Sengaja Walk Out Buat Permalukan PSI, Anggota Dewan DKI Malah Disebut Gali Kubur Sendiri

Rabu, 16 Desember 2020 | 20:17
KOMPAS.com/ROSIANA HARYANTI

DPRD DKI Jakarta melantik 2 orang anggota DPRD dari Fraksi PKS yang meninggal dunia. Selain itu, DPRD DKI Jakarta juga melantik satu orang anggota lain dari Fraksi Gerindra. Pelantikan dilakukan di ruang rapat paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/12/2020).

Fotokita.net - Sengaja walk out buat permalukan PSI, anggota dewan DKI malah disebut gali kubur sendiri.

Sejumlah fraksi partai menjelaskan aksi walk out para anggota DPRD DKI Jakarta ketika Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membacakan pandangan pada rapat paripurna, Senin (14/12/2020).

Aksi walk out tersebut berawal dari pernyataan kekecewaan yang disampaikan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Jamaludin.

Baca Juga: Foto Surat Buat Keluarga Habib Rizieq Tersebar Luas, Anak Buah Prabowo Siap Jadi Jaminan Penangguhan Penahanan Imam Besar FPI

Jamaludin mempertanyakan apakah pandangan umum yang akan disampaikan merupakan pernyataan dari DPW PSI atau Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.

Pertanyaan itu muncul merujuk pada sikap Fraksi PSI yang diklaim sempat menyetujui Rancangan Kinerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta yang salah satu isinya perihal kenaikan gaji para anggota.

Baca Juga: Disebut Dapat Tawaran Jadi Anak Buah Jokowi, Ternyata Risma Malah Incar Jabatan Ini

Namun, DPW PSI Jakarta dengan tegas membantah bahwa fraksinya menyetujui kenaikan upah anggota DPRD DKI.

"Tidak terjadi apa yang sudah disepakati (RKT), tidak diakui oleh partainya. Kalau memang tidak (diakui), saya tidak akan bersedia mendengarkan. Saya akan keluar," kata Jamaludin di ruang rapat paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (14/12/2020).

Pernyataan itu disambut oleh tepuk tangan dari anggota DPRD DKI Jakarta lainnya yang turut menghadiri rapat paripurna.

Setelah menyampaikan pernyataannya, Jamaludin meninggalkan ruang rapat diikuti oleh anggota DPRD DKI yang lainnya, kecuali anggota Fraksi PSI.

Namun, walk out tak berlangsung lama karena setelah Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad rampung membacakan pandangan umum fraksinya, para anggota Dewan yang sebelumnya keluar kembali memasuki ruangan.

Sejumlah fraksi pun menjelaskan arti dari walk out anggotanya dari rapat paripurna DPRD DKI Jakarta.

Baca Juga: Kerap Dipuji Karena Umbar Penampilan Sederhana, Menantu Jokowi Kepergok Pakai Tas dan Sepatu Seharga Rp 18 Juta Saat Ikut Nyoblos di Pilkada Solo

Selaku pihak yang pertama kali meninggalkan ruang rapat paripurna, Jamaludin menegaskan dia tidak mewakili sikap Fraksi Golkar, melainkan keputusan pribadi.

"Saya di sini mewakili rakyat, bukan mewakili partai. Namanya saya keluar ya mungkin mereka juga (mengikuti)," kata Jamaludin.

Dia berujar, aksi walk out dilakukan tanpa ada kesepakatan dengan anggota lain terlebih dahulu.

Baca Juga: Foto Habib Rizieq Lakukan Ini Saat Diperiksa Penyidik Bikin Gempar, Hotman Paris Banjir Permintaan Jadi Pengacara Imam Besar FPI, Begini Responnya

"Tidak, jadi ini tidak ada kesepakatan. Ini murni saya saja. Karena saya sudah kecewa dengan sikap-sikap seperti itu, apalagi ada bahasa bahwa DPRD ini merampok uang rakyat," ujar Jamaludin.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto membantah Fraksi PAN ikut walk out.

"Terkait aksi Walk Out DPRD terhadap Fraksi PSI perlu kami sampaikan, Fraksi PAN tidak Walk Out," ujar Bambang dalam pesan tertulis, Selasa (15/12/2020).

Bambang menjelaskan bahwa banyak anggotanya yang memilih ikut rapat secara virtual sehingga tidak terlihat secara fisik. Meski demikian, pihaknya tetap mendengarkan pandangan Fraksi PSI.

Baca Juga: Sama-sama Jadi Musuh Amerika, Diktator Irak Saddam Hussein Dihukum Gantung, Osama Bin Laden Meregang Nyawa di Ujung Senjata

Terkait anggota Fraksi PAN yang hadir langsung, Bambang berkilah bahwa kala itu sedang istirahat.

"Kebanyakan anggota kami ikut secara virtual dan sebagian sedang coffee break saat acara berlangsung," tutur nya.

Mewakili Fraksi PAN, Bambang menegaskan bahwa partainya menghormati pandangan setiap fraksi, termasuk PSI.

"Pandangan kami, siapapun berhak menyatakan pendapat dan berhak dihargai pendapatnya," tutur Bambang.

Baca Juga: Difoto dengan Tangan Diborgol Plastik Hingga Pakai Baju Tahanan, Habib Rizieq Resmi Huni Penjara Rutan Polda Metro, Ini Alasan Polisi

Aksi walk out para anggota DPRD DKI Jakarta yang diniatkan untuk memberi "efek jera" pada Partai Solidaritas Indonesia ( PSI), justru berbalik arah menjadi bumerang.

Mereka ramai-ramai keluar ruang rapat ketika Fraksi PSI hendak membacakan pandangan umum di sidang paripurna DPRD DKI, Senin (14/12/2020) lalu. Belakangan, banyak pihak mengkritik aksi tersebut.

Apalagi melihat latar belakang kekesalan terhadap PSI karena batalnya kenaikan tunjangan anggota DPRD DKI.

Baca Juga: Dijuluki Ratu Amer Hingga Tak Pernah Shalat, Nathalie Holscher Ungkap Perasaannya Usai Jadi Mualaf Sampai Dinikahi Sule

Menggali kubur sendiri

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, anggota Dewan yang walk out malah merugikan citra mereka sendiri dan partai.

Dengan memprotes PSI, terlihat bahwa ada keinginan dari anggota Dewan untuk naik gaji di tengah pandemi.

PSI sebelumnya yang mengungkap ke publik wacana kenaikan gaji anggota Dewan di dalam Rancangan Kinerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta 2021.

"Masyarakat akan melihat mana partai yang mengawal anggaran rakyat dan mana yang hanya memikirkan dirinya sendiri," ujar Pangi kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2020).

Baca Juga: Akui Kekalahan dari Menantu Jokowi, Petahana Pilkada Medan Buka Suara di Depan Media: Banyak Invisible Hand yang Ikut Bermain

Sementara itu, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai, aksi walk out tersebut sebagai sikap yang kekanak-kanakan.

Ia juga menilai, sikap para anggota Dewan tersebut semakin menunjukkan bahwa selama ini mereka memang berkomplot untuk menaikkan gaji dan tunjangan melalui RKT 2021 yang dikritisi oleh PSI.

"Semakin kelihatan bahwa kekompakan fraksi-fraksi dalam menyepakati RKT adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar dan penuh nafsu besar untuk mendapatkan tunjangan fantastis," katanya.

Baca Juga: Terus Tebar Bahagia Karena Jagoannya Menang Pilkada Surabaya, Ternyata Risma Incar Jabatan Ini Usai Turun dari Kursi Wali Kota

Memalukan

Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha mengungkapkan kekecewaannya kepada para wakil rakyat tersebut.

Ia menilai aksi protes terhadap PSI yang menantang kenaikan gaji di tengah pandemi sebagai aksi yang memalukan.

"Itu sangat memalukan sekali. Anak-anak muda itu kan lagi berjuang untuk kritis, kemudian dipojokkan oleh partai besar. Bagaimana wakil rakyat kok kelakukannya seperti itu," ujar Abdillah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/12/2020).

Partai yang baru dibentuk pada tahun 2014 tersebut faktanya hanya memiliki total delapan kursi di Kebon Sirih.

Baca Juga: Jalani Pemeriksaan dari Pagi Hingga Tengah Malam, Habib Rizieq Kepergok Lakukan Ini di Kantor Polisi, Fotonya Tersebar di Jagat Maya

Abdillah menegaskan bahwa sikap PSI yang buka-bukaan soal anggaran fantastis untuk gaji dan tunjangan anggota DPRD dalam RKT 2021 adalah sikap yang benar.

Ramai dicecar warganet

Warganet beramai-ramai mendukung langkah PSI mengkritik anggaran 'nyeleneh' di APBD DKI.

Mereka juga mencecar aksi walk out dari anggota dewan tersebut. Akun @Toperendusara1 misalnya menyindir anggota dewan yang dianggap munafik.

"Warga Jakarta mengucapkan terima kasih kepada seluruh fraksi yang meninggalkan ruangan. Begitulah selayaknya manusia-manusia munafik diperlakukan," ujarnya, Senin (14/12/2020).

Baca Juga: Video Dinosaurus Turun dari Truk Bikin Gempar, Begini Fakta Sebenarnya

Sementara akun @Shandythama1 meminta PSI untuk melanjutkan aksi kritisnya meskipun mendapat perlawanan dari partai-partai besar lain.

"Anggota DPRD DKI yang walk out saat rapat paripurna adalah jiwa-jiwa korup yang nggak suka terhadap partai yang jujur. PSI lanjutkan tekadmu!" ujarnya.

Tak didukung Fraksi

Langkah WO para anggota Dewan rupanya tidak diakui oleh fraksi mereka. Aksi itu disebut bukan mewakili fraksi, meskipun mereka anggota fraksi.

Baca Juga: Tiba-tiba Sang Mantan Naik ke Pelaminan, Pengantin Wanita Ini Teriak Histeris Hingga Pingsan, Mempelai Pria Malah Beri Respon Ini

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto membantah Fraksi PAN ikut walk out.

"Terkait aksi Walk Out DPRD terhadap Fraksi PSI perlu kami sampaikan, Fraksi PAN tidak Walk Out," ujar Bambang dalam pesan tertulis, Selasa (15/12/2020).

Bambang menjelaskan bahwa banyak anggotanya yang memilih ikut rapat secara virtual sehingga tidak terlihat secara fisik.

Meski demikian, pihaknya tetap mendengarkan pandangan Fraksi PSI. Terkait anggota Fraksi PAN yang hadir langsung, Bambang berkilah bahwa kala itu sedang istirahat.

Baca Juga: Jagoan Megawati dan PDIP Menang dalam Hitungan Sementara, Wali Kota Risma Nurut Diminta Pose Begini di Depan Kamera: Saranghae Surabaya!

"Kebanyakan anggota kami ikut secara virtual dan sebagian sedang coffee break saat acara berlangsung," tutur nya.

Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta S Andyka menyatakan bahwa keputusan anggotanya keluar ruang rapat bukan sepenuhnya karena walk out memprotes PSI.

Menurut Andyka, beberapa anggotanya punya urusan pribadi masing-masing saat sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta walk out menjelang Fraksi PSI membacakan pandangannya.

Baca Juga: Selalu Tampil Sederhana di Depan Kamera, Selvi Ananda Buka Suara Usai Anak Jokowi Diprediksi Menang Telak di Pilkada Solo 2020

"Sempat ikut keluar juga walk out, tapi kan keluarnya beda-beda. Artinya, ada yang keluar karena mau merokok, karena mau buang air kecil, ada yang keluar karena memang punya sikap yang sama," kata Andyka.

Andyka juga menegaskan bahwa sebagai pimpinan Fraksi Gerindra, ia tidak menginstruksikan anggotanya untuk walk out.

(Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya