Februari 2021.
Namun perusahaan mengonfirmasi kembali untuk menunda penerapan kebijakan baru hingga Mei 2021.
"Tidak ada seorang pun yang akunnya akan ditangguhkan atau dihapus pada 8 Februari, dan kami akan menarik kembali rencana bisnis kami hingga setelah Mei," kata WhatsApp.
"Kami telah mendengar dari begitu banyak orang betapa banyak kebingungan yang terjadi seputar pembaruan kami baru-baru ini.
Ada banyak informasi yang salah yang menyebabkan kekhawatiran dan kami ingin membantu semua orang memahami prinsip dan fakta kami," kata WhatsApp dalam blognya.
Pengguna WhatsApp mempunyai dua opsi atas kebijakan privasi baru yang diterapkan perusahaan tersebut.
Pertama, pengguna dapat menerima perjanjian privasi baru dan tetap menggunakan aplikasi perpesanan tak berbayar ini.
Baca Juga: Mulai Ditinggal, WhatsApp Mendadak Bagikan Info di Status Pengguna, Warganet Malah Tertawa: Panik!
Kedua, jika langsung menolak untuk menerima kebijakan privasi baru, pengguna dapat bermigrasi ke layanan perpesanan baru.
Setelah melakukannya, pengguna harus menghapus akun Whatsapp, dengan sebelumnya dapat mengekspor data dan riwayat pesan.
Pengguna tidak dapat mengimpor obrolan atau data pribadi ke aplikasi lain. Tapi dengan ini, pengguna mempunyai cadangan pesan yang dapat dirujuk nantinya.
Diberitakan Kompas.com, kebijakan baru yang diterapkan tidak akan mempengaruhi privasi dan keamanan chat pribadi penggunanya.
Baca Juga: Unggah Foto Jokowi, Ustaz Yusuf Mansur Malah Banjir Kritikan, Ada Apa?
Selain itu, kebijakan privasi baru tidak memperluas kewenangan WhatsApp membagikan data pengguna dengan Facebook.
Laman resmi WhatsApp menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan menghapus akun penggunanya pada 15 Mei 2021.
Namun selama beberapa minggu, pengingat kepada para pengguna untuk menyetujui pembaruan akan selalu muncul sampai disetujui.
Setelah beberapa minggu, secara bertahap pengguna aplikasi ini yang tak menyetujui kebijakan privasi baru akan mendapati keterbatasan fungsional, seperti pengguna tidak dapat mengakses daftar obroloan, tapi masih bisa menjawab telepon masuk dan panggilan video.
Baca Juga: Unggah Foto Lebaran, Misteri Agama Audi Marissa Kini Terungkap
Beberapa minggu setelah keterbatasan fungsional, pada akhirnya pengguna tidak bisa menerima panggilan masuk atau mendapatkan pemberitahuan.
WhatsApp akan berhenti mengirimkan pesan dan panggilan telepon ke penggunanya.
Ditegaskan bahwa pihak perusahaan tidak akan menghapus akun pengguna jika tidak menerima pembaruan.
Kendati begitu, pihak WhatsApp menyampaikan agar pengguna memperhatikan kebijakannya terkait pengguna yang tidak aktif akan berlaku.
Baca Juga: Momen Foto Baim Wong Hingga Ashanty Berseragam, Potret Keluarga Ini Saat Lebaran Malah Viral
Kebijakan terkait akun yang tidak aktif akan dihapuskan setelah 120 hari.
Melansir lifehacker.com, WhatsApp telah mengirimkan pengingat berkala kepada penggunanya tentang perubahan privasinya, dengan pengguna dapat menutup notifikasi dan terus menggunakan aplikasi tanpa menyetujui perubahan tersebut.
Namun setelah beberapa waktu, pemberitahuan dalam aplikasi akan memblokir akses ke daftar obrolan atau fungsi lain sampai pengguna menyetujui kebijakan baru.
Baca Juga: Rekam Pakai Kamera HP Saat Mandi, Kasus Pelecehan di Hotel Bobobox Cepat Terungkap, Ini Penyebabnya
Pengguna masih dapat menerima panggilan audio dan video yang masuk selama periode tersebut.
Selain itu, pengguna masih bisa membaca atau membalas pesan melalui notifikasi pemberitahuan, tapi tak mempunyai akses ke fitur dalam aplikasi.
Akan tetapisetelah beberapa minggu kemudian, pengguna bakal sepenuhnya terkunci dari WhatsApp, termasuk notifikasi dan panggilan masuk, sampai menerima perjanjian privasi baru.
Kendati begitu, pihak WhatsApp tidak menyebut berapa lama ini akan terjadi.
Melansir The Guardian, serangkaian fitur baru akan memungkinkan bisnis kecil mengunggah katalognya secara langsung ke aplikasi.
Sementara itu pengguna WhatsApp bisa mengirimkan pesan kepada penjual, menelusuri barang dagangan, hingga menyelesaikan pembelian dengan satu aplikasi tanpa meninggalkan WhatsApp.
Baca Juga: Foto Aksi Gagah Prabowo Subianto Kala Pimpin Kopassus Bebaskan Sandera OPM di Papua
Sebagai informasi, WhatsApp pertama kali mengumumkan rencana adanya kebijakan baru pada Oktober 2020.
Kekhawatiran bahwa WhatsApp akan membagikan data penggunanya ke Facebook, memicu banyak orang bermigrasi ke aplikasi perpesanan lain seperti Signal dan Telegram.
Adapun perusahaan telah mengumumkan bahwa pengguna yang menolak menerima persyaratan layanan baru, secara perlahan akan kehilangan akses ke WhatsApp sepenuhnya.
Namun, pada waktunya akun akan dinonaktifkan, membuat pengguna tidak punya pilihan selain menerima aturan baru atau menghapus akun sepenuhnya.
Baca Juga: Foto Yuni Sophia Istri Bupati Nganjuk yang Viral di Aplikasi Smule Hingga Duet dengan Happy Asmara
(*)