Ditinggal Mahatir Mohammad, Politik Malaysia Makin Kacau, Perdana Menteri Muhyiddin Lengserkan Ketua DPR

Selasa, 14 Juli 2020 | 18:28
The Star

Anwar Ibrahim dan Mahathir

Fotokita.net - Kini dua politisi senior Malaysia, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim kembali bersatu melalui pernyataan gabungan yang dirilis.

Pernyataan itu muncul setelah ketua parlemen setempat menerima permintaan mosi tak percaya yang dialamatkan kepada Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Dua tokoh kawakan itu merilis pernyataan untuk merayakan dua tahun kemenangan koalisi Pakatan Harapan dalam pemilu Malaysia Mei 2018 lalu.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sentil Prabowo Agar Cepat Habiskan Anggaran Kementerian, Sang Menhan Langsung Borong Alutsista Buatan Pindad, Begini Detailnya

Namun dalam rilis keterangan ini, keduanya berstatus pemimpin oposisi karena Muhyiddin yang berhasil naik bersama koalisi Perikatan Nasional.

Mahathir dan Anwar Ibrahim berpandangan, kepemimpinan Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia tidak mendapatkan mandat dari rakyat.

Baca Juga: Juru Bicara Covid-19 Koar-Koar Minta Warga Pakai Masker dengan Benar, Presiden Jokowi Kepergok Menurunkan Masker ke Dagu Saat Diskusi Bersama Prabowo di Kalimantan

Keadaan politik di negara tetangga Indonesia, Malaysia memang sedang mengalami pergolakan politik yang juga dipicu oleh kepentingan.

Keos atau kekacauan terjadi pada hari pertama pertemuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Malaysia, Senin (13/7/2020).

Keos terjadi ketika anggota parlemen dari Perikatan Nasional dan Pakatan Harapan saling berteriak setelah pernyataan rasis dan seksis diucapkan di DPR.

MelansirThe Star,kekacauan bermula setelah Kasthuri Patto (PH-Batu Kawan) menuduh bahwa Datuk Seri Abdul Azeez Abdul Rahim (BN-Baling) telah membuat komentar tentang warna kulitnya.

KasthuriPatto sebelumnya berdiri untuk mempertanyakan mengapa tidak ada perwakilan perempuan dalam Komite Pilih yang baru, yang diusulkan oleh Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin.

Baca Juga: China dan Amerika Berlomba Temukan Vaksin Covid-19, Siapa Sangka Negara Saingan Mereka Malah Siap Edarkan Zat Penangkal Corona Pada Bulan Ini

Mosi mengusulkan nama-nama pemimpin Oposisi Datuk Seri Anwar Ibrahim dan Gombak MP Datuk Seri Azmin Ali.

Yang lainnya adalah Datuk Seri Hamzah Zainuddin (Bersatu-Larut), Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi (BN-Bagan Datuk), Datuk Seri Fadillah Yusof (GPS-Petra Jaya) dan Datuk Seri Abdul Hadi Awang (PAS-Marang).

Malaysia Terkini

Muhyiddin Yassin resmi jadi Perdana Menteri Malaysia gantikan Mahathir Mohamad, bukan Anwar Ibrahim.

Masih melansirThe Star,mereka menggantikan Muhyiddin, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob (BN-Bera), Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail (PH-Pandan), Mohamad Sabu (PH-Kota Raja), Datuk Darell Leiking (Warisan-Penampang) ) dan Tan Kok Wai (PH-Cheras).

"Saya ingin penjelasan mengapa tidak ada wanita di Komite ini. Di bawah Pakatan Harapan, Dr Wan Azizah adalah anggota. Namun, di bawah Aliansi Nasional, tidak ada. Apakah tidak ada wanita sekaliber itu di Aliansi yang menjadi bagian dari komite ini?" dia bertanya.

Abdul Azeez berdiri dan berkata: "Tak nampaklah, gelap (gelap, saya tidak bisa melihat)."

Baca Juga: Terlanjur Digadang-gadang Presiden Jokowi, Pemerintah Akhirnya Akui Salah Gunakan Istilah New Normal di Tengah Wabah Covid-19 yang Tak Kunjung Berakhir, Apa Dampaknya Buat Masyarakat?

(FAZRY ISMAIL/EPA-EFE)

Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin (kiri), berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Economic Action Council (EAC), di Kantor Perdana Menteri, Putrajaya, Malaysia, Senin (16/3/2020).

Pada awalnya Kasthuri tidak menanggapi dan terus meminta penjelasan dari Azhar tentang masalah ini.

Azhar mengatakan masalah ini akan diperdebatkan terlebih dahulu.

Rayer RSN (PH-Jelutong) kemudian berdiri, meminta Abdul Azeez untuk menarik kembali pernyataannya terhadap Kasthuri.

Abdul Azeez menjawab: "Saya juga gelap, saya tidak melihat perbedaannya. Tidak masalah."

Beberapa anggota parlemen dari pihak oposisi kemudian menuntut Abdul Azeez menarik kembali pidatonya.

Abdul Azeez mengklarifikasi bahwa dia tidak punya niat untuk membuat pernyataan rasis.

Baca Juga: Belum Sempat Nikmati Malam Pertama Usai 9 Tahun Pacaran, Pengantin Perempuan Ini Kelabakan Saat Suami Barunya Menjerit Kesakitan Sampai Tak Sadarkan Diri

asia.nikkei.com
asia.nikkei.com

Muhyiddin Yassin, Perdana Menteri Malaysia pengganti Mahathir Mohammad

Namun dia menambahkan: “Saya berkata gelap, saya juga gelap. Jadi pakai bedak. Apa masalahnya?"

Rayer kemudian meminta Azhar untuk mengeluarkan putusan tentang pernyataan itu, yang menurutnya tidak mencerminkan anggota parlemen.

Kasthuri mengutip Standing Order 36 (4) dan mendesak Pembicara untuk membuat keputusan.

"Hari pertama Dewan dan kami mendengar komentar seksis dari Baling," katanya.

Abdul Azeez kemudian berdiri dan menarik kembali pernyataannya terhadapnya.

“Saya akan menjadi orang yang lebih besar di sini karena saya ingin prosesnya berjalan dengan lancar. Saya menarik kembali apa yang saya katakan. Saya bahkan tidak mengatakannya padanya. Saya tarik kembali," jelas Abdul Azeez.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin membersihkan rintangan besar di parlemen pada Senin (13/7), ketika anggota majelis rendah menyetujui mosi untuk melengserkan ketua DPR.

Baca Juga: Tersanjung Dapat Tawaran dari Anak Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Raffi Ahmad Diminta Jadi Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Suami Nagita Slavina Malah Ketahuan Langsung Lakukan Ini

Persetujuan mosi untuk mencopot Ketua Dewan Rakyat Malaysia Mohamad Ariff Md Yusof lewat pemungutan suara tersebut dipandang sebagai barometer penting dari dukungan parlemen Malaysia terhadap Muhyiddin.

MengutipReuters, hasil itu adalah ukuran nyata pertama dari seberapa banyak dukungan legislatif terhadap Muhyiddin bisa mendapatkan suara untuk kebijakan pemerintah federal Malaysia.

Sebanyak 111 anggota Dewan Rakyat mendukung upaya Muhyiddin untuk melengserkan Ariff, yang ditunjuk oleh pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Mahathir Mohamad. Sementara 109 lainnya memilih menentang mosi tersebut.

Ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara itu telah bergulat dengan ketidakpastian politik dan kebijakan sejak Muhyiddin secara tak terduga menjadi Perdana Menteri Malaysia pada Maret lalu.

Muhyiddin menjadi orang nomor satu di pemerintahan Malaysia setelah membentuk aliansi dengan partai UMNO, yang tercoreng kasus korupsi yang kalah dalam pemilihan umum 2018.

Baca Juga: Hidup dalam Ketakutan Lantaran Jadi Musuh Kaum Mayoritas, Inilah Foto-foto Keresahan Warga Yahudi Indonesia dalam Jalani Hidup: 'Orang Tak Bedakan Antara Yahudi dan Israel'

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin membersihkan rintangan besar di parlemenpada Senin (13/7), ketika anggota majelis rendah menyetujui mosi untuk melengserkan ketua DPR.

Persetujuan mosi untuk mencopot Ketua Dewan Rakyat Malaysia Mohamad Ariff Md Yusof lewat pemungutan suara tersebut dipandang sebagai barometer penting dari dukungan parlemen Malaysia terhadap Muhyiddin.

MengutipReuters, hasil itu adalah ukuran nyata pertama dari seberapa banyak dukungan legislatif terhadap Muhyiddin bisa mendapatkan suara untuk kebijakan pemerintah federal Malaysia.

Sebanyak 111 anggota Dewan Rakyatmendukung upaya Muhyiddin untuk melengserkan Ariff, yang ditunjuk oleh pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Mahathir Mohamad. Sementara 109 lainnya memilih menentang mosi tersebut.

Baca Juga: Restu Ayah Laudya Cynthia Bella Tak Terbeli dengan Harta Keluarga Cendana, Nasib Rumah Tangga Panji Trihatmodjo Malah Berbanding Terbalik dengan Mantan Istri Engku Emran, Begini Kabarnya Sekarang

Ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara itu telah bergulat dengan ketidakpastian politik dan kebijakan sejak Muhyiddin secara tak terduga menjadi Perdana Menteri Malaysia pada Maret lalu.

Muhyiddin menjadi orang nomor satu di pemerintahan Malaysia setelah membentuk aliansi dengan partai UMNO, yang tercoreng kasus korupsi yang kalah dalam pemilihan umum 2018.

Tanpa alasan yang sah

Azhar Azizan Harun, ketua Komisi Pemilihan Umum Malaysia yang mundur pada 29 Juni lalu, menjadi ketua Dewan Rakyat Malaysia yang baru, menggantikan Ariff, pensiunan hakim Pengadilan Banding.

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan, Perdana Menteri Muhyiddin menggantikan Ariff tanpa alasan yang sah. Padahal, Ariff telah membawa banyak perubahan positif di DPR negeri jiran.

Dia menambahkan, posisi ketua Dewan Rakyatbaru bisa diganti jika dia meninggal atau sakit sehingga tidak bisa menjalankan tugasnya. Tapi, penggantian tersebut hanya karena Muhyiddin memiliki kandidat yang berbeda.

Baca Juga: Virus Corona Menyebar Lewat Udara Akhirnya Diakui WHO, Covid-19 Makin Mudah Menular, Begini Tindakan yang Harus Kita Lakukan

"Saya juga punya calon Perdana Menteri (Malaysia) yang berbeda," kata Anwar yang mengundang tawa anggota DPR seperti dikutipChannelnewsasia.com.Penolakan oposisi ini mendapat dukungan dari Mahathir yang membentuk blok independen.

Informasi saja, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim terpilih sebagai calon Perdana Menteri Malaysia dari koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH).

Dalam pernyataan bersama pada Senin (6/7), PH menyatakan, pihaknya berkomitmen pada sikap semula bahwa Anwar harus mengambil alih jabatan puncak jika mereka merebut kembali Putrajaya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma