Fotokita.net -Masih ingat dengan foto seorang remaja keturunan Perancis-Sunda bernama Enzo Zenz Allie?Enzo Zenz Allie mendadak viral setelah diketahui menjadi taruna Akademi Militer sebagai calon perwira TNI pada Agustus 2019.
Viralnya Enzo bermula saat sebuah video memperlihatkan ia sedang berdialog dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Tak tanggung-tanggung, keduanya berkomunikasi dalam bahasa Perancis.
Hal ini membuat Enzo Allie banyak diperbincangkan dan videonya disebar berulang kali.
Unik, mungkin hal itu yang dapat menggambarkan ramainya video Enzo tersebut di masyarakat.
Selain wajah rupawannya yang kaukasoid, Enzo diperbincangkan karena ia ingin menjadi TNI dan membela NKRI.
Namun, viralnya Enzo kemudian menuai polemik.
Tak lama setelah video itu viral, sebuah akun Facebook bernama Salman Farus mengunggah informasi mengenai latar belakang Enzo yang diduga simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berdasarkan akun media sosial Enzo.
HTI merupakan organisasi yang dilarang pemerintah karena dianggap memiliki ideologi radikal yang anti-Pancasila.
Enzo pun menjadi sorotan.
"Penasaran dengan sosok Enzo Ellie. Remaja blasteran Indonesia-Prancis yang viral karena lolos jadi anggota TNI. Iseng nyari akun FB-nya, wah ngeri-ngeri sedap juga rupanya. Anak ini bersama ibunya yang bernama Hadiati Basjuni Ellie terindikasi kuat sebagai simpatisan HTI. Pendukung khilafah dan anti pemerintah. Kalau ayahnya sendiri yang berkebangsaan Perancis, menurut informasi telah wafat. Bukan apa-apa, sekedar kewaspadaan saja. Jangan sampai TNI 'memelihara' anak ular," tulis akun tersebut.

:quality(100)/photo/2019/08/07/3289055782.jpg)
Enzo Zenz Allie
Enzo Z Allie sempat menjadi perbincangan publik setelah videonya saat berdialog dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto viral di dunia maya.
Dalam video itu, Enzo mengungkapkan cita-citanya menjadi prajurit TNI meski ayahnya warga negara Perancis.
Tidak sampai di situ, keinginan Enzo menjadi prajurit TNI menuai kontroversi setelah ia dan ibunya diduga menjadi pendukung salah satu organisasi yang dilarang pemerintah.
Untuk diketahui, pada acara wisuda itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mewisuda sebanyak 596 Prajurit Taruna Akademi TNI dan 264 Bhayangkara Dua Taruna Akademi Kepolisian Tahun 2019.
Mereka dinyatakan lulus setelah menempuh pendidikan dan digembleng sejak tiga bulan lalu di Akmil Magelang.
Adapun wisudawan terbaik diraih oleh Pratar Jonathan Kevin Maulita Simanjuntak (Akmil), Pratar Evan Gerard Imanuel Boantua (AAL) dan Pratar Jakaromandan (AAU) dan Bharatar Suryo Bimantoro (Akpol).
Kemudian untuk taruni yakni Pratar Rini Darma Putri (AAL), Pratar Ardila Febriyanti Rizky (AAU) dan Bharatar Maria Alin Agustin Puspasari (Akpol).
Enzo Zenz Allie
“Latihan tersebut tidak hanya membentuk calon Prajurit Taruna Akademi TNI yang menjiwai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta calon Bhayangkara Dua Taruna Akademi Kepolisian yang menjiwai Tri Brata dan Catur Prasetya. Latihan Chandradimuka secara terintegrasi merupakan salah satu upaya untuk membentuk sinergitas TNI/Polri,” kata Hadi Tjahjanto saat menyampaikan amanat upacara wisuda.
Menurutnya, wisuda ini bukanlah akhir, mereka harus melanjutkan pendidikan yang lebih berat di matra masing-masing.
Hadi pun berpesan agar prajurit taruna harus memiliki kemampuan, konsentrasi sampai pelantikan menjadi perwira nantinya.
Enzo Z Allie menjadi prajurit taruna paling "dicari" pada acara wisuda Prajurit Taruna Akademi TNI dan Bhayangkara Dua Taruna Akademi Kepolisian di Lapangan Sapta Marga Akademi Militer (Akmil) Magelang, Kamis (31/10/2019).
Sejumlah warga yang mayoritas keluarga atau kerabat wisudawan saling bergantian meminta foto bersama pemuda keturunan Perancis itu.
Meski Enzo masih berdiri tegap sempurna karena orangtuanya sendiri belum menghampirinya. "Enzo, minta foto bareng ya," ucap seorang pria berseragam TNI.
Enzo Zenz Allie, saat menuju tempat upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8).
Di sela-sela itu, Enzo masih bersedia menjawab pertanyaan awak media meski singkat.
"Siap. Saya bahagia," kata Enzo saat ditanya perasaannya karena akhirnya diwisuda setelah tiga bulan menjalani pendidikan di Resimen Candradimuka Akmil.
"Siap. Tentu Kangen. Tapi saya harus sabar karena Insya Allah saya sampai hari H ini (wisuda)," lanjut Enzo.
Tidak berselang lama seorang wanita berkebaya abu-abu dan berjilbab menghampirinya lalu memeluk Enzo dengan hangat.
Begitu pula Enzo yang menyambut pelukan wanita yang tak lain sang Ibunda. Suasana berubah jadi haru.
Beberapa kerabat Enzo tak kuasa menahan air mata. Di antara para wisudawan Enzo memang terlihat menonjol.
Selain karena parasnya yang "bule", ia juga sempat memimpin teman-temannya bernyanyi lagu penyemangat prajurit.
Jenderal Andika Perkasa yang Berani Pasang Badan untuk Enzo Zenz Allie Ternyata Lulusan Harvard dan Pernah Jadi Komando Paspampres
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat (3/7/2020).
Kala itu, Prabowo bertemu dan berbincang sejenak dengan Enzo Zenz Allie, Taruna Akmil keturunan Perancis.
Sebelum melontarkan beberapa pertanyaan, Prabowo terlihat membenarkan posisi kerah baju Enzo yang sedikit terangkat. Enzo pun sontak membenarkan posisi kerahnya.
Prabowo yang didampingi Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa, memulai pembicaraan dengan menanyakan asal Enzo.
Taruna Akmil itu kemudian menyebut diri berasal dari Banten. Namun, Andika Perkasa langsung mengatakan, Enzo tidak sepenuhnya berasal dari Banten.
Prabowo Subianto dan seorang taruna yang pernah viral, Enzo Zenz Allie
"Bukan Banten ini mas," kata Andika yang kemudian terkekeh. Enzo kemudian mengatakan, ibunya berasal dari Banten dan mendiang ayahnya adalah orang Perancis.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga sempat menanyakan korps yang ingin dipilih Enzo. "Siap, infranti," jawab Enzo secara lantang.
Prabowo kemudian mengakhiri perbincangannya dengan Enzo. "Semangat ya," sebut Prabowo.
Enzo sempat beberapa kali mendapat sorotan sejak ikut proses seleksi Taruna Akmil.
Dia mulai dikenal publik setelah videonya berbicara dengan bahasa Perancis dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto viral.
Enzo Zenz Allie
Namun, Enzo juga sempat dilanda polemik setelah fotonya yang membawa bendera tauhid beredar di media sosial.
Warganet pun sempat mempertanyakan nasionalisme Enzo yang kelak menjadi perwira TNI.
Polemik itu diakhiri Andika Perkasa yang menyatakan Enzo tetap lolos seleksi Akmil karena nilai tesnya baik dan menunjukkan kecintaan kepada Indonesia.
Ramainya informasi tersebut membuat pihak TNI Angkatan Darat bergerak dan mendalaminya.
Kendati demikian, TNI AD menyampaikan bahwa dalam proses perekrutan calon perwira di Akademi Militer, mereka memiliki sistem seleksi yang sangat ketat, seperti seleksi mental ideologi dan psikologi.
TNI bahkan menggelar seleksi tambahan untuk para taruna Akademi Militer tahun ini, tempat Enzo menempa pendidikan. Tes tambahan itu dilaksanakan pada 10-11 Agustus 2019 dan hasilnya keluar pada 12 Agustus 2019.
"Kesimpulannya, Enzo, dilihat dari Indeks Moderasi Bernegara ternyata kalau dikonversi jadi persentase, 84 persen atau 5,9 dari maksimal 7. Indeks moderasi bernegaranya bagus," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dalam konferensi pers di Kantor Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2019).
Meski alat ukur alternatif yang digunakan ini melibatkan pihak lain, Andika memastikan bahwa tim pihak lain ini merupakan tim yang sudah punya pengalaman dan sangat ilmiah.
Pasalnya, alat ukur alternatif itu sudah teruji keakuratan dan validitasnya karena merupakan hasil studi berulang-ulang selama delapan tahun.
Kesimpulan atas tes tambahan dari alat ukur alternatif tersebut memperlihatkan, Enzo memiliki nilai 84 persen atau 5,9 dari maksimal 7 untuk Indeks Moderasi Bernegara.
Tidak sendiri, Enzo menjalankan tes tambahan itu bersama 364 siswa taruna Akademi Militer lainnya.
Meski enggan membuka detail metodologi yang digunakan seperti apa, Andika mengatakan bahwa pihaknya melakukan self assessment dan self report atau pengambilan data eksplisit terhadap Enzo Zenz Allie dan 364 siswa taruna Akademi Militer lainnya.
"Jadi bukan hanya Enzo, kami random dan sama sekali tidak ada desain," kata dia.
Selain itu, Implicit Association Test atau atau tes keterkaitan yang berkaitan dengan implisit dan wawancara juga dilakukan.
Ketiga tes itu, kata dia, sudah memiliki metode yang sangat baik, tidak hanya wawancara, tetapi juga pendalaman.
Selain itu, dari tes seleksi awal yang dilakukan, pihaknya juga melihat latar belakang para calon perwira tersebut saat mengukur mental psikologi dan ideologi tidak terkecuali Enzo.