Nasi Sudah Jadi Bubur, Warga Mamuju Ungkap Alasan Ini Usai Foto Jenazah Korban Gempa Majene Disalatkan Hanya Pakai Daun Pisang Jadi Viral

Minggu, 17 Januari 2021 | 08:59
ANTARA

Gempa 6,2 SR di Majene, Sulbar, membuat bangunan roboh.

Fotokita.net - Nasi sudah jadi bubur, warga Mamuju ungkap alasan ini usai foto jenazah korban gempa Majene disalatkan hanya pakai daun pisang jadi viral.

Gempa susulan diprediksi akan terjadi di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar).

Oleh karena itu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma meminta warga Sulawesi Barat agar menghindari tepi pantai untuk mengantisipasi gempa susulan tersebut.

Informasi gempa susulan itu menurut Risma disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga: Beredar Video Bantuan Gempa Majene Diduga Dirampas Warga Hingga Bikin Heboh, Mensos Risma Buka Suara

"Kemarin sebelum kesini saya telepon Kepala BMKG menanyakan kemungkinan apakah akan ada gempa susulan dan ia menjawab akan ada gempa susulan. Nah permasalahannya adalah gempa susulan itu apakah besar atau tidan dan bisa menimbulkan tsunami itu yang belum bisa di prediksi karena itu saya himbau warga hindari pantai," kata Risma di Sulbar, dalam siaran tertulis yang diterima Warta Kota, Sabtu (16/1/2021).

Risma sendiri pagi ini juga merasakan adanya gempa susulan saat meninjau fasilitas bandara guna memastikan angkutan logistik bantuan tidak terganggu.

"Ini kita masih rasakan gempa susulan dan menghindari bangunan," tambah Risma.

Baca Juga: Pilu, Sempat Unggah Foto Usai Selamat dari Gempa Majene, Istri Anggota TNI Ini Meninggal Karena Ambil HP di Rusun

Selain memastikan kelancaran bantuan logistik, Risma juga tegaskan adanya bantuan tenaga kesehatan yang tiba di Sulbar untuk menangani korban yang berada di rumah sakit regional dan pusat.

"Pagi ini mereka akan dateng guna membantu pengobatan," jelas Risma.

Akses Darat Terputus

Akses darat menuju lokasi bencana di Mamuju, Sulbar masih terputus akibat longsor di sejumlah titik.

Baca Juga: Makan Korban Jiwa Tapi Tak Disebut dalam Cuitan, Respon Jokowi Soal Banjir Kalsel Disorot: Udah Sampai Atap Pak

Untuk itu, sangat menyulitkan distribusi bantuan logistik dari wilayah sekitar.

Tidak hanya itu, sebanyak 43 orang tim terpadu yang terdiri dari Kemensos, BNPB, Kemenkes, Kementerian Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang masuk melalui bandara Hasannudin Makasar melanjutkan dengan jalan darat, telah melakukan perjalanan selama 8 jam tiba di kota Polowali Mandar belum bisa sampai ke kota Mamuju.

Sejumlah relawan dan TNI Polri terus melakukan pembersihan jalan yang tertimbun longsor di sejumlah titik jalan trans Sulawesi.

Baca Juga: Dianggap Terlupakan Karena Kurang Perhatian, 3 Faktor Ini Jadi Penyebab Banjir Kalsel: Lebih Parah dari Tahun 2020

Menurut pengakuan salah satu Tim dari Kemensos, Alek Triyono bahwa sepanjang malam hujan terus tidak berhenti membuat perjalanan tim tidak bisa cepat dan harus beberapa kali terhenti.

Setibanya di Polman, tum istirahat dan berkoordinasi dengan BNPB, akhirnya diputuskan melanjutkan perjalanan dengan helikopter milik BNPB yang sudah standby di Mamuju.

Data Badan Penanggulangan Bencana Nasution mencatat sebanyak 43 orang meninggal dunia akibat gempa di Sulbar.

Baca Juga: Puluhan Kali Terjadi Gempa Susulan, Ini Tindakan Mensos Risma Buat Rakyat Majene

Korban paling banyak ada Kabupaten Mamuju.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan korban tewas di Mamuju ada 34 orang.

Sembilan korban tewas lainnya ada di Kabupaten Majene.

Dua wilayah di Sulbar ini jadi wilayah terparah akibat gempa bumi.

Baca Juga: Terawangan Denny Darko Lagi-lagi Terbukti? Gempa 6,2 Magnitudo Guncang Daerah Ini Hingga Kantor Gubernur Ambruk

Butuh 2 Jam

Hingga Jumat (15/1/2021) malam korban gempa bumi di Sulawesi Barat tercatat menjadi sebanyak 42 orang.

Nah proses evakuasi dua orang korban meninggal dunia diantaranya dibutuhkan hingga waktu dua jam.

Basarnas dan Tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban yang terperangkap reruntuhan bangunan akibat gempa 6,2 magnitudo di Mamuju, Sulawesi Barat.

Baca Juga: Kantor Gubernur Ambruk Hingga 16.000 Warga Mengungsi, Ini Penyebab Gempa Majene Timbulkan Efek yang Begitu Parah

Pada pukul 19.18 waktu setempat, Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi dua korban.

"Basarnas Palu bersama tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap dua korban yang terjebak di reruntuhan bangunan Jalan Abdul Wahab Kabupaten Mamuju," kata Kabag Humas Basarnas Yusuf Latief, Jumat, (15/1/2021).

Banyaknya reruntuhan menyebabkan proses evakuasi memakwan waktu.

Baca Juga: Ikuti Jejak Jokowi, Ini Alasan Presiden Turki Mau Disuntik Vaksin Sinovac Hingga Borong Jutaan Dosis Buat Rakyatnya

Setelah kurang lebih dua jam tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi dua korban dalam keadaan meninggal yakni atas nama Suranto dan Nurfaidah pada pukuk 19.18 WITA.

Proses evakuasi dilakukan di bawah guyuran hujan dan terbatasnya pencahayaan.

Baca Juga: Ingat Pemulung Viral Karena Ngaji di Emperan Toko Hingga Jadi Anak Angkat Syekh Ali Jaber? Begini Nasibnya Sekarang Usai Ditinggal Pergi Sang Ulama

"Keduanya dibawa ambulance menuju RS Bhayangkara Mamuju untuk proses selanjutnya," katanya.

Sebelumnya Korban meninggal dunia akibat gempa 6,2 magnitudo yang menggunacang Mamuju, Sulawesi Barat kembali bertambah.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 15 Januari 2021 pada pukul 20.00 WIB, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 42 orang.

"Dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Jumat, (15/1/2021).

Baca Juga: Bagi-bagi 4.500 Botol Susu Kurma, Ini Pesan Syekh Ali Jaber Soal Amalan di Hari Jumat, Dari Sedekah Hingga Doa yang Diijabah

Selain itu berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut yakni Rumah Sakit Mitra Manakarra dengan kategori rusak berat

Juga RSUD Kabupaten Mamuju rusak berat serta Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning di Takandeang, Tapalang Mamuju mengalami kerusakan.

"Sedangkan pada Kabupaten Majene 300 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan hingga rilis ini disiarkan," katanya.

Raditya mengatakan terdapat tiga rumah sakit yang saat ini aktif memberikan pelayanan kedaruratan di Mamuju, antara lain RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat dan RSUD Kabupaten Mamuju.

Baca Juga: Dulu Bikin Terawan Panas Dingin, Kini Ribka Tjiptaning Tuding Ada Skenario Bisnis di Balik Vaksinasi: Jokowi Ini Pembisiknya Siapa?

"Sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan. Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam," tuturnya.

BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar menurut Raditya masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta berkoordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.

Baca Juga: Proses Vaksinasi Covid-19 Dimulai, Ridwan Kamil Ungkap Efek Samping yang Dirasakannya Usai 2 Kali Disuntik Vaksin Sinovac

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.

"Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan dan selalu mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal," katanya.

Sementara itu, sebuah foto viral di media sosial menggambarkan sejumlah warga mensalatkan beberapa jenazah yang dibungkus pakai daun pisang tanpa kain kafan.

Baca Juga: Sukses Bikin Anya Geraldine Salah Tingkah, Ariel NOAH Malah Akui Kalah dari Efek Vaksin Covid-19 Ini Hingga Tak Sempat Update Status

Foto jenazah pakai daun pisang tanpa kain kafan itu terjadi di lokasi pengungsian gempa Mamuju, Sulawesi Barat.

Namun, foto jenazah pakai daun pisang tanpa kain kafan itu dibantah oleh warga Mamuju sendiri.

Foto tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram resmi @actforhumanity pada Sabtu (16/1/2021).

Baca Juga: Unggah Foto Bareng Mantan Suami, Nita Thalia Mendadak Bagikan Kabar Duka Usai Satu Bulan Bercerai: Al Fatihah

Instagram @actforhumanity

Footo jenazah pakai daun pisang tanpa kain kafan itu dibantah oleh warga Mamuju sendiri. Foto tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram resmi @actforhumanity

Dalam unggahan foto itu terdapat sejumlah orang sedang menyalatkan lima jenazah yang dituliskan dibungkus daun pisang dan atasnya ditutupi sarung.

Foto itu merupakan sebuah tangkap layar dari WhatsApp seseorang.

Dituliskan, 'Betulan kah ini om? le betulan temanku di sana. Kain kafan tidak ada, pake daun pisang korban di Mamuju'

Baca Juga: Suara Ledakan Bikin Syok Warga Pulau, KNKT Duga Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Hancur Berkeping-keping Karena Kejadian Ini

Namun, dalam komentar unggahan tersebut, salah satu warga Mamuju membantahnya.

@nathala***ran: Maaf in hoax, itu bukan daun pisang, cuma platsik yang memang warnanya hijau. Itu dibungkus dengan plastik untuk menghindari mayatnya basah yang sebelumnya sudah dikafani.

Mungkin sebelum menyebar berita ada baiknya diperjelas dahulu.

Baca Juga: Dibully Seantero Indonesia Hingga Dipanggil Polisi, Kini Raffi Ahmad Diseret ke Pengadilan, Ini Tuntutannya

Kami dari masyarakat Mamuju sendiri.

Lalu unggahan itu pun akhirnya diklarifikasi dalam akun tersebut.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Begini kondisi shalat jenazah di tenda pengungsian di Mamuju. Setelah mendapat informasi dari warga Mamuju, perlu kami sampaikan, bahwa warna hijau yang menyelimuti jenazah bukanlah daun pisang, melainkan plastik yang berwarna hijau," tulis akun tersebut.

"Plastik ini digunakan oleh warga Mamuju khususnya, untuk mencegah jenazah basah karena terkena air," tambahnya.

Bagaimanapun kondisnya, lanjutnya keadaan ini sungguh sangat memprihatinkan.

Baca Juga: Kerap Ingatkan Shalat 5 Waktu Lewat Status WA, Captain Afwan Tunjukkan Perilaku Ganjil Sebelum Lepas Landas: Kok Tumben Abi Beda...

Sementara itu, para penyintas gempa lainnya turut menyolatkan di tenda darurat, dengan segala keterbatasan.

"Hingga kini, bantuan logistik pun masih sulit didistribusikan, mengingat terputusnya akses jalan lintas Sulawesi. Tim ACT dari Makassar dan juga Palu masih terus berusaha mencapai titik-titik lokasi pengungsian," katanya.

Sementara itu, para penyintas gempa kini masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.

Baca Juga: Bikin Gemetar Dokter Saat Suntik Jokowi Vaksin Covid-19, WHO Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Vaksin Sinovac Buatan China

Mereka tak berani kembali ke rumah karena takut akan gempa susulan, dan beberapa dari mereka telah kehilangan rumah karena runtuh akibat guncangan.

"Saat ini, bantuan logistik berupa makanan, selimut, perlengkapan kebersihan, perlengkapan bayi dan lainnya sangat dibutuhkan oleh saudara-saudara kita di sana," jelasnya.

Baca Juga: Blak-blakan Akui Sebagai Anak PKI, Anggota DPR Ini Tolak Divaksin Covid-19, Berikut Sepak Terjangnya

Untuk itu, kamu dapat menyalurkan bantuanmu melalui posko berikut:

Posko Kemanusiaan Peduli Gempa Sulbar :

Makassar (Posko Induk) :

- Jl. Sultan Alauddin Plaza Ruko BB No.11 Makassar, Telp 0411 898 6113 / 0821 9224 1414

Palu (Posko Induk) :

Baca Juga: Pamer Foto Ijab Kabul dan Cincin Kawin, Ibunda Indah Permatasari Ungkap Alasannya Benci Pada Arie Kriting: Saya Sudah Tutup Mata

- Jl. Jenderal Basuki Rahmat No.71, Tatura Utara, Telp 0451 820 5300 / 0813 9852 1206

Mamuju (Posko Wilayah) :

- Jl. Kurungan Bassi No. 18, Telp 0812 2233 508

Atau melalui indonesiadermawan.id/GempaMajene

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya