Fotokita.net - Sosok Captain Afwan belum juga ditemukan, penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mulai terkuak, ada masalah di bagian ini.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021), sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 orang, yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga terjatuh.
Hingga operasi SAR dihentikan Kamis (21/1/2021) kemarin, setidaknya ada 47 korban Sriwijaya Air SJ 182 telah teridentifikasi.
Sampai pencarian terakhir itu pula, Kapten Afwan bersama 14 korban lainnya juga belum teridentifikasi.
Kapten Afwan diketahui satu-satunya kru Sriwijaya Air SJ 182 yang belum teridentifikasi.
Seperti diketahui, proses pencarian korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 resmi ditutup pada Kamis (21/1/2021).
Proses pencarian korban dan puing pesawat resmi dihentikan setelah 13 hari tim SAR gabungan melakukan pencarian sejak dinyatakan hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) lalu.
Penutupan operasi tersebut diumumkan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito pada pukul 16.57 WIB.
Bagus mengatakan operasi yang telah berjalan 13 hari tersebut ditutup di antaranya berdasarkan evaluasi teknis, temuan korban, pertemuan dengan perwakilan keluarga korban, dan rapat koordinasi antar lembaga terkait.
"Hari ini Kamis 21 Januari pukul 16.57 Operasi Pencarian dan Pertolongan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 PK - CLC secara resmi saya nyatakan ditutup atau penghentian," kata Bagus di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Kamis (21/1/2021).
Sejumlah korban yang ditemukan berhasil diidentifikasi oleh tim DVI di RS Polri Kramatjati dari total 62 orang korban yang terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Saat ini, total korban yang sudah berhasil diidentifikasi tim DVI Polri sebanyak 47 orang.
Sosok Kapten Afwan, pilot pesawat Sriwjaya Air yang jatuh
Sehingga, 15 jenazah korban yang berlum teridentifikasi masih menjadi misteri hingga hari ini.
"Tim berhasil mengidentifikasi 4 korban pada hari ini (Kamis 21/1/2021), sehingga korban yang terindentifikasi berjumlah 47," ungkap Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono dalam konderensi pers, Kamis sore.
Lalu bagaimana kabar Captain Afwan, pilot Sriwijaya Air SJ 182 yang namanya daftar korban Sriwijaya Air?
Seperti diketahui, pihak keluarga sempat berencana memakamkan jasad Captain Afwan di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Sahabat sekaligus tetangga dari Captain Afwan, Saeful Anwar, pihak keluarga sudah membahas soal pemakaman Captain Afwan untuk dimakamkan di TPU Pondok Rajeg.
"Insya Allah di Pondok Rajeg. Kebetulan saya mendapat amanah mengurus jenazah di lingkungan sini," kata Saeful Anwar kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (13/1/2021) malam.
Dia menjelaskan bahwa jika jasad Captain Afwan tidak ditemukan, maka keluarga cukup tabur bunga.
Jika jasad Captain Afwan ditemukan, keluarga memilih untuk dimakamkan di TPU Pondok Rajeg.
"Kalau ketemu misalkan tubuhnya ketemu artinya wujudnya ada nih, saya pikir mau dimakamkan di Tangerang di keluarganya, ternyata beliau istrinya itu (meminta) di sini aja yang deket, di Pondok Rajeg," katanya.
Baca Juga: Selain Sriwijaya Air SJ 182, 3 Pesawat Nahas Ini Juga Tak Pancarkan Sinyal ELT, Apa Penyebabnya?
Hingga Kamis (21/1/2021), jenazah Captain Afwan, pilot Sriwijaya Air SJ 182 belum berhasil teridentifikasi.
Dari 47 nama korban Sriwijaya Air SJ 182 yang sudah teridentifikasi, nama Captain Afwan belum masuk dalam daftar korban yang jasadnya teridentifikasi.
Bahkan, 4 nama tambahan yang berhasil diidentifikasi pada Kamis (21/1/2021) pun bukanlah Captain Afwan.
Ke-empat orang tambahan yang diidetifikasi yakni, Sevia Daro (P - 24 tahun), Angga Fernanda Afrion (L - 27 tahun ), Rion Yogatama (L - 29 tahun ) dan Rusni (P - 44 tahun)
"Mudah-mudahan besok tim bisa mengidentifikasi lagi korban yang lain," ungkap Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono dalam konderensi pers, Kamis sore.
Salah satu keluarga korban ketika acara tabur bunga di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jumat (22/1/2020).
Penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 mulai terkuak. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai mengungkap fakta yang diperoleh.
Penyelidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Nurcahyo Utomo mengatakan terdapat masalah pada sistem autothrottle Sriwijaya Air SJ 182 sebelum pesawat akhirnya jatuh pada Sabtu (9/1/2021) sore di perairan Kepulauan Seribu.
Masalah pada sistem autothrottle Sriwijaya Air SJ 182 itu dilaporkan beberapa hari sebelum pesawat jatuh.
"Ada laporan kerusakan pada autothrottle beberapa hari sebelumnya pada teknisi di log perawatan."
"Tapi, kami tidak tahu apa masalahnya," ujar Nurcahyo kepada Reuters, Jumat (22/1/2021).
Nurcahyo mengatakan pihaknya belum bisa mengetahui lebih lanjut permasalahan apa yang terjadi pada sistem autothrottle.
Permasalahan itu akan diketahui apabila cockpit voice recorder (CVR) yang merupakan bagian dari kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182 sudah ditemukan.
Untuk diketahui, hingga saat ini, CVR Sriwjaya Air SJ 182 masih dalam pencarian.
Pada operasi pencarian Sriwijaya Air, tim SAR baru menemukan light data recorder (FDR).
"Jika kami menemukan CVR (cockpit voice recorder), kami bisa mendengar diskusi antar pilot, apa yang mereka bicarakan dan kami akan tahu apa masalahnya," imbuh dia.
Meski terdapat permasalahan pada sistem autothrottle, menurut Nurcahyo, belum jelas apakah permasalahan itu yang menyebabkan jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.
Hal ini lantaran pesawat tetap boleh diterbangkan meski sistem autothrottle tak berfungsi.
Pasalnya, pilot bisa mengendalikannya secara manual.
Apa itu Sistem Autothrottle?
Dikutip dari laman penerbangan, ilmu terbang.com, sistem autothrottle adalah sistem untuk mengatur tenaga pesawat secara otomatis.
Dengan adanya sistem ini, pesawat hanya perlu memberi tahu kecepatan yang diinginkan ke komputer.
Selanjutnya, komputer akan mengatur tenaga mesin untuk menerbangkan pesawat dengan kecepatan yang diinginkan.
Sistem ini pada dasarnya mirip dengan yang ada di mobil mewah, cruise control, yakni sistem yang menjalankan mobil dengan kecepatan yang diinginkan tanpa harus menginjak pedal gas.
Sistem Otomatis dan Keterampilan Pilot
Sementara itu, merujuk tulisan Mantan KSAU, Chappy Hakim yang dimuat di Kompas.com pada 22 April 2016 berjudul Bahayanya Bila Terlalu Mengandalkan Auto Pilot, ketergantungan pilot terhadap sistem otomatis di pesawat menyebakan dua hal.
Pertama, dengan terlalu mengandalkan peralatan otomatis dalam mengendalikan pesawat maka tingkat kewaspdaan seorang pilot pasti tidak berada dalam kondisi yang sama apabila dia tidak menggunakan peralatan otomatis.
Yang kedua adalah keterampilan dasar dari seorang pilot hanya akan dapat terjaga dengan baik apabila pilot sering melakukannya dalam menerbangkan pesawat sehari-hari.
Dipastikan dengan terlalu seringnya pilot mengandalkan peralatan kemudi otomatis telah menyebabkan pilot jarang memperoleh kesempatan menerbangkan pesawat secara manual.
Itu semua akan berakibat menurunnya keterampilan Pilot dalam menerbangkan pesawat.
KNKT Berhasil Unduh Data FDR Sriwijaya Air SJ 182
Hingga saat ini, publik masih menunggu hasil investigasi KNKT untuk mengetahui penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.
Perkembangan terakhir, KNKT telah berhasil mengunduh perekaman data penerbangan dari Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, saat ini data tersebut telah berhasil diunduh dan sedang dipelajari isinya.
"Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik, saat ini kita akan pelajari lebih lanjut," ujar Soerjanto dalam keterangannya, Jumat (15/1/2021).
Black box FDR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sendiri ditemukan pada 12 Januari 2021 dan langsung diserahkan kepada KNKT oleh penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo, telah menerima Crash Survivable Memory Unit (CSMU) yang merupakan bagian dari kotak hitam (black box) yang paling tahan benturan ataupun panas hingga suhu 1.000° C selama 1 jam.
Setelah menemukan perangkat FDR tersebut, kemudian mengeluarkannya dari kotak air dan modul memori tersebut telah dibersihkan serta masuk ke dalam proses pengeringan dengan oven khusus selama delapan jam.
"Proses diawali dengan mengeluarkan memori unit tersebut kemudian dibersihkan dari kotoran utamanya dari garam karena pernah terendam di laut," kata Capt Nurcahyo.
Lebih lanjut ia menyebutkan, FDR Lalu dibersihkan dengan air suling dilanjutkan dengan alkohol. Setelah dibersihkan dilanjutkan dengan proses pengeringan. Menggunakan oven khusus selama delapan jam.
Saat ini, KNKT masih menunggu pencarian perekam suara di kokpit Cockpit Voice Recorder (CVR) yang masih dilakukan Tim Gabungan.
CVR merupakan salah satu bagian penting kotak hitam lainnya, yang digunakan untuk proses investigasi lebih lanjut.
(Tribunnews.com/Daryono/Pravitri Retno/Hari Da)