Fotokita.net - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) memberikan bantuan kuota bagi pelajar, guru, dosen dan mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Penyaluran bantuan kuota internet ini disalurkan bertahap, mulai September hingga Desember 2020.
Proses penyaluran tahap pertama dimulai hari ini, Selasa (22/9/2020), hingga Kamis (24/9/2020).
Sesuai dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Nomor 14 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Kuota Data Internet Tahun 2020, bantuan kuota dibagi dalam dua penggunaan.
1. Kuota umum: Kuota yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh platform dan aplikasi
2. Kuota belajar: Kuota yang hanya dapat digunakan untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran.
Terkait hal tersebut, Wakil Sekertaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Satriwan Salim mengaku kecewa dengan adanya substansi penjatahan penggunaan kuota.
Hal ini karena menurutnya praktik pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan lebih banyak guru dan siswa yang bergantung pada ‘jatah’ kuota umum.
”Pembuatan daftar aplikasi dan platform khusus pendidikan yang hanya bisa diakses dengan jatah kuota belajar tidak dikomunikasikan lebih dulu. Saya khawatir, jatah kuota belajar mubazir,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Harian Kompas (22/9/2020).
Baca Juga: Arti dan Makna 5 Simbol dari Lambang Pancasila Sebagai Dasar Negara
Selain itu terkait dengan masa berlaku kuota menurutnya juga dirasa kurang tepat. ”Pemerintah bisa memakai pendekatan akumulasi.
Apabila jatah kuota data internet bantuan bulan pertama belum habis, sisanya seharusnya bisa dipakai bulan berikutnya tanpa menghilangkan hak jatah bulan itu,” kata dia.
Sementara Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia Merza Fachys menilai, total kuota data bantuan seharusnya memenuhi kebutuhan PJJ.
Media asing dari Amerika Serikat dan Arab Saudi menyoroti persoalan sulitnya guru dan siswa di Indonesia belajar online di masa pandemi.
”Sebagian besar jatah penggunaan harus sesuai dengan tujuan mendasar. Kami akan mengisi paket ke masing-masing nomor ponsel penerima sesuai instruksi Kemendikbud,” ujar Merza.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na’im mengatakan, daftar aplikasi dan platform pendidikan yang boleh diakses menggunakan jatah kuota belajar bisa dilihat di kuota-belajar.kemdikbud.go.id.
Total ada 19 aplikasi, 5 platform konferensi video, 22 laman pembelajaran, dan 401 laman kampus.
Rincian lengkap Kuota Kemendikbud Secara lengkap berikut ini rincian ‘jatah’ kuota gratis Kemendikbud:
1. Peserta Didik Jenjang PAUD: 20 GB per bulan dengan rincian:
- 5 GB kuota umum
- 15 GB Kuota Belajar
- 4 Bulan Durasi Bantuan
2. Peserta Didik Kjenjang Pendidikan Dasar dan Menengah: 35 GB/bulan dengan rincian:
- 5 GB Kuota Umum
- 30 GB Kuota Belajar
- 4 Bulan Durasi Bantuan
3. Pendidik Jenjang PAUD dan Pendidikan Dasar dan Menengah: 42 GB/bulan dengan rincian:
- 5 GB Kuota Umum
- 37 GB Kuota Belajar
- 4 Bulan Durasi Bantuan
4. Dosen dan Mahasiswa: 50 GB per bulan dengan rincian:
- 5 GB Kuota Umum
- 45 GB Kuota Belajar
- 4 Bulan
Durasi Bantuan Kuota Belajar
Untuk Kuota Belajar Kemendikbud, berikut ini beberapa rincian penggunaan yang dapat diakses menggunakan kuota tersebut:
1. Aplikasi
Beberapa aplikasi yang bisa dipakai untuk mengakses kuota belajar Kemendikbud adalah sebagai berikut:
- Aplikasi Whatsapp
- Aplikasi dan website Google Classroom
- Aplikasi dan website Aminin
- Aplikasi dan website Ayoblajar
- Aplikasi dan website Bahaso
- Aplikasi dan website Birru
- Aplikasi dan website Cakap
- Aplikasi dan website Duolingo
- Aplikasi dan website Edmodo
- Aplikasi dan website Eduka system
- Aplikasi dan website Ganeca digital
- Aplikasi dan website Kipin School 4.0
- Aplikasi dan website Microsoft Education
- Aplikasi dan website Quipper
- Aplikasi dan website Ruang Guru
- Aplikasi dan website Rumah Belajar
- Aplikasi dan website Sekolah.Mu
- Aplikasi dan website Udemy
- Aplikasi dan website Zenius
2. Video Conference Terkait video conference yang bisa digunakan menggunakan kuota belajar adalah sebagai berikut:
- Zoom
- Cisco Webex
- Google Meet
- Microsoft Teams
- U Meet Me
Siswa menjalani pembelajaran jarak jauh.
3. Website Untuk rincian website yang bisa diakses menggunakan kuota belajar adalah sebagai berikut:
- aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital
- bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id
- bse.kemdikbud.go.id
- buku.kemdikbud.go.id
- cambridgeenglish.org
- elearning.gurudaringmilenial.id
- guruberbagi.kemdikbud.go.id
- icando.co.id indihomestudy.com
- infomedia.co.id
- kelaspintar.id lms.seamolec.org
- mejakita.com melajah.id
- pijarmahir.id
- pijarsekolah.id
- rumahbelajar.id
- setara.kemdikbud.go.id
- suaraedukasi.kemdikbud.go.id
- tve.kemdikbud.go.id
- www.indonesiax.co.id
- www.wekiddo.com
4. Website Kampus
Sejumlah website kampus dapat diakses menggunakan kuota belajar Kemendikbud.
Secara lengkap websie kampus tersebut yang dapat digunakan menggunakan kuota ini daftarnya dapat dilihat melalui link berikut
Sementara itu, ujian tengah semester (UTS) siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, telah dimulai.
Namun, di tengah pandemi Covid-19 ini, ujian tidak dapat dilakukan secara tatap muka.
Mau tidak mau, mereka harus mengikuti ujian secara daring.
Persoalannya, sekolah yang berada di dusun paling ujung dan berbatasan langsung dengan lereng hutan Gunung Slamet ini sangat sulit mendapatkan sinyal.
Bukit Dekimati yang berada persis di sisi barat Telaga Kumpe menjadi satu-satunya tempat yang dapat dijangkau sinyal seluler.
Siswa harus berjalan kaki melalui jalan desa yang belum rampung dibeton menuju lokasi dengan ketinggian 700 mdpl itu untuk mendapatkan sinyal.
Di bawah rerimbunan pohon karet dan alas seadanya, mereka mengerjakan soal-soal ujian melalui Google Form di ponselnya masing-masing.
Resa Ramadhani, siswa kelas VIII, mengaku kesulitan untuk mengikuti ujian.
Selain soal Matematika yang tidak begitu dikuasai, ia juga diburu waktu karena harus bergantian ponsel dengan temannya.
"Saya pinjam HP punya pak guru, gantian sama teman," kata Resa seusai menyelesaikan ujian, Selasa (22/9/2020).
Pagi itu Resa merampungkan 20 soal Matematika hanya dalam waktu 45 menit dari total 90 menit waktu yang tersedia. Sisa waktu 45 menit digunakan teman di sebelahnya untuk mengerjakan soal yang sama. "Nggarapnya ngasal tadi," ucap remaja dengan rambut lurus berwarna coklat ini.
Setiyani, siswi kelas IX, mengaku sudah dua kali mengikuti ujian daring.
Sebelumnya, ia juga harus mengikuti ujian daring pada saat ujian kenaikan kelas, beberapa waktu lalu.
"Gampang-gampang susah," ujar Yani malu-malu. Guru sekaligus pendiri MTs Pakis Isrodin mengatakan, sebelum pandemi, para siswa biasanya mengikuti ujian di MTs Maarif NU 2 Cilongok sebagai sekolah induk.
"Biasanya ujian di sana, tapi karena pandemi jadi ujiannya online. Di bukit ini titik yang paling ideal, titik tertinggi di antara permukiman warga, sinyalnya bagus," kata Isrodin.
Selain terkendala sinyal, ujian daring juga menjadi tantangan tersendiri karena tidak semua siswa memiliki hape kamera.
Dari 20 siswa yang ada, sekitar seperempatnya tidak memiliki ponsel. "HP saya buat gantian. HP saya juga digunakan untuk tethering di sini.
Siswa dibagi tiga kelompok, ada yang ujian di sini, ada juga yang di rumah pengurus BUMDes di bawah sana, ada wifi-nya," ujar Isrodin.
Isrodin mengaku tidak bisa memaksakan siswa memiliki ponsel dan membeli kuota internet. Pasalnya, sebagian besar orang tua siswa hanya bekerja sebagai buruh tani di hutan.
"Kalau untuk lokasi ujian di bukit enggak masalah, karena mereka terbiasa belajar di alam," kata Isrodin.
Sekolah yang berdiri tahun 2014 ini memang memiliki konsep pembelajaran yang unik.
Pada kondisi normal, pembelajaran lebih sering dilakukan di luar ruang. Tanpa seragam pula.
Di tengah kegiatan belajar mengajar, para siswa juga praktik bercocok tanam, beternak, dan budidaya ikan.
Siswa tidak dipungut biaya sepeser pun, pendaftaran siswa baru cukup dengan hasil bumi.
"Selama pandemi ini pembelajaran pakai HT bantuan dari Orari Banyumas. Siswa dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok saya kasih dua atau tiga HT," jelas Isrodin.
Isrodin mengatakan, UTS yang dimulai sejak Senin (21/9/2020) akan berlangsung hingga akhir pekan ini.
Selanjutnya pembelajaran akan kembali dilakukan menggunakan HT.
(Kompas.com)