Indonesia Kembali Pecahkan Rekor Harian Kasus Covid-19, Tapi Ratusan Mayat Korban Corona di Tempat Ini Cuma Dibungkus Plastik Hitam Hingga Dibiarkan Menumpuk di Jalanan

Rabu, 08 Juli 2020 | 19:58
Dhaka Tribune

Ilustrasi seorang pasien Covid-19 menjalani perawatan

Fotokita.net- Wabah virus corona di Indonesia sepertinya masih jauh kata akhir. Hal ini bisa dilihat data kasus harian virus corona (Covid-19) yang kembali memecahkan rekor tertinggi.

Pada Rabu(8/7/2020), pemerintah mencatat ada penambahan1.853 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Jumlah itu jauh melampaui laporan tertinggi sebelumnya yang tercatat pada Kamis (2/7/2020)dengan 1.624 kasus.

Dengan begitu, kini jumlah kasus virus corona di Indonesia telah mencapai 68.079 kasus.

Baca Juga: Seluruh Penontonnya Wajib Ikut Rapid Test, Bagaimana Kondisi Raja Dangdut Rhoma Irama Usai Nyanyi di Bogor? Begini Kata Pengundangnya

Dilaporkan penambahan kasus virus corona paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Timur yang mencatat penambahan 366 kasus baru.

Provinsi DKI Jakarta juga tercatat memiliki penambahan kasus yang tinggi dengan 357 kasus baru.

Hanya berselisih 9 kasus dari Jawa Timur.

Baca Juga: Pariwisata Indonesia Terpuruk Gegara Covid-19, Tempat Wisata Kondang Ini Malah Terima Penghargaan Dunia, Begini Kronologinya

Saat ini, kedua provinsi tersebut merupakan wilayah dengan kasus virus corona lebih dari 10 ribu kasus.

Jawa Timur berjumlah 14.967 kasus. Sedangkan DKI Jakarta 13.211 kasus.

Sementara itu, provinsi lain yang juga turut menyumbang penambahan kasus yang cukup banyak adalah Jawa Tengah.

Jawa Tengah menjadi provinsi ketiga dengan penamabahan tertinggi yakni sebanyak 205 kasus.

Baca Juga: Urusan Tambah Runyam Musuh Tiongkok Terus Bertambah, Borok Pemerintahan Xi Jinping Dibongkar Intelijen Amerika, China Paksa Warganya Bunuh Diri Jika Tak Mau Lakukan Hal Ini

Kasus sembuh dankasus kematian

Saat ini, jumlah kasus sembuh di Indonesia ada sebanyak 31.585 kasus.

Jumlah tersebut mengalami penambahan 800 kasus sembuh dari hari sebelumnya.

Baca Juga: Foto Hasil Olahannya Bikin Perut Keroncongan, Tapi Saat Tahu 5 Fakta Ikan Mujair Ini Selera Makan Langsung Hilang Seketika

Adapun untuk kasus meninggal, secara keseluruhan di Indonesia ada 3.359 kasus.

Kasus tertinggi berada di Jawa Timur dengan 1.102 kasus kematian, lalu DKI Jakarta sebanyak 665 kasus disusul Jawa Tengah dengan 225 kasus kematian.

Berikut sebaran kasus virus di 34 Provinsi, seperti dilaporkan melalui situs covid19.go.id.

1. Jawa Timur :Jumlah Kasus : 14,321 (22.0%)

2. DKI Jakarta :Jumlah Kasus : 12,667 (19.5%)

Baca Juga: Ahmad Dhani Sesumbar Tak Ada Artis Sekarang yang Bisa Ikuti Jejaknya, Mulan Jameela Malah Dapat Komentar Menohok dari Mantan Suaminya: 'Perempuan Mana yang Rela Dimadu'

3. Sulawesi Selatan :Jumlah Kasus : 5,974 (9.2%)

4. Jawa Tengah :Jumlah Kasus : 4,738 (7.3%)

5.Jawa Barat :Jumlah Kasus : 3,700 (5.7%)

Beberapa waktu lalu, negara Ekuador menjadi perbincangan di dunia.

Hal ini karena negara Amerika Latin tersebut kewalahan dalam menangani kasus kematian akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Akibatnya, mereka membiarkan jenazah anggota keluarga mereka di jalanan dan menumpuk selama berjam-jam.

Dan kondisi Ekuador diikuti oleh negara tetangganya Bolivia.

Baca Juga: Lagi-lagi Kalahkan Malaysia dengan Telak, Anak Buah Jokowi Kaget Saat Bank Dunia Naikkan Status Indonesia Jadi Negara Menengah ke Atas di Tengah Wabah Corona, Begini Faktanya

Dilansir dariTribunnewsyang mengutip dari Metro.co.uk pada Rabu (8/7/2020),Bolivia dikabarkan juga kewalahan dengan kasus kematian akibat virus corona.

Akibatnya, jasad korban virus corona mulai menumpuk di jalan.

Layanan pemakaman di kota Cochabamba, pusat negara tersebut penuh sesak karena banyak mayat yang perlu dikremasi dan dikuburkan.

Dilaporkan Cochabamba merupakan satu di antara kota yang mengalami kesulitan di Bolivia.
Daily Mirror
Daily Mirror

Mayat-mayat korban virus corona.

Hal ini karena wilayah tersebut menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Bolivia.

Pihak berwenang melaporkan mereka mengumpulkan antara 14 hingga 23 mayat setiap hari dari rumah atau ruang publik.

Mereka menerangkan, mayat-mayat yang dikumpulkan diduga meninggal karena Covid-19.

Tetapi, penyebab kematian jasad-jasad itu sebenarnya belum diketahui.

"Kami tidak memiliki kapasitas untuk menguji jenazah karena permintaan tinggi (menjemput jenazah-red)," kata pejabat layanan kesehatan Ruben Castillo, Senin (6/7/2020).

Baca Juga: Sempat Bikin Heran WHO Lantaran Tak Pernah Terapkan Protokol Kesehatan, Negara Ini Akhirnya Mencatat Kasus Covid-19 Tertinggi dalam 2 Bulan Terakhir, Ternyata Begini Penyebabnya

Jose Sanchez / AFP
Jose Sanchez / AFP

Mayat menumpuk di jalanan negara Bolivia.

Peti mati dibungkus plastik hitam ditempatkan di luar rumah

Lebih lanjut, sejulah peti mati dibungkus dengan plastik hitam dan ditempatkan di luar rumah.

Hal ini nampak mirip dengan yang terjadi di Guayaquil, Ekuador.

Sebagaimana diketahui, Ekuador terpukul keras pada awal penyebaran pandemi.

Kepala polisi di Cochabamba, Kolonel Alberto Cardenas menjelaskan, jasad-jasad yang dikumpulkan tak memiliki tanda-tanda kekerasan.

Baca Juga: Baru Saja Gelar Syukuran Adiknya yang Sembuh dari Covid-19, Via Vallen Bagikan Video Mobil Mewahnya Dibakar Orang, Tapi Sang Pedangdut Malah Panik Sama Nasib Makhluk Kesayangannya Ini

Informasi ini disampaikan ke pelayanan kesehatan agar mereka dapat melakukan tes terhadap jenazah tersebut, apakah mereka terbunuh karena virus corona.

Dengan begitu, jenazah-jenazah di Bolivia ini dapat dikuburkan sesuai dengan protokol khusus Covid-19.

Sarankan beli mobil berpendingin

Lebih jauh, Direktur Lembaga Penyelidikan Forensik, Andreas Flores, menyarankan pihak berwenang untuk membeli atau menyewa mobil berpendingin.

Tujuannya adalah untuk menyimpan mayat sementara waktu, mengingat kurangnya kapasitas kamar mayat.

Secara terpisah, laboratorium diagnostik juga kelebihan beban dan butuh beberapa hari untuk merilis hasil.

Baca Juga: Jumlah Kasus Positif Covid-19 Jatim Lewati Jakarta, Nenek Pasien Corona di Gresik Cuma Alami Gejala Mulas, Tapi Nafsu Makannya Tinggi Setelah Diberi 6 Jenis Obat

tribunnews.com
tribunnews.com

Mayat menumpuk di jalanan negara Bolivia.

Situasi serupa terjadi di Santa Cruz

Situasi serupa dilaporkan terjadi di timur kota Santa Cruz.Kabarnya, di wilayah tersebut, 50 persen dari mereka terinfeksi virus corona.

Di Ibu Kota La Paz, polisi mengatakan, mereka mengumpulkan sembilan mayat, pada Sabtu dan Minggu.

Mereka mencurigai mayat-mayat tersebut meninggal karena virus, termasuk dua narapidana di penjara.

Pihak berwenang percaya, banyak orang tidak melaporkan penyakit ini karena takut akan pandangan publik.

Baca Juga: Tinggalkan Malaysia dan Singapura, Indonesia Diprediksi Sebagai Negara dengan Pemuilihan Ekonomi Tercepat Setelah China, Begini Penjelasannya

Selain itu, mereka juga harus pergi kelayanan medis setelah mengidap infeksi.

Mereka sering tidak menemukan ruang di rumah sakit karena begitu ramai.

Penyebaran virus vorona di Bolivia

Pada Senin (6/7/2020) kemarin,terdapat39.297 kasus positif dengan 1.434 kematian di Bolivia.

Baca Juga: Jadi Sarang Virus Corona Terbesar di Dunia, Militer Brasil Mati-matian Tembus Belantara Demi Berikan Bantuan, Tapi Barang Terbawa Malah Zat Berbahaya

Dua hari berikutnya, Rabu (8/7/2020), Boliviamencatat 41.545 kasus infeksi.

Lebih dari 1.500 kasus kematian dilaporkan, dan 12.398 orang dinyatakan sembuh.

Otoritas kesehatan memperingatkan, pandemi akan mencapai puncaknya pada Agustus 2020 dengan 130.000 orang yang akan terinfeksi.

Sehari sebelumnya, Menteri Kesehatan Bolivia, Heydi Roca dinyatakan positif mengidap Covid-19.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Bolivia Kewalahan dengan Kematian Akibat Virus Corona, Jasad Menumpuk di Jalan, Mirip di Ekuador")

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma