Berjumpa Saat Masih Jadi Wali Kota Solo, Jokowi Akhirnya Lakukan Permintaan Gus Dur 12 Tahun Lalu, Apa Itu?

Senin, 04 Januari 2021 | 14:58
Foto: Blontank Poer

Jokowi duduk di samping Presiden ke-4 RI KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Foto diambil pada 8 Januari 2006 di Kraton Surakarta ketika Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo, Jawa Tengah.

Fotokita.net - Berjumpa saat masih jadi Wali Kota Solo, Jokowi akhirnya lakukan permintaan Gus Dur 12 tahun lalu, apa itu?

Siapa sangka Gus Dur sudah memprediksi FPI akan mengalami hal ini. Jadi kenyataan di Era Jokowi. Berikut selengkapnya!

Pemerintah memutuskan untuk melarang aktivitas dan menghentikan kegiatan Front Pembela Islam atau FPI.

Keputusan ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam pada Rabu (30/12/2020).

Baca Juga: Maklumat Kapolri Soal Konten FPI Dikritik Mantan Ketua MK, Kompolnas Buka Suara: Dasar Aturannya Ada dan Sah

"Pemerintah melarang aktivitas FPI dan akan menghentikan kegiatan yang dilakukan FPI karena FPI tidak lagi memiliki legal standing baik sebagai ormas maupun organisasi biasa," ujar Mahfud MD.

Siapa sangka, ternyata sekitar 12 tahun lalu Gus Dur sudah memprediksi hal tersebut.

Dr. KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001.

Baca Juga: Bak Habis Manis Sepah Dibuang, Dulu Kompak Serang Jokowi, Kini Prabowo Diam Seribu Bahasa Saat FPI Disebut Organisasi Terlarang

Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.

Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.

Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, tetapi kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban 1359 Hijriah, sama dengan 7 September 1940.

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".

Baca Juga: Jadi Organisasi Terlarang Seperti PKI dan HTI, Ini Hukuman Buat PNS Bila Nekat Ikut Gabung dengan FPI

Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.

"Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara.

Gus Dur lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur.

Baca Juga: Surat Keputusan Pembubaran Dianggap Kotoran Peradaban, Kapolri Ancam Penyebar Konten FPI di Medsos, Ini Sanksinya

Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.

Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949.

Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Baca Juga: Ramalan Nasib Gisel Terbukti, Paranormal Kejawen Ini Singgung Pergantian Presiden Hingga Tragedi Mengerikan di Tahun 2021

Saudaranya adalah Salahuddin Wahid dan Lily Wahid.

Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah.

Baca Juga: Bantah Dukung ISIS, Habib Rizieq Disebut Malah Minta Pengikutnya Lakukan Ini: Apa Salah FPI?

Sekitar tahun 2008 silam, Gus Dur mengatakan agar FPI dibubarkan saja.

Pasalnya FPI mengatasnamakan Islam tapi aksinya selalu mencoreng citra Islam dan menakut-nakuti kelompok lain.

Hal tersebut diungkapkan Intelektual Muda NU, Guntur Romli dalam tayangan Youtube berjudul Guntur Romli: KATA GUSDUR, FPI ORGANISASI BAJINGAN! I Seruput Kopi di CokroTV, 30 Desember 2020.

Video tersebut dibuat untuk menyambut Bulan Gusdur, sebelum FPI dinyatakan sebagai ormas terlarang.

Baca Juga: Dikirim Mulai Hari Ini, Siapa Saja Penerima SMS Undangan Vaksinasi Covid-19 dari Pemerintah?

Bulan Gusdur diperingati tiap bulan Desember.

Bulan Gus Dur untuk mengenang Gus Dur yang wafat pada 30 Desember 2009.

"Yang menarik dari Gus Dur ini, satu statement-nya bahwa dulu dia mengatakan ingin membubarkan FPI. Gitu ya?," kata Eko Kuntadhi selaku host.

"Betul," kata Guntur Romli.

Baca Juga: Kabar Gembira Mulai Cair 4 Januari 2021, Ini Besaran 3 Bansos Pemerintah, Buruan Cek Nama di dtks.kemensos.go.id

"Mas Gun ini boleh cerita nih Mas. Pandangan Gus Dur soal organisasi kayak FPI ini Mas," kata Eko Kuntadhi.

Guntur Romli mengatakan Gus Dur memiliki padangan dan sikap tegas terhadap organisasi semacam Front Pembela Islam (FPI).

"Dan saya sendiri juga sampai sekarang masih ingat, wasiat Gus Dur itu, dia ingin membubarkan organisasi kelompok Islam radikal garis keras," ujar Guntur Romli.

Guntur Romli lalu menjelaskan pada tahun 2008 Gus Dur pernah bilang bubarkan saja organisasi seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan FPI.

"Kalau kita lihat MMI kan udah nggak laku, HTI udah dibubarkan. Nah memang tinggal FPI," kata Guntur Romli.

"Yang selalu saya ingat dari pesan Gus Dur ya memang ingin Indonesia ini bersih dari kelompok-kelompok garis keras, khususnya FPI. Yang mengatasnamakan agama, yang mengatasnamakan Islam, tapi aksi-aksinya selalu mencoreng citra Islam, selalu menakut-nakuti kelompok yang lain," jelas Guntur Romli.

Baca Juga: Tahun Sudah Berganti, Iuran Kelas 3 Resmi Naik, Ini Rincian Tarif BPJS Kesehatan di 2021

Eko Kuntadhi mengatakan artinya Gus Dur sudah memprediksi FPI akan mengacau di masa depan.

"Jadi pada tahun 2008 Gus Dur sudah memprediksi ini (FPI) bakal menjadi pengacau di masa yang akan datang. Makanya saat itu dia (Gus Dur) ngomong tegas ini harus dibubarkan dari Indonesia ya?," tanya Eko Kuntadhi.

"Kalau tahun 2008 itu FPI memang belum sebesar sekarang. Tapi Gus Dur kan emang sudah melihat bahwa potensi-potensi seperti macam FPI ini membahayakan, termasuk juga HTI," jelas Guntur Romli.

Baca Juga: Cuma 19 Hari Cerai dari Istri Kedua Karena Alasan Ini, Din Syamsuddin Nikahi Wanita Lulusan Mesir, Jabatannya Bukan Sembarangan

"Meskipun pada waktu itu banyak juga yang menolak. Yang menolak, yang katakanlah tidak setuju dengan pendapat Gus Dur. Khususnya teman-teman, katakanlah yang atas nama hak asasi manusia," lanjut Guntur Romli.

Mereka, kata Guntur Romli, menolak seruan Gus Dur karena dianggap bertentangan dengan prinsip kebebasan berserikat dan berkumpul.

"Kata mereka kan. Kalau memang ada yang melanggar dari FPI, ya orangnya aja diciduk, kemudian dimasukkan ke penjara. Tapi bagi Gus Dur itu tidak cukup," kata Guntur Romli.

Baca Juga: Hore! Mulai Cair Besok, Ini 3 Bansos yang Dibagikan Sepanjang Tahun 2021

"Kenapa? ya kalau saja juga melihat bahwa karena organisasi semacam FPI ataupun juga HTI itu sudah jadi organisasi kejahatan. Kalau bahasa Gus Dur itu kan, FPI organisasi bajingan," jelasnya.

"Kalau kita lihat ini ada sebuah wadah, sebuah organisasi yang sudah melakukan kejahatan secara terstruktur ya. Lalu organisasi, ada perekrutan dan lain-lain sebagainya," kata Guntur Romli.

Guntur Romli mengatakan kabar dari Ketua Harian Kompolnas Benni Mamutu, ada 37 teroris yang latar belakanganya adalah FPI.

Baca Juga: Kabar Gembira Mulai Cair 4 Januari 2021, Ini Besaran 3 Bansos Pemerintah, Buruan Cek Nama di dtks.kemensos.go.id

"Kalau kita baca sejarah FPI, informasi itu tidak mengejutkan. Tahun 2000-an itu kita ngomong itu. Ada yang namanya Abu Rimba FPI Aceh yang sudah terlibat dengan terorisme. Kemudian ada Syarif yang di Cirebon," ujarnya.

Jadi, kata Guntur Romli, apa yang dipandang, apa yang dilihat oleh Gus Dur sekarang sudah menjadi kenyataan.

Baca Juga: Disentil Agar Bersikap Hormat Pada Presiden, Aa Gym Akui Positif Covid-19 Hingga Alami 2 Gejala Ini: Semoga Kita Bisa Berkumpul di Surga

Sudah menjadi kenyataan bahwa organisasi FPI sudah layak dibubarkan karena terlibat dengan aksi-aksi kekerasan.

"Apalagi sekarang sudah pakai senjata api, kemudian juga terlibat dengan terorisme. Maka itu sudah menjadi alasan yang sangat kuat. Nunggu apalagi pemerintah. Nunggu apalagi negara untuk tidak membubarkan atau melarang organisasi macam FPI," jelas Guntur Romli.

Baca Juga: Dibubarkan Paksa Hingga Disebut Organisasi Terlarang, Petinggi FPI Bentuk Organisasi Baru dengan Nama Ini, Habib Rizieq Tak Ikutan?

(TRIBUN-TIMUR.COM/ Sakinah Sudin)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya