Tahta AHY Ingin Dikudeta Hingga Surati Jokowi, Aib Partai Demokrat Malah Terbongkar, Ada Apa?

Rabu, 03 Februari 2021 | 07:59
Tribunnews

Agus Harimurti Yudhoyono secara aklamasi menggantikan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyon (SBY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat perideo 2020-2025.

Fotokita.net - Tahta putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut ingin dikudeta hingga AHY mengirim surat ke Presiden Jokowi. Tapi aib Partai Demokrat malah terbongkar, ada apa?

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dituding berupaya merebut kepemimpinan di Partai Demokrat.

Ia disebut-sebut akan menjadikan Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Surat AHY ke Jokowi Belum Dibalas, Petinggi Demokrat Bongkar 5 Sosok yang Ingin Kudeta Partai SBY, Salah Satunya Koruptor Wisma Atlet

"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Senin (1/2/2021).

Sejumlah nama dituding terlibat dalam upaya mendongkel kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat.

Setelah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, ada empat nama lain yang diungkap dan berasal dari lingkungan Partai Demokrat.

Baca Juga: Terbongkar, Ini Sosok Tangan Kanan Jokowi yang Dituding AHY Kudeta Partai Demokrat Buat Persiapan Pilpres 2024: Diborgol Saja...

"Marzuki Alie, Jhoni Allen, Nazaruddin, dan Darmizal," kata politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik, Selasa (2/2/2021).

Rachland mengatakan, informasi tersebut diperoleh dari kesaksian kader Demokrat. Namun, ia tak menyebutkan siapa nama kader yang dimaksud.

Empat nama yang disebut Rachland tentu tidak sembarangan. Marzuki Alie merupakan mantan Sekretaris Jenderal Demokrat yang juga pernah menjadi Ketua DPR.

Baca Juga: Bak Air Susu Dibalas Air Tuba, Foto Cium Tangan SBY Beredar, Sosok Ini Penasaran Respon Moeldoko Bila Berjumpa Mantan Bosnya

Sementara, Nazaruddin adalah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang terjerat skandal korupsi.

Jhoni Allen berstatus anggota DPR, sedangkan Darmizal merupakan mantan pengurus Partai Demokrat yang mundur setelah menjadi Ketua Umum Relawan Joko Widodo.

Sebelumnya, AHY menyebut ada gerakan yang mengarah pada upaya mengabil alih kepemimpinan Partai Demokrat melalui kongres luar biasa (KLB).

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, SBY Banting Setir Jualan Nasi Goreng, Tahta Sang Anak Dibongkar Orang Dekat Presiden Hingga AHY Kirim Surat ke Jokowi

Kolase/Tribun Kaltara dan Kompas.com
Kolase/Tribun Kaltara dan Kompas.com

Demokrat mengaku memiliki bukti Moeldoko mengatakan siap menjadi Ketua Umum Partai menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

AHY mengatakan, sejumlah kader Partai Demokrat di tingkat pusat, daerah, maupun cabang, telah dihubungi oleh para inisiator gerakan tersebut.

"Berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan, untuk memenuhi syarat dilaksanakannya KLB, pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara yang harus diajak dan dipengaruhi dengan imbalan uang dalam jumlah yang besar," kata AHY.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut, para kader juga telah dipertemukan dengan Moeldoko yang berniat merebut Demokrat untuk dijadikan kendaraan politik.

Baca Juga: Foto SBY Jualan Nasi Goreng Jadi Bahan Bully, Penampilan AHY dan Sang Istri Saat Liburan ke Puncak Disorot Karena Cuma Pakai Outfit Ini

"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," kata Herzaky.

Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, indikasi keterlibatan para kader dalam upaya mengudeta AHY merupakan sebuah pelanggaran berat.

"Tentunya ini masuk jenis pelanggaran super berat dengan bersama-sama orang luar merongrong kepemimpinan partai dan melemahkan partai. Tindakan tegas pemecatan menjadi keharusan," kata dia.

Baca Juga: Adukan Ulah Abu Janda ke Wapres, Sahabat Habib Rizieq Ini Murka Usai Dituding Jadi Penyebab Kasus Sang Pegiat Media Sosial

Kamhar menambahkan, dinamika dalam suatu organisasi memang sebuah kewajaran, tetapi ada batas-batas aturan yang harus dipedomani.

"Bukan melakukan gerakan inkonstitusional, apalagi menggerogoti partai dari dalam," kata Kamhar.

Bantahan Moeldoko dan Marzuki Alie

Sejumlah nama yang disebut terlibat dalam upaya mendongkel kepemimpinan AHY telah memberikan respons dan bantahan.

Dalam konferensi pers, Moeldoko menduga namanya dikaitkan dengan isu tersebut karena ada foto-foto yang menunjukkan kebersamaannya dengan sejumlah orang.

Baca Juga: Dituding Kadrun Karena Ajak Unfollow Abu Janda, Respon Susi Pudjiastuti Disorot Usai Foto Bareng Keluarga Cendana Dibongkar

Moeldoko tidak menyebut secara jelas identitas orang-orang tersebut. Hanya saja, orang-orang itu datang kepadanya dan menceritakan persoalan di internal Partai Demokrat.

"Mungkin dasarnya foto-foto. Ya orang ada dari Indonesia timur, ada dari mana-mana kan datang ke sini mungkin ingin foto sama saya. Ya saya terima saja. Apa susahnya," ujar Moeldoko.

Baca Juga: Mulai Ditinggal, WhatsApp Mendadak Bagikan Info di Status Pengguna, Warganet Malah Tertawa: Panik!

Moeldoko menuturkan, rumahnya terbuka bagi siapa saja. Ia mengakui pernah menerima sejumlah tamu meski ia menyebut tak tahu perihal maksud kedatangan mereka.

Ia mengaku banyak mendengarkan penuturan para tamu dan prihatin atas situasi yang mereka hadapi.

"Saya sih sebetulnya prihatin ya dengan situasi itu. Sebab saya juga bagian yang mencintai Demokrat," ujar dia.

Baca Juga: Belum Seminggu Jadi Kapolri, Listyo Sigit Sudah Ditantang Penjarakan Sosok Ini: Umat Sudah Teriak!

Sementara itu, Marzuki justru menantang balik pihak-pihak yang menudingnya untuk membuktikan tuduhan tersebut.

"Buktikan sajalah, tapi kalau enggak bisa membuktikan, harus ada sanksinya juga," kata Marzuki.

Ia mengatakan, apabila tudingan tersebut tak terbukti, pihak-pihak yang menuduhnya mesti mengundurkan diri dari partai. "Mereka sebaiknya mundur karena sudah fitnah," kata dia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak Hingga Bikin Khawatir, Jokowi Akhirnya Turuti Usulan Ahli, Lockdown Jawa dan Bali?

dok. Net

Kepala Kantor Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saat mencium tangan mantan Ketua Umum Partai Demokrat SBY

Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Yus Sudarso menyebut, sejumlah kader di daerah menilai Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai sosok yang tepat untuk memimpin Partai Demokrat.

"Dari kawan-kawan di daerah itu melihat figur yang pas adalah Pak Moeldoko. Akan tetapi kami sayang kepada Pak SBY, sayang ke AHY," kata Yus, dalam konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (2/2/2021).

Menurut Yus, AHY bisa dijadikan sebagai menteri apabila Partai Demokrat dapat menempatkan kadernya sebagai presiden.

Baca Juga: Sukses Kalahkan Raffi Ahmad Hingga Krisdayanti, Artis Terkaya Ini Malah Tulis Pesan Mesra Buat Ariel NOAH, Bucinnya Tak Bisa Ditutupi Lagi?

Yus mengatakan, bukan tidak mungkin AHY diusung menjadi calon presiden bila sudah memiliki pengalaman yang matang.

"Kalau Demokrat punya presiden, pastinya Mas AHY skala proritas menjadi menteri kami, dan 10 tahun ke depan beliau akan lebih matang untuk kami gadang menjadi pemimpin bangsa ini," kata dia.

Yus menuturkan, usul mengajukan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tidak berbeda dengan apa yang terjadi pada 2004 lalu ketika para pendiri partai menjemput SBY untuk maju sebagai calon presiden.

Baca Juga: Jadi Bahan Olok-olok Warganet, Ternyata Ini Alasan Raffi Ahmad Tak Berani Kritik Penampilan Nia Ramadhani Usai Ngehost Bareng di TikTok Awards 2020

Instagram.com/agusyudhoyono/
Instagram.com/agusyudhoyono/

Susilo Bambang Yudhoyono mencium kening Agus Harimurti Yudhoyono

"Apa salahnya kami seperti pendiri di saat awal menjemput Pak SBY untuk mengantarkan beliau ke kepemimpinan RI tahun 2004. Dan juga apa salahnya kami, kalau hari ini menjemput figur, tokoh ke depan, apa salahnya Pak Moeldoko, seperti senior sebelumnya menjemput SBY," kata Yus.

Yus menambahkan, ada empat faksi di internal Demokrat yang menginginkan perubahan kepemimpinan di Partai Demokrat.

Faksi mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso, faksi mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo, faksi mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan faksi mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie.

Baca Juga: Bak Kena Karma Karena Terus Rong-rong Warga Papua, Jubir OPM Dirampok Hingga Uang Ratusan Juta Rupiah Melayang

Menurut Yus, gejolak tersebut sudah muncul sejak Maret 2020 lalu ketika AHY dinyatakan menjadi ketua umum secara aklamasi.

"Sepengetahuan saya, bercak-bercak sudah timbul sejak ada kongres Maret itu. Jadi evaluasi daerah mulai dari sejak pelaksanaan kongres Maret," kata dia.

Baca Juga: Rumah Tangga Celine Evangelista Benar-benar di Ujung Tanduk? Stefan William Blak-blakan Sebut Alasan Cari Uang Sendiri Pakai Cara Ini

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya