Penggal Kepala 4 Warga Desa Hingga Bikin Jokowi Terjunkan Pasukan Elite TNI, Ini Alasan Teroris Ali Kalora dan MIT Sulit Ditumpas Aparat Gabungan

Rabu, 02 Desember 2020 | 06:52
@intaiamfibi2marinir

Yontaifib Marinir, salah satu pasukan elit TNI yang berkemampuan anti teror

Fotokita.net - Penggal kepala 4 warga hingga bikin Jokowi turunkan pasukan elite TNI, ini alasan teroris Ali Kalora dan MIT sulit ditumpas aparat gabungan.

Terungkap kekejian Ali Kalora, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang memenggal kepala dan membakar rumah warga.

Peristiwa mengerikan itu terjadi di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Empat kepala warga dipenggal. Seusai mengeksekusi warga, setidaknya ada 7 rumah yang dibakar kelompok ini.

Baca Juga: Dikirim Bersama Pasukan Elite untuk Tumpas Ali Kalora dan MIT, Ini Kehebatan Peleton Intai TNI, Sanggup Tembus Medan Sulit

Menurut polisi dari keterangan warga Desa Lembotonga, ada 10 orang yang melakukan eksekusi.

Tiga orang di antaranya membawa senjata laras panjang.

Setelah kejadian tersebut, Ali Kalora dan kelompoknya lari ke hutan.

Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, peristiwa pembunuhan itu pertama kali diketahui pada Jumat, 27 November 2020 sekitar pukul 10.30 WITA.

Baca Juga: Akhirnya Muncul Usai Didesak Netizen, Jokowi Kutuk Pembantaian 1 Keluarga di Sigi Hingga Perintahkan Panglima Kirim Pasukan Paling Elite TNI

Saat itu anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal.

Polisi pun kemudia langsung bergerak ke lokasi kejadian.

Lantas, sesampainya di TKP, polisi menemukan empat mayat dan 7 rumah dibakar.

Baca Juga: Buru Teroris MIT Ali Kalora yang Renggut 4 Warga Desa, Ini Kehebatan Pasukan Paling Elite TNI, Kebanggaan Panglima Hadi Tjahjanto: Keberhasilan Operasi Dekati 100 Persen

Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama dan tim inavis Polda Sulteng.

”Lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Awi.

Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah teroris kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.

”Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut,” kata Awi.

Baca Juga: Sebut Jagoan PDIP di Pilkada Surabaya Bakal Kalah, Sosok Ini Juga Bilang Menantu Jokowi Akan Gigit Jari di Medan, Simak Penjelasannya

Facebook

Pembunuhan brutal dan pembakaran rumah di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah

Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, menjelaskan alasan sebenarnya kelompok teroris Ali Kalora atau Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tega membantai 4 warga dan membakar rumah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Hal ini dibeberkan oleh Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam Sapa Indonesia Pagi di Kompas Tv, Selasa (1/12/2020).

Boy menyebut faktor kekurangan logistik menjadi alasan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora membunuh satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020).

Baca Juga: Sang Wakil Positif Corona, Ini Rahasia Anies Baswedan Tetap Bugar Meski Ketemu Banyak Orang, Termasuk Habib Rizieq

"Saat ini mereka sudah dalam kondisi yang tidak memiliki logsitik yang cukup," ujar Boy, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Teror di Sigi, BNPT Sebut karena MIT Ali Kalora Kekurangan Logistik'

"Artinya dengan cara inilah, dengan cara merampok, dengan cara membunuh masyarakat, karena kita tahu bahwa kelompok ini adalah pengusung ideologi kekerasan.

Jadi itulah salah satu untuk bertahan hidup," sambungnya.

Baca Juga: Sikap Terbuka Anies Baswedan Dipuji Jokowi, Gubernur Provinsi Ini Ikut Tertular Virus Corona, Begini Kondisi Terkininya.

Boy Rafli menuturkan, kelompok teroris ini bertahan hidup di lereng-lereng Pegunungan Biru, Kabupaten Poso.

Belakangan ini, mereka mengincar harta benda di wilayah pemukiman warga sekitar lereng Pegunungan Biru untuk menutupi logistik yang kian menipis.

Salah satu pemukiman warga yang pernah menjadi sasaran perampasan adalah Dusun Taman Jeka, sebuah wilayah yang terletak di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.

Baca Juga: Tangan Kanan Jokowi Minta KPK Lakukan Ini Saat Periksa Edhy Prabowo, Firli Bahuri Angkat Suara Hingga Dapat Dukungan Penuh dari Sosok Penting Ini

Selain perampasan harta benda, kelompok ini juga acap kali melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap warga di lereng Pegunungan Biru.

"Ada yang mereka rampas harta bendanya dan ada juga beberapa tindak pidana pembunuhan yang telah mereka lakukan," kata Boy Rafli.

Boy meyakini MIT semakin tersudut karena masyarakat Kabupaten Poso dan sekitarnya sudah tidak lagi memberikan simpati dan dukungan terhadap eksistensi mereka.

Baca Juga: Disebut Tak Konsisten Usai Ancam Geruduk Rumah Nikita Mirzani, Ustaz Maaher At-Thuwailibi Mendadak Jadi Sorotan Karena Bikin Ini di TikTok

Hal inilah yang berkontribusi membuat logistik kelompok teroris ini mulai berkurang.

"Jadi hari ini cara bertahan mereka untuk hidup di lereng-lereng Pegunungan Biru antara lain dengan mencari logistik, dengan merampok mengambil harta benda masyarakat," terang Boy Rafli.

"Jadi inilah yang terjadi sekaligus kita memang menunjukan mereka masih eksis dan inilah yang menjadi tantangan kita untuk melumpuhkan mereka dalam beberapa waktu ke depan," imbuh Boy Rafli.

Baca Juga: Melayat Orang Meninggal dengan Pakaian Hitam, Ustaz Abdul Somad Singgung Hal Ini Saat Beri Penjelasan Dasar Hukumnya

Istimewa

Ali Kalora, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Kekejian Ali Kalora terungkap setelah diduga memenggal 4 kepala warga dan membakar 7 rumah bersama kelompoknya.

Kini Diburu Kostrad, Marinir dan Tontaika

Kini, Ali Kalora cs diburu pasukan khusus yang telah diterjunkan oleh Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.

Yakni, pasukan khusus dari Komando Strategi Angkatan Darat ( Kostrad), Marinir dan Pleton Pengintai Keamanan (Tontaikam) diturunkan untuk membantu Satgas Tinombala yang sudah ada.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pasukan Kostrad, Marinir, dan Tontaikam Ikut Buru Kelompok Ali Kalora'

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada Kapolri Jenderal Idham Aziz dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk menumpas kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora.

Adapun ancaman dari Kapolri Jenderal Idham Aziz, apabila ada anggota kelompok Ali Kalora melawan saat berhadapan, maka perintahnya tembak mati.

Baca Juga: Rela Jalani Oplas Hingga Bikin Warganet Salfok, Ternyata Krisdayanti Tak Pernah Bisa Penuhi 1 Keinginan Raul Lemos, Apa Ya?

Kasus kemanusian ini menjdi sorotan publik setelah tragedi berdarah pembunuhan empat warga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf mengatakan, pasukan khusus yang diturunkan ini akan membantu memperkuat pasukan Satuan Tugas Tinombala yang ada selama ini.

Baca Juga: Cara Penetapan Gaji dan Tunjangan PNS Berubah Usai Jokowi Teken Aturan Ini, Kondisi Keuangan Negara Makin Goyang?

Wikimedia Commons
AWG97/Wikimedia Commons

Pasukan Kostrad mengenakan baret berwarna hijau dengan lambang Cakra Sapta Agni.

"Dengan penambahan pasukan ini kita berharap pengejaran kelompok Ali Kalora semakin efektif," kata Danrem Farid, Selasa (1/12/2020).

Menurutnya, selama ini sinergitas TNI dan Polri dalam memburu kelompok teroris cukup efektif mendesak pergerakan kelompok Ali Kalora.

Hal ini terlihat dari pergerakan kelompok ini yang terus berpindah, dari Kabupaten Parigi Moutong hingga ke Kabupaten Sigi.

"Selama ini kan dia seolah-olah menguasai Poso.

Sebenarnya tidak ada kehebatan mereka kecuali mereka sangat menguasai medan.

Baca Juga: Terlanjur Malu Disebut Durasinya Cuma Sebentar di Ranjang, Vicky Nitinegoro Akhirnya Serang Balik Nikita Mirzani: Dia Bukan Kriteria Gue!

Karena Ali Kalora itu dulunya bekas penebang kayu, sehingga dia menguasai jalur-jalur di dalam hutan," jelas Farid.

Sebagai informasi, setelah pembunuhan satu keluarga di Desa Lembantongoa, Satuan Tugas Tinombala dikerahkan untuk memburu pelaku.

Baca Juga: Sok-sokan Larang Aparat Masuk Gang Rumah Habib Rizieq, Nyali Laskar FPI Langsung Ciut Usai Dibentak Dandim Jakpus: Ini Wilayah NKRI!

Menurut Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama, pelaku pembunuhan berjumlah enam orang dan diduga dari kelompok MIT.

"Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi," terangnya, Sabtu (28/11/2020).

Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis memerintahkan personelnya menindak tegas kelompok teroris MIT.

Ia pun meminta anggotanya tak segan menembak mati mereka apabila melawan.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Teror di Sigi, Idham Azis Perintahkan Polisi Tembak Mati Anggota MIT apabila Melawan'

“Saya sudah bilang ke anggota, tindak tegas mereka. Jika ketemu lalu mereka melawan, tembak mati saja,” kata Idham melalui keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).

Baca Juga: Manjakan Edhy Prabowo dan Istri Belanja Barang Mewah di Honolulu, Sosok Penyuap Sang Menteri KKP Terkuak, Ternyata Bukan Pengusaha Sembarangan

Kelompok yang dipimpin Ali Kalora tersebut diduga pelaku pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah di Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11/2020).

Menurut Idham, negara tidak boleh kalah dengan kelompok yang sudah melakukan aksi teror kepada masyarakat, apa pun alasannya.

Yonif 900 Raider
Yonif 900 Raider

(Ilustrasi) Koopssus, Satuan Super Elite yang Berisikan Pasukan Khusus TNI Berkemampuan Tiga Matra

Baca Juga: Tak Mungkin Lagi Berkelit, 10 Bukti Kuat dalam Video Syur Mirip Gisel Bisa Seret Ibunda Gempi ke Penjara, Ternyata Sudah Diramalkan!

Saat ini, kelompok tersebut masih diburu oleh personel TNI-Polri.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga disebut telah menerjunkan pasukan TNI untuk turut memburu Ali Kalora dkk.

“Kita akan cari sejumlah tempat yang selama ini jadi persembunyian kelompok Ali Kalora,” ucap Idham. (*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya