Fotokita.net-Beberapa waktu lalu adaviral pasukan perdamaian TNI di Lebanon sedang menghadang salah satu tank milik pasukan Israel di wilayah perbatasan dengan Lebanon.
Pusat Penerangan (Puspen) TNI menjelaskan kronologi Pasukan Tentara Nasional (TNI) yang tergabung di misi perdamaian Kontingen Garuda Indobatt XXIII-N/Unifil berhasil mencegah pertikaian senjata Israel Defence Force (IDF) dengan Lebanon Armed Force (LAF).
Kejadiannya di perbatasan antara Lebanonn dan Israel yang merupakan Area of Responsibility (AoR) Indobatt, wilayah TP 35 dan TP 36 Kompi Alpha. Peristiwa menegangkan ini terjadi pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2020 lalu.
Kronologinya menurut Puspen TNI, peristiwa tersebut berawal dari adanya indikasi potensi pertikaian yang akan terjadi dari kedua belah pihak.
Peristiwa itu bermula saat prajurit TNI tengah melakukan penjagaan di Blue Line atau garis biru, perbatasan Adisa, selatan Lebanon, Selasa (2/6/2020).
Prajurit TNI yang berkekuatan 1 kompi dan APC Anoa mendapati sebuah tank Merkava milik militer Israel menerobos perbatasan.
Saat melewati perbatasan, tank Merkava tersebut tengah bersiap menggelar konfrontasi dengan tentara Lebanon yang siap tempur menggunakan RPG.
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Jenderal TNI Victor Hasudungan Simatupang menuturkan, upaya konfrontasi kedua negara berhasil diantisipasi setelah prajurit TNI menerima informasi adanya pergerakan militer dari intelijen.
"Itu semuanya berdasar informasi yang kita dapatkan."
"Dari intelijen kalau ada pergerakan antara Israel dengan Lebanon," ujar Victor kepada Kompas.com, Jumat (19/6/2020) sore.
Dalam video yang diterima Kompas.com, prajurit TNI nampak persuasif menghentikan laju tank Merkava yang digunakan sejumlah personel militer Israel.
Hanya berjarak beberapa meter dengan tank Merkava, para prajurit TNI terlihat tak gentar kendati moncong tank tersebut telah diarahkan ke rombongan prajurit TNI.
Tak lama berselang, perlahan tank tersebut pun berbalik arah dan meninggalkan Blue Line.
Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL)
Ia mengatakan, setelah berhasil mematahkan rencana konfrontasi kedua negara, prajurit mendapat sambutan positif dari warga setempat.
Mengingat, intensitas ketegangan antara Israel dan Lebanon di Blue Line sering terjadi.
"Sambutan mereka dengan keberadaan TNI itu sangat positif."
"Mereka menyambut saya dengan sangat positif, keberadaan TNI sangat positif di sana," ungkap Victor.
Di sisi lain, Victor menuturkan, upaya penghadangan dengan cara mencegah adanya kemelut peperangan yang dilakukan prajurit TNI, sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan PBB.
Sebelum prajurit TNI bertugas di Blue Line, mereka lebih dulu digembleng.
"Itu yang kita latihkan di PMPP TNI. Jadi selama kurang lebih 30 hari sebelum mereka berangkat misi, kita latihkan bagaimana bertindak di Blue Line, bagaimana bertindak di homebase," kata Victor.
Israel dikenal sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.
Tak heran negara ini punya banyak musuh.
Salah satunya berasal dari Lebanon.
Dia adalah Syekh Sayyid Hassan Nasrallah, salah satu tokoh legendaris di Lebanon yang juga sosok pejuang anti- Israel.
Pada 2000 lalu, Nasrallah berhasil tampil memimpin kelompok pejuang Hizbullah mengusir pendudukan pasukan Israel dari Lebanon Selatan.
Sejak saat itu, banyak yang berasumsi ia dapat melakukan hal lebih dari itu.
Dugaan itu ternyata benar.
Tahun 2004, Nasrallah kembali tampil dan berhasil melepaskan ratusan tawanan pejuang Hizbullah dari penjara-penjara gelap Israel.
Nasrullah melakukanbargainingterhadap Israel dengan melakukan taktik penyanderaan pasukan Israel yang kemudian menukarnya dengan pejuang-pejuang Hizbullah yang ditawan tentara Zionis.
Maka tidak mengherankan jika ia kemudian menyerukan kepada para pejuangnya untuk melaksanakan taktik penculikan tentara-tentara Israel hingga ke negeri asalnya.
Cara ini terbukti ampuh dan membuat militer Israel menjadi frustrasi.
Tapi ketika pada 12 Juli 2006 Hizbullah kembali menawan dua tentara Israel ternyata berakibat pada aksi militer Israel di Lebaon Selatan.
Entah skenario apa yang kali itu dijalankan oleh Israel sehingga negeri anak emas Amerika ini melancarkan agresi militer yang amat besar.
Sebuah laporan di kalangan militer AS menulis, rencana agresi militer Israel telah direncanakan jauh sebelumnya serta diketahui oleh Presiden AS saat itu, George Bush, dan orang-orang penting dalam pemerintahan AS.
Bagi Nasrullah, gertakan berupa serangan militer berskala besar yang dilakukan Israel sama sekali tidak menyurutkan nyalinya.
Bahkan dengan cara-cara agresi militer yang dilancarkan Israel, Nasrullah seperti diingatkan lagi ke masa-masa lampau ketika Israel mulai melakukan aksi pendudukan di tahun 1978.
Syekh Sayyid Hassan Nasrallah, salah satu tokoh legendaris di Lebanon yang juga sosok pejuang anti- Israel.
Dari sejak itu pula kelompok pejuang Hizbullah dibentuk oleh para pendirinya dengan tujuan utama melakukan perlawanan sepenuhnya terhadap Israel.
Robin Wright, seorang reporter yang pernah melakukan wawancara dengan Nasrullah pada 2007 silam, dalam harian Washington Post menulis artikel bertajuk “Inside the Mind of Hezbollah”.
Wright menggambarkan, Nasrallah adalah sosok pujaan sekaligus ikon kontroversial di dunia Arab.
Apa yang ada dalam diri Nasrallah adalah kombinasi gambaran pemimpin populis Revolusi Islam Iran Ayatollah Khomeini serta ikon pemimpin gerilya Che Ghuevara.
Nasrallah punya pribadi yang sangat kuat.
Ia merupakan pemimpin kharismatik yang foto-fotonya ada di screensaver semua komputer yang digunakan para pejuang Hizbullah.
Wright menambahkan, sesungguhnya keinginan Nasrallah untuk menjadi seorang pemimpin sudah tertanam sejak dirinya berusia sembilan tahun.
Nasrallah kecil kerap memainkan scaft hitam panjang milik neneknya, lalu melingkarkan di kepalanya.
Sejak kecil, Nasrallah sudah terbiasa dengan kondisi perang dan pengungsian.
Bahkan dia lahir di kamp pengungsian Bourji Hammaoud, sebelah timur Beirut, pada 31 Agustus 1960.
Nasralah adalah anak pertama dari sembilan bersaudara yang dibawa orang tuanya mengungsi dari Lebanon Selatan.
Ayahnya, Abdul Karim, adalah seorang pedagang sayuran yang tidak terlalu fanatik dari sisi religi.
Tahun 1975, orangtua Nasrallah pulang kampung.
Di desa aslinya, Bassouriyeh, Nasrallah yang baru berusia 15 tahun bergabung dalam Pergerakan Amal (Amal Movement) yang dibentuk kelompok Islam Syiah.
Nasrallah kemudian mendalami ilmu Al-quran di Najaf, Irak, dan berhasil mengenyam pendidikan dengan baik.
Tapi di tengah upaya menimba ilmunya di sekolah Syiah itu, ia kemudian diusir pihak berwajib Irak untuk kembali ke negaranya.
Nasrallah kemudian menjadi pembimbing di sekolah yang didirikan oleh Abbas al-Musawi di Baalbak.
Ada yang menyebut, semasa di Irak, Musawi merupakan senior Nasrallah yang sama-sama berasal dari Lebanon.
Mousawi juga merupakan pengikut Pergerakan Amal sebagaimana Nasrallah.
Ketika Israel mulai menduduki Lebanon Selatan tahun 1982, Nasrallah mendedikasikan diri sepenuhnya untuk berperang melawan Israel.
Ia kemudian bergabung dengan kelompok Hizbullah dan bertempur di Lembah Bekaa.
Nasrallah menikah dengan Fatima Yassin yang berasal dari Desa Al-Abbasiyee, Lebanon.
Dari perkawinan ini Nasrallahh dikaruniai lima orang anak: Muhammad Hadi, Muhammad Jawad, Muhammad Zeinab, Muhammad Ali dan Muhammad Mahdi.
Sayang, anak tertuanya, Muhammad Hadi, tewas di tangan tentara Israel di wilayah Jabal-al-Rafei, Lebanon Selatan.
Peristiwa itu terjadi tahun 1997 ketika Hadi masih berusia 18 tahun.
Dalam melawan Israel, Hassan Nasrallah melakukan kajian tentang banyak hal.
Ia bahkan mempelajari buku-buku yang menulis berbagai hal mengenai para pemimpin Israel seperti Benjamin Netanyahu dan Ariel Sharon.
Nasrallah kemudian naik memimpin Hizbullah tahun 1992 setelah sang sahabat, guru dan seniornya, Abbas Al-Musawi tewas dibunuh tentara Israel.
Di bawah kepemimpinannya inilah keberadaan Hizbullah makin dipandang Israel sebagai batu penghalang yang amat besar.
Satu pernyataan yang paling monumental setelah menjadi Sekjen adalah ketika ia berujar, “Tidak akan pernah ada kata solusi dengan Israel kecuali mereka pindah atau lenyap dari muka bumi.”
Hingga saat ini Nasrallah masih tetap gigih memimpin pejuang Hizbullah di Lebanon melawan Israel.
Namun karena Hizbullah mendapat dukungan dari Iran, Arab Saudi, yang sedang bermusuhan dengan Iran, menyatakan para pejuang Hizbullah sebagai musuhnya.
Apalagi para pejuang Hizbullah oleh militer Arab Saudi telah diketahui turut bertempur bersama pemberontak Syiah Houti di Yaman.
Sejumlah rudal yang ditembakkan ke wilayah Arab Saudi dari Yaman, diyakini dioperasikan oleh para pejuang Hizbullah yang sudah berpengalaman.