Fotokita.net - Terus serang kebijakan tangan kanan Prabowo Subianto hingga bikin gempar, nama Susi Pudjiastuti mendadak trending usai Menteri KKP ditangkap KPK, ini sepak terjangnya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (25/11/2020) dini hari.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Edhy ditangkap bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarga.
"Tadi pagi (ditangkap) jam 1.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," kata Ghufron, saat dikonfirmasi, Rabu pagi.
Ghufron mengatakan, penangkapan Edhy tersebut terkait dengan dugaan korupsi dalam ekspor benur atau benih lobster.
"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Ghufron.
Seiring kabar Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap, nama Susi Pudjiastuti langsung jadi trending. Rekam jejak mantan Menteri KKP yang digantikan Edhy Prabowo banyak dicari netizen.
Pasalnya, Susi Pudjiastuti sempat mengkritik kebijakan Edhy Prabowo terkait ekspor benih lobster.
Ini lah rekam jejak Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ( KKP) periode 2014-2019 yang trending topic Twitter.
Sementara itu, menurut rekam jejak Susi Pudjiastuti, ia dijuluki sebagai menteri perempuan yang 'nyentrik' saat menjabat sebagai Menteri KKP periode 2014-2019.
Julukan tersebut berasal dari gaya bicara dan gaya berpakiaian Susi Pudjiastuti yang tomboy, dan cuek.
Sementara itu, melansir dari Tribun Wiki arikel Susi Pudjiastuti
Berikut biodata dan rekam jejak Susi Pudjiastuti, mantan Menteri KKP periode 2014-2019.
Biodata
Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran, Jawa Barat pada 15 januari 1965.
Keluarga Susi Pudjiastuti adalah saudagar sapi dan kerbau dari Jawa Tengah.
Kakek buyut Susi Pudjiastuti adalah tuan tanah yang bernama Haji Ireng dikenal.
Susi Pudjiastuti sudah mahir berbahasa Inggris dan Jerman sejak SMP.
Susi Pudjiastuti ketika masih remaja dikenal sebagai sosok yang mandiri meskipun keluarganya merupakan golongan orang berada.
Bahkan dari pengakuan seorang warga yang tinggal di daerah tempat tinggal Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Jawa Barat pada Selasa (28/10/2014) mengatakan Susi Pudjiastuti pernah berjualan ikan keliling.
Susi Pudjiastuti dikenal sebagai 'orang kaya yang mandiri dan tidak gengsian' oleh warga sekitar.
Edhy Prabowo dan Susi Pudjiastuti saat acara pisah sambut Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo melantik Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Istana Negara pada Rabu (23/10/2019) Pagi.
Susi Pudjiastuti sempat dua kali bercerai dan kemudian menikah dengan Christian von Strombeck.
Susi Pudjiastuti memiliki tiga orang anak yaitu Panji Hilmansyah, Nadine Kaiser, dan Alvy Xavier.
Pada 26 Oktober 2014, Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Pendidikan
Ketika dilantik sebagai Menteri KKP, Susi Pudjiastuti hanya lulus dari SMP tanpa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Namun, setelah melewati prosedur pengujian standar kompetensi, pada 22 November 2016 kepala BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) memberikan Sertifikat Kompetensi bidang Pembangunan Kelautan dan Perikanan kepada Susi Pudjiastuti.
Hingga akhirnya Susi Pudjiastuti diberikan gelar doktor kehormatan atau honoris causa oleh Universitas Diponegoro pada 3 Desember 2016.
Gaya Susi Pudjiastuti saat jadi model
Selain itu Susi Pudjiastuti juga mendapatkan gelar yang sama dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS pada 10 November 2017.
Rekam jejak Susi Pudjiastuti
Sebelum menjadi menteri 'nyentrik', Susi Pudjiastuti pernah menjalani beberapa profesi.
Awalnya Susi Pudjiastuti menjadi pengepul ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pangandaran, Jawa Barat dengan modal awal usaha Susi hanya Rp 750 dari hasil menjual perhiasan.
Usaha tersebut mengalami kesuksesan cukup besar hingga akhirnya berkembang menjadi lebih besar.
Susi Pudjiastuti kemudian dapat 'berdagang' hingga ke Asia dan Amerika.
Untuk mempermudah bisnis tersebut, Susi Pudjiastuti mulai memberanikan diri untuk membeli sebuah pesawat.
Uang untuk membeli pesawat didapatkan dari pinjaman bank sebesar Rp20 Miliar.
Dari uang tersebut Susi Pudjiastuti membeli pesawat jenis Cessna Caravan dan membentuk PT ASI Pudjiastuti Aviation.
Awalnya pesawat tersebut digunakan untuk mendistribusikan lobster dan ikan ke pasar Jakarta dan Jepang namun kemudian beralih menjadi bisnis transportasi udara komersial.
Bahkan pesawat tersebut menjadi pesawat pertama yang berhasil sampai di lokasi bencana saat gempa 2004 di Aceh. (5)
Selama tiga tahun berjalan perusahaan penerbangan tersebut semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, tersebar 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera.
Perusahaan Susi Pudjiastuti pada 2014 memiliki 10 pesawat Cessna Grand Caravan, 2 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star.
Susi Pudjiastuti melepas semua posisinya di perusahaan yang pernah dipimpin ketika ditunjuk menjadi Menteri KKP Kabinet Kerja di masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla,
Posisi tersebut diantaranya Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan.
Serta PT. ASI Pudjiastuti Aviation yang jadi operator penerbangan Susi Air.
Kritik kebijakan Edhy Prabowo
Sejumlah kebijakan Edhy Prabowo Menteri KKP, bertentangan dengan kebijakan yang pernah Susi Pudjiastuti buat saat menjabat.
Satu di antaranya kebijakan ekspor benur atau benih lobster.
Susi Pudjiastuti mempertanyakan kenapa harus bibit lobster yang diekspor.
Ia juga menyinggung soal aspirasi nelayan.
Ia pun menanyakan apakah Edhy Prabowo benar-benar mendengar aspirasi para nelayan soal lobster.
Seperti yang disampaikan melalui akun Twitter @susipudjiastuti, Rabu (18/12/2019).
Baca Juga: Bikin Kaget! Warga di Daerah Ini Biasa Beli Mi Instan dengan Emas, Ternyata Begini Cerita Sebenarnya
Susi mengomentarai artikel berjudul Soal Rencana Ekspor Benih Lobster, Edhy Prabowo: Saya Tak Akan Mundur".
Tak hanya itu, Susi Pudjiastuti juga kembali mempertanyakan niatan Edhy Prabowo.
Ia mempertanyakan apakah langkah itu sudah melalui upaya mendengarkan aspirasi para nelayan.
"Apakah benar yakin untuk ekspor benih lobster ?
Apakah aspirasi seluruh masyarakat nelayan yang benar nelayan sudah di dengar?" tanya Susi Pudjiastuti lagi. (*)