Tragedi Ciracas Kok Terulang Lagi? Jenderal Purnawirawan Malah Beri Jawaban Menohok: TNI Banyak Tantangan, Polri Banyak Tentengan

Kamis, 03 September 2020 | 09:01
Istimewa/Tribunnews.com

Suasana di Kantor Kepolisian Sektor Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) dini hari saat diserang sejumlah orang tak dikenal.

Fotokita.net -Tragedi Ciracaskok terulang lagi? Jenderal purnawiran TNI ini malah beri jawaban menohok: TNIbanyak tantangan, Polribanyak tentengan.

Lebih jauh jenderal purnawirawan TNI AD itu menjelaskan alasan itu dengan panjang lebar.

Sebelum penjelasan sang jenderal, Guru Besar Ilmu Politik Univeritas Pertahanan Indonesia, Prof. Salim Said lebih dulu memberikan tanggapan terhadap penyerangan sejumlah oknum TNIdi markas kepolisian, yakni Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.

Baca Juga: Bak Menentang Tuntutan KSAD Andika Perkasa, Jenderal Purnawirawan TNI AD Ini Justru Minta Oknum Prajurit yang Serang Polsek Ciracas Hingga Bikin Trauma Warga Tak Dipecat, Begini Alasannya

DilansirTribunWow.com,Salim Said menilai dan mengakui bahwa hubungan antara tentara dengan polisi sangat rawan bergesekan.

Menurutnya, satu di antara alasannya karena faktor kecemburuan antara dua instansi negara tersebut, khususnya dari TNIkepada Polri.

Hal itu diungkapkannya dalam acaraIndonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (1/9/2020).

Baca Juga: Nama TNI AD Lagi-lagi Tercoreng, Kini Anggotanya Pamer Pistol Usai Tak Terima Ditegur Satgas Covid-19, Begini Kronologinya

Dalam kesempatan itu, Salim Said mengungkapkan bahwa saat ini tentara sudahkehilangan fungsi ke dalam atau berhubungan dengan masyarakat.

Fungsi tersebut saat ini sudah diambil alih sepenuhnya oleh kepolisian.

Ia mengaku sudah banyak mengenal dan memahami apa yang dirasakan oleh para prajurit tentara, lantaran mereka yang menjadi mahasiswanya di Universitas Pertahanan.

"Saya melihat di situ ada masalah bagaimana itu diatasi, di dua faktor. Faktor kesejahteraan yang bersumber pada keterlibatan polisi ke dalam masyarakat, sementara tentara tidak lagi terlibat di situ," ujar Salim Said.

Menurutnya, kondisi tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh pada psikologi para tentara.

Bahkan ia mengaku pernah mendapatkan pertanyaan besar dan begitu dalam dari seorang prajurit yang juga merupakan mahasiswanya.

Baca Juga: KSAD Andika Perkasa Tuntut Prada MI dan Teman-temannya Tanggung Kerugian, Kini Warga Mulai Berani Lapor: Ponsel Dirampas, Diancam Pakai Pistol

Sonora.ID

Panglima TNI dan Kapolri tanggapi penyerangan Polsek Ciracas saat konferensi pers di Makassar

Dikatakannya mereka seakan menganggap bahwa NKRI bukan lagi Negara Kesatuan Republik Indonesia melainkan justru Negara Kepolisian Republik Indonesia.

"Kemudian adalah psikologi, mereka mengeluh 'Coba prof jelaskan bagaimana sekarang ini kok NKRI bukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi kata mereka Negara Kepolisian Republik Indonesia'. Saya tidak bisa jelaskan, itu kan keputusan pemerintah," kata Salim Said.

"Apakah seorang jenderal jadi duta besar, seorang jendral jadi menteri, apakah jenderal polisi atau tentara itu keputusan politik presiden, saya tidak bisa menjelaskan," terangnya.

Lebih lanjut, Salim Saidmempertanyakan apakah kemungkinan kondisi yang sedang dihadapi oleh tentara dan polisi hanya terjadi di kalangan bawah saja.

Karena menurutnya,kondisi berbanding terbalik dengan para petinggi TNImaupun Polriyang terlihat begitu damai dan harmonis.

"Beribu poster dipasang, gambarnya bagus-bagus, tapi di bawah persepsinya lain terhadap keadaan dan itu mudah sekali dipicu jadi persoalan hubungan antara polisi dan tentara," ungkapnya.

Baca Juga: Sudah Bikin Malu TNI AD, Inilah Daftar Anggota yang Terima Sanksi dari KSAD Andika Perkasa, Dari Penyerangan Hingga Ulah Istri

(Dok. Dispen TNI AD)/(istimewa via Tribunnews)
(Dok. Dispen TNI AD)/(istimewa via Tribunnews)

KSAD Jenderal Andika Perkasa atas peristiwa penyerangan polsek Ciracas Jakarta Timur

"Jadi masalah yang kita hadapi cuman satu, bagaimana kita mengatasi supaya tidak terjadi sesuatu yang ironis, pimpinan peluk-pelukan, tapi anak buah tembak-tembakan," ucap Salim Said.

"Ini kan ironis sekali," pungkasnya.

Mantan Danpuspom ABRI Mayjen TNI(Purn) Syamsu Djalalmemberikan tanggapan terkait peristiwa penyerangan di Mapolsek Ciracas, Jakarta Timurbeberapa waktu lalu.

Namun yang menjadi sorotan adalah adanya keterlibatan sejumlah oknum dari TNIdalam penyerangan tersebut.

DilansirTribunWow.com,Syamsu Djalal mengatakan bahwa insiden di Ciracas membuktikan ada hubungan yang tidak baik antara TNI dengan Polri.

Dirinya menilai kondisi tersebut memang sudah terjadi sejak dipecahnyaAngkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi TNIdan Polri.

Hal itu diungkapkannya dalam acaraIndonesia Lawyers Club, Selasa (1/9/2020).

Baca Juga: Sudah Bikin Malu TNI AD, Inilah Daftar Anggota yang Terima Sanksi dari KSAD Andika Perkasa, Dari Penyerangan Hingga Ulah Istri

Menurutnya terdapat kesenjangan yang terjadi antara TNIdengan Polri.

Syamsu Djalal memberikan sindiran pedas kepada kepolisian yang dinilai kesejahteraannyalebih diperhatikan oleh pemerintah dibandingkan dengan TNI.

"Tragedi Ciracaskok terulang lagi? Ya saya terus terang saja, semenjak ABRI dipecah jadi TNIdan Polri. TNIbanyak tantangan, Polribanyak tentengan," ujar Syamsu Djalal.

Baca Juga: Akui Sebarkan Kabar Bohong, KSAD Jenderal Andika Perkasa Sebut Prada MI Juga Lakukan Hal Ini Saat Serang Polsek Ciracas

"Ditanya saja ke masyarakat, makanya ada apa sebenarnya" imbuhnya.

"Sebenarnya ini bukan hanya TNIdan Polriaja, tiga mitra ini, TNI, Polri, masyarakat," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, ia mengaku sebenarnya tidak ingin berbicara panjang lebar terkait persoalan TNIdengan Polri.

Termasuk pada kesempatan-kesempatan sebelumnya yang mengaku lebih memilih diam.

Youtube/Indonesia Lawyers Club

Mantan Danpuspom TNI, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal menyoroti langkah Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang akan memecat semua pelaku yang menyerang Polsek Ciracas.

Menurutnya alasannya karena merasa takut jika malah dituduh macam-macam, termasuk adanya makar.

"Saya jarang bicara takut saya nanti dituduh makar saya, atau macam-macam lah," kata Syamsu Djalal.

Syamsu Djalal kemudian menyinggung soal anggapan-anggapan dari masyarakat yang disematkan kepada kepolisian.

"Polisi tidur saja sudah merepotkan apalagi polisi bangun. Mohon maaf ini. Ini fakta kan," ujarnya.

Baca Juga: TNI Akui Anggotanya Jadi Pemicu Pembakaran Polsek Ciracas, Saksi Mata Ini Ketakutan Setengah Mati Hingga Pilih Sembunyi di Dalam Gereja

Lebih lanjut, dirinya menyimpulkan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh para prajurit, baik dari TNImaupun Polri, tidak sepenuhnya kesalahan pribadi.

Dikatakannya, kesalahan yang dilakukan oleh para prajurit atau anak buahmenjadi tanggung jawab dari komandannya dalam mendidik dan membina.

"Enggak ada anak buah yang salah 100 persen, yang salah pimpinannya,"terang Syamsu Djalal.

"Jadi memang prajurit itu perlu pembinaan, dia tanggung jawab komandan."

Syamsu Djalalpun membandingkan kesalahan yang pernah ia ditemukan ketika masih menjadi Danpuspom ABRI.

Menurutnya, yang banyak melakukan tindak pidana justru dari kepolisian.

Baca Juga: Polsek Ciracas Kembali Diserang Massa, Begini Dugaan Penyebabnya, Sama dengan Kejadian 2 Tahun Lalu?

"Makanya saya sebagai Danpuspom ABRI dulu, Polribanyak saya periksa dulu kan, yang banyak melakukan pelanggaran (di antara) darat (AD), laut (AL), udara (AU), itu adalah Polisi,"ungkapnya.

"Polri yang banyak melakukan tindak pidana."

"Kalau kita periksa itu cepat dipindahkan dimutasikan, jadi yang melindungi anak buahnya kebanyakan itu polisi," pungkasnya.

Lihat videonya di sini.

(TribunWow.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma