Ekspor 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke China, Jerman Kewalahan Tangani Jenazah Korban Corona Hingga Terpaksa Taruh Di Tempat Ini

Sabtu, 19 Desember 2020 | 21:30
AP PHOTO/Michael Probst via Kompas.com

Sebuah salib berada di depan kontainer pendingin berisi jenazah korban Covid-19 di pemakaman Hanau, dekat Frankfurt, Jerman pada 17 Desember 2020. Jenazah korban virus corona terpaksa ditempatkan di sana setelah kamar mayat rumah sakit mulai penuh.

Fotokita.net - Ekspor 100 juta dosis vaksin Covid-19 ke China, Jerman kewalahan tangani jenazah korban corona hingga terpaksa taruh di tempat ini.

Perusahaan farmasi China pada Rabu (16/12/2020) mengatakan bahwa pemerintah setujui impor 100 juta dosis vaksin Covid-19 asal Jerman, BioNTech.

China telah dengan cepat mengembangkan kandidat vaksin Covid-19 secara mandiri dan meningkatkan fasilitas produksi, tetapi perusahaan lokal juga telah bermitra dengan pengembang asing untuk memasok kebutuhan vaksin.

Shanghai Fosun Pharmaceutical Group mengatakan anak perusahaannya telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan Jerman yang bertujuan untuk memastikan "pasokan yang memadai" di China.

Baca Juga: Diborong Indonesia Hingga Bikin Bangga Jokowi, WHO Ungkap Data Mengejutkan Soal Vaksin Sinovac dari China

Pembayaran awal akan dilakukan sebesar 152 juta dollar AS (Rp 2,1 triliun) sebelum akhir tahun untuk 50 juta dosis, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (16/12/2020).

Fosun Pharma mengatakan akan membayar sisa 152 juta dollar AS setelah menerima otorisasi untuk mengkomersialkan vaksin Jerman di pusat daratan China.

Perjanjian tersebut tidak merinci kapan sisa 50 juta dosis akan tiba.

Baca Juga: Bahagia Dapat Suntikan Vaksin Covid-19 Gratis, Warganet Langsung Respon Begini ke Jokowi: Yang Diisep-isep Aja Ada Nggak, Pak?

Vaksin mRNA Pfizer dan BioNTech telah disetujui untuk penggunaan darurat di negara-negara, seperti AS, Inggris, dan Singapura.

Vaksinnya didasarkan pada teknologi mutakhir yang menggunakan versi sintetis dari molekul yang disebut messenger RNA, untuk meretas sel manusia.

Sehingga, secara efektif menjadikan mereka pabrik pembuat vaksin.

Baca Juga: Berlaku Mulai Hari Ini, Catat Tarif Rapid Test Antigen yang Jadi Syarat Wajib Kunjungi Daerah dalam Daftar Berikut

Beijing memiliki 5 vaksin dalam tahap akhir pengembangan, dengan mengatakan setidaknya 1 juta orang akan menerima suntikan setelah kandidat vaksin disetujui untuk penggunaan darurat.

China telah menandatangani perjanjian untuk memasok jutaan dosis vaksin buatan China ke negara lain, setelah sebagian besar memenuhi kebutuhan untuk mengendalikan wabah virus corona di dalam negeri.

Pada Selasa (15/12/2020), pejabat kesehatan di salah satu county di provinsi Heilongjiang utara, di mana para pejabat telah memerangi sejumlah kecil kasus, mengatakan mereka akan mulai menawarkan dosis vaksin Covid-19 kepada masyarakat umum.

Baca Juga: Tinggal Tunggu Lampu Hijau BPOM, Menkes Terawan Ungkap Vaksin Sinovac dari China Berbahan Baku Virus SARS-CoV-2

Suntikan itu akan menelan biaya 64 dollar AS (Rp 904.167), tetapi pernyataan itu tidak menjelaskan vaksin mana yang akan ditawarkan.

Tiga dari 5 produk vaksin Covid-19 China yang berada dalam tahap akhir pengembangan menggunakan bentuk tidak aktif dari virus corona baru untuk meningkatkan kekebalan.

Fosun Pharma dimiliki mayoritas oleh Fosun International, konglomerat China yang memiliki raksasa resor yang berbasis di Perancis, Club Med, dan perusahaan perjalanan, Thomas Cook.

Baca Juga: Mohon Maaf, Cuma 4 Kelompok Ini yang Boleh Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac China, Begini Penjelasannya

Sebuah kota di Jerman terpaksa menempatkan jenazah korban Covid-19 di dalam kontainer, setelah pandemi membuat negara itu kewalahan.

Institut Robert Koch, lembaga yang bertanggung jawab atas pencegahan dan pengendalian penyakit, mencatatkan 33.777 kasus virus corona.

Total, salah satu negara terkuat di Eropa itu sudah menorehkan 1,439,938 infeksi corona, dengan korban meninggal juga mengkhawatirkan.

Baca Juga: Ditetapkan Buat Vaksinasi di Indonesia, Berikut Penjelasan 6 Vaksin Covid-19, Siap Digunakan Bulan Ini?

Saat ini, "Negara Bir" mencatatkan 24.938 kematian setelah ada 910 korban meninggal baru. Dengan terpaksa, pemerintah setempat kembali menerapkan lockdown.

Di Hanau, kota dekat Frankfurt, jenazah korban Covid-19 disimpan di dalam kontainer yang sejak awal sudah difungsikan sejak awal pandemi.

Dua mayat dilaporkan sudah dimasukkan ke dalam kontainer yang bisa menampung 25 jenazah, setelah kamar jasad di rumah sakit setempat penuh.

Baca Juga: Ucapkan Kata Terakhir di Depan Kamera Video, Komedian Sebut Hal Ini Sebelum Meninggal Karena Covid-19

Alexandra Kinski, kepala pemakaman di Hanau menuturkan, jika ada mayat korban virus corona tak bisa masuk rumah sakit, maka bakal dibawa ke kontainer.

"Mereka akan berada di sana untuk sementara, hingga keluarga mendiang datang dan membawanya untuk dimakamkan di sini, misalnya," ulas Kinski.

Berdasarkan lockdown yang diterapkan pada Rabu (16/12/2020), sekolah dan kegiatan usaha yang non-esensial bakal ditutup saat Natal.

Baca Juga: Lolos dari Masa Kritis Covid-19, Wali Kota Bogor Bima Arya Akui Kondisinya Tak Seperti Dulu, Sering Alami Gangguan Kesehatan Ini

Kemudian segala perayaan yang sifatnya pribadi tidak boleh digelar lebih dari lima orang, sebagaimana diberitakan Sky News Jumat (18/12/2020).

Industri perhotelan maupun hospitality lainnya juga diminta tutup, dengan karantina wilayah itu diberlakukan hingga 10 Januari nanti.

Sementara itu, pemerintah ibu kota Berlin mengumumkan, vaksinasi Pfizer/BioNTech ke penghuni panti jompo pada 27 Desember.

Baca Juga: Dituntut Anak Buah Jokowi Hingga Bikin Suami Mayangsari Meradang, Keluarga Cendana Bagikan Kabar Bahagia, Intip Fotonya

Pengumuman itu dibuat setelah Badan Obat-obatan Eropa direncanakan bertemu untuk membahas pengesahan vaksin Covid-19 pada 21 Desember.

Jerman merupakan salah satu negara yang dianggap sukses menangani gelombang pertama virus corona. Tapi, kini negara itu menderita gelombang kedua.

Kanselir Angela Merkel menuturkan, meningkatnya kontak karena belanja kebutuhan Natal ditengarai jadi penyebab meningkatnya kasus.

Baca Juga: Ingat Mulai Berlaku 18 Desember, Rapid Test Antigen Jadi Syarat Keluar Masuk Jakarta, Ini Bedanya dengan Rapid Test Antibodi dan PCR

(*)

Tag

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma