Tujuan Warga India Kabur ke Indonesia Bikin Geram, Ini Penyebab Ledakan Kasus Corona di Negeri Bollywood Hingga Disebut Tsunami Covid-19

Sabtu, 24 April 2021 | 13:15
(AP PHOTO/KARMA SONAM)

Umat Hindu di India berendam di Sungai Gangga dalam festival Kumbh Mela, Senin (12/4/2021).

Fotokita.net - Tujuan warga India kabur ke Indonesia bikin geram, ini penyebab ledakan kasus Corona di negeri Bollywood hingga disebut tsunami Covid-19.

Publik terkejut dengan adanya kabar sebanyak 117 warga negara India datang ke Indonesia melaluiBandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Rabu (21/4/2021).

Usut punya usut, tujuan kedatangan WN India ke Indonesia membuat geram publik. Akhirnya, berbagai pihak mengecam keputusan Dirjen Imigrasi Kemenkumham meloloskan 117 WN India di tengah ledakan kasus Covid-19 di negaranya.

Diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap kedatangan warga negara asing (WNA) India dalam jumlah besar ke Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Tak Bisa Larang Kedatangan Meski Bawa Virus Corona, 117 WN India Nekat Masuk Indonesia Demi Kepentingan Ini

Eksodus penduduk dari negara yang tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 ini membuat Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo kaget.

Kedatangan WNA India itu diungkap pihak Kemenkes saat rapat bersama tim Satgas Covid-19 Riau di Balai Serindit yang dipimpin Kepala BNPB, Doni Monardo dan Gubernur Riau, Syamsuar, Kamis (22/4/2021).

Rapat digelar lantaran Provinsi Riau menempati peringkat pertama dalam kasus Covid-19 di Pulau Sumatera sejak beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Titik Terang Penyelamatan KRI Nenggala-402 Makin Tampak, Pesawat Amerika P-8 Poseidon Sisir Wilayah Udara Bali, Unjuk Kemampuan Deteksi Kapal Selam

"Ada kedatangan WNI dan WNA. Kemarin sudah banyak warga India masuk ke Indonesia, banyak sekali," ujar Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes dr Bengat dalam rapat itu.

Menurut Bengat, WNA India itu datang ke Indonesia menggunakan jalur udara. Mereka masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta.

Para WNA itu langsung dikarantina pihak Kemenkes. "Kami hari ini telah lakukan pemantauan ketat, karena informasi ada eksodus. Jadi untuk di Soekarno-Hatta kami telah minta mereka tempatkan satu hotel biar mudah mengawasi," kata Bengat.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Anak Balitanya Larang Sang Ayah Pergi Tugas di KRI Nanggala-402, Istri Lettu Imam Adi Kini Nyesal Tak Cepat Lakukan Ini: Maafin Mama Ya Pa

Warga negara asing (WNA) itu datang ke Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, dengan menggunakan pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan XZ988.

Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta menyebut sejumlah WN India itu memiliki perizinan yang sesuai untuk masuk ke Indonesia.

Namun, yang terbaru, Kementerian Kesehatan mencatat, dari sejumlah WN India itu, 12 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Harapan Pencarian KRI Nanggala-402 Muncul Lewat Tanda Ini, AL Amerika Ternyata Sukses Selamatkan Kapal Selam Rusia Saat Sang Lawan Sudah Putus Asa Mencari

Kompas.com

Ilustrasi korban Covid-19 di India

Kepala Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Romi Yudianto mengatakan, masuknya 117 WN India itu telah melalui prosedur pengawasan yang ketat.

Izin untuk memasuki Indonesia itu dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) atau kepemilikan Kartu Izin Tinggal Tetap (Kitap).

"Dari sisi dokumen keimigrasian, mereka punya Kitas dan Kitap," ungkap Romi melalui rilis resminya, Jumat (23/4/2021).

Dia mengeklaim, semua yang berada di pesawat itu telah melakukan screening tes Covid-19 oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga: Mertuanya Blak-blakan Ngaku Butuh Wartawan, Menantu Jokowi Ini Malah Didemo Jurnalis Selama 4 Hari Berturut-turut, Ternyata Begini Penyebabnya

"Pemeriksaan kesehatan menggunakan PCR. Setelah diperiksa dokumen, 117 warga India itu memenuhi syarat masuk Indonesia, yaitu pemilik Kitas dan Kitap," urai Romi.

Usai melakukan pemeriksaan kesehatan dan dokumen keimigrasian, mereka ditangani Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 untuk menjalani karantina selama waktu yang telah ditentukan.

Romi menyebutkan, masuknya 117 WN India ke Indonesia itu karena negara tersebut sedang mengalami krisis kesehatan yang cukup parah.

Baca Juga: Bak Petir Menyambar, Atta Halilintar Pisah Ranjang dengan Aurel, Artis Ini Malah Dituding Rusak Rumah Tangga Pengantin Baru: Kemarin Kan Mereka Baru Ketemu

Saat ini di India terdapat mutasi virus Covid-19 varian B.1617 yang bermuatan mutasi ganda.

"Kedatangan ratusan warga negara India melalui Bandara Soekarno-Hatta mengingat negara itu tengah dilanda tsunami Covid-19 dalam dua bulan terakhir," kata Romi.

Saat ini, kata Romi, India sendiri sedang menangani kasus tersebut yang melanda negaranya.

"India diketahui tengah berjibaku melawan vitus SARS-Cov-2 varian B.1617 yang bermuatan mutasi ganda," ucap Romi.

Baca Juga: Cara Mudah Cari HP Baru Lebaran 2021, Adu Keren Kamera Realme 8 dengan Samsung Galaxy A32, Lihat Hasil Foto-fotonya

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada 12 orang dari 100-an warga negara asing (WNA) asal India yang masuk Indonesia positif Covid-19.

"Sampai saat ini ada 12 penumpang (WNA asal India) yang sudah positif," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (23/4/2021).

Adapun pemerintah sudah melakukan whole genome sequencing untuk mengetahui varian virus Covid-19 dari para WNA tersebut. Namun, hasilnya belum diketahui.

Baca Juga: YouTuber Penista Agama Jozeph Paul Zhang Cuma Tertawa Jadi Buronan Interpol, Tangan Kanan Habib Rizieq Buka Suara: Tak Ada Dalam Ajaran Kristiani yang Sesungguhnya

Pixabay

ilustrasi warga India

"Dari 12 penumpang itu semuanya sudah kita lakukan genom sequensing, tapi hasilnya keluar," kata Budi.

Anggota Komisi I DPR RI Bobby Rizaldi meminta pemerintah mendeportasi warga negara India yang sudah terlanjur masuk ke Indonesia. Bobby khawatir lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi.

"Ini pemerintah harus tegas menutup pintu WNA yang datang dari India untuk beberapa waktu, terkait lonjakan kasus di sana, untuk kemudian deportasi yang sudah keburu masuk," ucapnya lewat pesan, Jumat (23/4/2021).

Baca Juga: Adik Iparnya Dikabarkan Sudah Mualaf, Ternyata Dari Sini Sumber Uang Andrew White Hingga Bikin Hidup Nana Mirdad Tetap Mewah Usai Pensiun Jadi Artis

Politikus Partai Golkar ini mendorong pemerintah tegas mengambil sikap. Bukan cuma galak kepada warganya sendiri yang hendak mudik.

"Jangan galak nya hanya ke yang mudik, tapi untuk yang dari luar negeri juga harus tegas," ujarnya.

Lebih lanjut, Bobby meminta pemerintah mencegah WN India tidak keluar dari bandara jika sudah di karantina. Jangka waktu karantinanya juga harus lebih lama.

"Kalaupun karantina, jangan keluar dari bandara dan waktu pemulihan nya harus ekstra lebih lama sebagai tindakan preventif bila ada mutasi baru virus Covid 19," ucapnya.

Baca Juga: Ejek Kondisi Kamera Vlog Aurel, Atta Halilintar Belanja Alat Foto Video Ratusan Juta, Deddy Corbuzier Malah Beri Pesan Menohok: Kualitas Konten Bukan dari Kamera Bagus

Associated Press via The Daily Sabah
Associated Press (11 September 2020)

Seorang pria membersihkan telinga orang lain di sebuah terminal bus di Jammu, India. Covid-19 bisa menimbulkan gangguan pendengaran.

Kasus Covid-19 di India terus meningkat di tingkat yang belum dapat diprediksi, saat rumah sakit dalam situasi kewalahan dengan jumlah pasien yang membludak.

Penerbangan dari luar negeri dengan tujuan India pun dilarang.

Lonjakan kasus tersebut sebagian dikaitkan dengan varian baru virus corona yang menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali terdeteksi di India musim gugur lalu, seperti yang dilansir dari CBC pada Jumat (23/4/2021).

Varian baru virus corona itu, oleh WHO diberi nama B.1.617 atau disebut juga "mutan ganda".

Sejauh ini data masih terbatas, apakah mutasi ini lebih menular atau mematikan.

Baca Juga: Mantap Hijrah Karena Laudya Cynthia Bella, Artis Sinetron Ini Sempat Ditentang Keras Sang Suami Saat Ingin Berhijab

Para ahli masih memperdebatkan, apakah varian baru virus corona "mutan ganda" adalah faktor pendorong utama terjadinya lonjakan kasus di India.

Varian baru virus coronaB.1.617 memiliki dua mutasi dalam lonjakan protein, yang digunakan si virus untuk mengikat dirinya ke reseptor sel manusia dan masuk ke dalam sel, di situlah istilah "mutan ganda" masuk.

Karena pengujian sampel terbatas, para ilmuwan belum dapat memastikan bagaimana "mutasi ganda" mempengaruhi tingkat penularan Covid-19.

Baca Juga: Disentil Umbar Kemewahan di Tengah Masa Sulit, Atta Halilintar Ternyata Rela Lakukan Pekerjaan Hina Ini Demi Keluarga Gen Halilintar: Aku Lagi Nggak Ada Duit

Dr Cora Constantinescu dari Rumah Sakit Anak Alberta di Calgary mengatakanB.1.617 tersebut tampaknya lebih dapat ditularkan setidaknya sekitar 20 persen.

Pada Maret, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa B.1.6.1.7 ditemukan 15-20 persen pada sampel yang diurutkan dari negara bagian Maharashtra yang terpukul keras oleh Covid-19, yang menyumbang lebih dari 60 persen dari semua kasus aktif di India.

Sejauh ini, adanya varian baru virus corona tampaknya menjadi pertimbangan kuat sebagai penyebab lonjakan kasus Covid-19 di India.

Baca Juga: Adik Atta Halilintar Dikecam Karena Sobek Uang Rupiah, Sosok Ini Bongkar Cara Gen Halilintar Makan Enak Saat Nggak Punya Duit: Kami Lagi Susah Banget

Sementara, Dr Zain Chagla, seorang ahli penyakit menular dari McMaster University di Hamilton, Ontario, mengatakan kepada The Canadian Press bahwa faktor-faktor lain di India mungkin berkontribusi dalam penyebarannya yang cepat di sana.

Faktor lain di luar varian baru virus corona, yang disebutkannya adalah kepadatan penduduk dan rumah multi generasi dengan ruangan berventilasi buruk yang banyak di India.

"Apakah karena situasi yang menyebabkan tingkat penularan tinggi dan penyebaran super, atau adakah sesuatu yang secara biologis berbeda tentang varian ini?" kata Chagla. "Atau kombinasi keduanya?" imbuhnya.

Baca Juga: Pantas Berani Hina Nabi Hingga Bikin Emosi, Jozeph Paul Zhang Ternyata Ngumpet di Negara Ini, Data Pribadinya Sudah di Tangan Polisi

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya