Juru Bicara Covid-19 Koar-Koar Minta Warga Pakai Masker dengan Benar, Presiden Jokowi Kepergok Menurunkan Masker ke Dagu Saat Diskusi Bersama Prabowo di Kalimantan

Selasa, 14 Juli 2020 | 10:29
Kolase

Jubir Covid-19 Achmad Yuri meminta warga agar jangan turunkan masker ke dagu, termasuk saat makan

Fotokita.net -Meskipun Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto koar-koar soal penggunaan masker dengan benar, Presiden Joko Widodo malah tertangkap kamera memakai masker dengan salah, menurukannya ke dagu.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan pentingnya penggunaan masker demi mencegah penularan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Baca Juga: Ironis, Digadang-gadang Jokowi Sebagai Penanda Hidup Bersama Covid-19, Pemerintah Akhirnya Putuskan Hapus Istilah Ini Setelah Sulit Dipahami Masyarakat

Ia mengatakan, berdasarkan penelitian, penularan Covid-19 kebanyakan terjadi karena seseorang tidak mengenakan masker saat di luar rumah.

"Salah satu faktor yang menyumbang kasus positif terbanyak adalah ketidakdisiplinan menggunakan masker.

Karena itu, kami mengingatkan gunakan masker. Gunakan masker yang nyaman," ucap Yuri dalam konferesi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (11/7/2020).

Baca Juga: Terlanjur Santai-santai Disangka Terima Fasilitas Gratis dari Pemerintah, Pasien Corona Ini Syok Ditagih Biaya Perawatan Rp 6,7 Juta, Akhirnya Terpaksa Utang ke Tetangga

Yuri menjelaskan, masyarakat dapat menggunakan masker kain atau masker kertas sekali pakai.

Jika menggunakan masker kain, ia menyarankan agar masyarakat memilih masker dengan desain dan bahan yang nyaman.

"Masker kain sebenarnya memiliki kualitas yang cukup bagus, tapi jika desainnya terlalu ketat menutup hidung, ini juga membuat tidak nyaman," kata dia.

Baca Juga: Bikin Resah Warga Gegara Jadi Klaster Baru Covid-19, Ribuan Prajurit TNI di Secapa AD Bandung Ketahuan Positif Justru dari Penyakit Sepele yang Memalukan, KSAD Andika Perkasa Lakukan Hal Ini

SANKET WANKHADE
SANKET WANKHADE

Orang Kaya India Beli Masker Emas, Harganya Setara 11.400 Porsi Sempol

Sementara itu, Yuri juga mengatakan bahwa saat ini masker kertas sekali pakai sudah dapat dibeli masyarakat dengan harga yang terjangkau.

"Masker kertas atau yang digunakan tenaga medis itu juga menjadi salah satu contoh masker yang bisa digunakan.

Saat ini kita sudah bisa mendapatkan di mana-mana dengan mudah. Karena itu, gunakan masker menjadi penting," tegasnya.

Baca Juga: Terungkap Justru dari Penyakit Sepele yang Memalukan, KSAD Andika Perkasa Akhirnya Ambil Keputusan Ini Soal Nasib 1.280 Orang yang Terjangkit Covid-19 di Secapa AD Bandung

Ia pun mengatakan menggunakan pelindung wajah atau face shield tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan yang utuh.

Yuri menegaskan menggunakan masker tetap wajib meski sudah menggunakan face shield.

"Kami mengibaratkan penggunaan face shield tanpa masker, ibarat orang yang hanya menggunakan payung yang bisa melindungi tetesan air dari atas tapi tidak melindungi dari samping," kata Yuri.

Baca Juga: Malaysia Punya Utang Rp 3.500 Triliun, Sementara Pinjaman Indonesia Capai Rp 5.200 Triliun, Lantas Kenapa Negara Tetangga Kita Itu Justru Terancam Bangkrut?

"Karena itu tetap gunakan masker sebagai pengaman.

Ibaratnya menggunakan jas hujan yang penuh sehingga tidak hanya tetesan dari atas, tapi dari samping juga kita bisa hindari," imbuhnya.

Twitter

Viral Foto Spanduk Pejabat Depok Memakai Masker Editan, Pemkot Angkat Bicara

Achmad Yurianto juga meminta masyarakat menggunakan masker secara benar dan tidak menurunkannya ke dagu.

Menurut Yuri, menurunkan masker ke dagu justru dapat mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin menempel di dagu.

"Menurunkan masker ke dagu itu sama dengan mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin nempel di dagu, sehingga kalau kemudian (masker) kita naikkan lagi ke atas itu tidak memberikan makna yang baik untuk kita," kata Yuri di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (12/7/2020).

Baca Juga: Secapa AD Bandung Jadi Klaster Baru Hingga Bikin Kasus Corona Melonjak Drastis, Indonesia Disebut Alami Fase Berbahaya di Bulan Ini, Kapan Wabah Covid-19 Akan Berakhir?

Yuri menyebut, jika memang terpaksa melepas masker seperti saat akan makan atau berbicara di sebuah forum, hendaknya masker benar-benar dilepas dan bukan menurunkannya ke dagu.

Namun demikian, masker yang dilepas tetap harus dijaga bagian dalamnya supaya tidak tercemar penyakit.

Info Car Free Day
Info Car Free Day

Suasana denda pada mereka yang tidak pakai masker. Dari awal merasa kebal hingga tak patuh pada protokol kesehatan Covid-19.

"Kalau memang terpaksa harus melepas masker, lepas. Jangan disangkutkan di dagu karena droplet kita atau kuman penyakit yang ada di luar yang mungkin nempel di dagu akan pindah ke bagian dalam dari masker kita," ujar Yuri.

Ia pun menyarankan agar masyarakat menggunakan masker yang nyaman digunakan dalam waktu lama.

Baca Juga: Dulu Nikmati Pembangunan Jor-joran dari Penguasa Orde Baru Sebagai Provinsi Bontot, Kini Timor Leste Makin Menderita Setelah Berpisah dengan Indonesia: Sudah Miskin Ekonominya Juga Terancam Bangkrut

Masker yang nyaman, kata Yuri, yang memberikan cukup ruang antara masker dengan lubang hidung sehingga tak mengganggu pernapasan.

"Yang tidak nyaman akan membuat orang menjadi tidak biaa bertahan lama menggunakan masker. Oleh karena itu, pilihlah masker yang nyaman," kata dia.

Selain menggunakan masker secara benar, Yuri mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 lainnya seperti rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir serta berjaga jarak.

Sonora.ID
Muhammad Said

Pj Walikota Makassar, Rudy Djamaluddin sidak warga malam hari tanpa masker

Meskipun juru bicara Covid-19 koar-koar soal penggunaan masker dengan benar, Presiden Joko Widodo malah tertangkap kamera memakai masker dengan salah, menurukannya ke dagu.

Kejadian ini tampak dalam foto yang dibagikan oleh Biro Sekretariat Presiden saatPresiden Joko Widodo meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan nasional dalam kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).

Lokasi yang pertama ditinjau untuk menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa tersebut terletak di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.

Baca Juga: Tak Pakai Masker Picu Kasus Corona Melonjak, Pemerintah Minta Warga Tak Turunkan Masker ke Dagu, Termasuk Saat Makan

Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo mengatakan, alasan utama menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memimpin proyek lumbung pangan nasional di Kalimantan Tengah lantaran pangan menjadi bagian penting dari pertahanan nasional.

Ia mengatakan, pertahanan bukan sekadar memenuhi cadangan minimum alat utama sistem pertahanan (alutsista) negara.

Baca Juga: Secapa AD Bandung Jadi Klaster Baru Hingga Bikin Kasus Corona Melonjak Drastis, Indonesia Disebut Alami Fase Berbahaya di Bulan Ini, Kapan Wabah Covid-19 Akan Berakhir?

"Namanya pertahanan itu bukan hanya urusan alutsista, tetapi juga ketahanan di bidang pangan menjadi salah satu bagian dari itu," ujar Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Senin (13/7/2020), dikutip dari Kontan.

Kendati demikian, Jokowi mengatakan, dalam menjalankan tugasnya, Prabowo tetap akan dibantu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan nasional dalam kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Lokasi yang pertama ditinjau untuk menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa tersebut terletak di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.

Nantinya, Prabowo akan fokus mengurus perihal cadangan pangan agar sesuai dengan kebutuhan nasional sehingga tak menimbulkan krisis pangan.

"Ini sudah disampaikan Menhan dengan hitung-hitungan biaya berapa, anggaran berapa, dalam membangun food estate yang ada di Kapuas dan Pulang Pisau," papar Jokowi.

Baca Juga: Terlanjur Digadang-gadang Presiden Jokowi, Pemerintah Akhirnya Akui Salah Gunakan Istilah New Normal di Tengah Wabah Covid-19 yang Tak Kunjung Berakhir, Apa Dampaknya Buat Masyarakat?

Ia pun telah mengecek kondisi dan jenis tanah di Kalimantan Tengah yang akan digunakan sebagai lahan dalam proyek lumbung pangan nasional. Ia memastikan lahan tersebut bukan lahan gambut sehingga bisa digunakan untuk pertanian.

"Bahwa di Kalteng itu bukan gambut lho ya, kemarin kan agak ramai masalah itu. Endak, itu semua sudah lama kita cek, itu aluvial semua. Itu di luar gambut dan saya kira enggak akan mengganggu lingkungan yang ada. Kita tahu gambut di mana titiknya, mana yang gambut, sedalam apa, ada semua," lanjut dia sebagaimana dikutip Tribunnews.com.

(Tsarina Maharani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah: Tidak Pakai Masker Jadi Faktor Penyumbang Kasus Positif Covid-19 Terbanyak"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma