Fotokita.net-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah membantah kabar tentang asteroid menabrak Bumi ramai beredar di dunia maya.Dari kabar yang menyebar pada beberapa hari lalu, disebutkan bahwa kejadian ini segera terjadi.
Publik memang sempat mendapatkan kabar yang menyebut bahwa ada asteroid yang menabrak Bumi pada 8 Mei 2020 atau 15 Ramadhan 1441 H.
Kabar ini, salah satunya tersebar melalui Twitter dan direspons oleh warganet. Sejumlah warganet pun mempertanyakan kebenaran dari informasi ini.
"Ada yang tau info OFFICIAL yang bilang ada asteroid yg bakal nabrak bumi 8 May 2020/15 Ramadhan? I can't find any" tanya akun @Rayaaap
"Buat temen2 ni sekedar info aja, tapi belom tau kepastinnya yaa buat jaga2 aja si.hari Jum'at 8 Mei 2020 jam 4.48 WIB diperkirakan akan terjadi jatuhnya asteroid apollo" tulis akun @mikohenky
"Serem dengerin berita mau ada asteroid tgl jumat 8 mei 15 ramadhan. Bismillah ya Allaah. Serem tapi kita cuma bisa berdoa dan pasrah"ujar akun @dwitastyf
Untuk mencari kebenaran dari kabar yang beredar tersebut, Kompas.com menghubungi Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin.
Lapan menyebut bahwa kabar ini tidak benar. "Jelas hoaks. Tidak ada asteroid yang akan menabrak Bumi," jawab Thomas.
Ia menjelaskan bahwa beberapa asteroid hanya melintas dalam jarak aman, yakni lebih jauh daripada jarak Bumi-Bulan.
Keterangan serupa juga disampaikan oleh Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) LAPAN Emmanuel Sungging Mumpuni saat dihubungi secara terpisah.
"Tidak betul. Beberapa asteroid yang berpotensi berbahaya sudah kami muat di web LAPAN" jelasnya saat dihubungiKompas.com,Selasa (5/5/2020).
ilustrasi asteroid
Sementara, melansir laman resmi Pusat Sains Lapan, disebutkan bahwa pada pertengahan Ramadhan, akan ada asteroid yang mendekati Bumi, yaitu Asteroid 2016 HP6 dan Asteroid 2009 XO.
Asteroid 2009XO akan mendekati bumi pada Kamis, 7 Mei 2020 pukul 12.17 Universal Time atau malam 15 Ramadhan 1441 H pukul 19.17 WIB.
Asteroid tersebut berukuran lebih cepat dan lebih besar dibanding Asteroid 2016 HP6 dan akan berada pada jarak 3,4 juta kilometer.
“Dia (Asteroid 2009 XO) mendekat Bumi dengan jarak 4X jarak Bumi-Bulan, jadi masih relatif aman,” terang Sungging.
Sungging menjelaskan, selain tidak menabrak Bumi, asteroid tersebut juga tidak akan menimbulkan dampak apapun. “Tidak ada efek, untuk diamati juga tidak mudah,” tambah dia.
Viral video asteroid hampir tabrak bumi
Menurut Sungging, gerakan asteroid ada yang berada dalam orbit tertentu, ada juga yang bergerak liar.
Asteroid yang bergerak liar inilah yang kemudian perlu diwaspadai sebagai Potensial Hazard Object (PHO) dan harus terus menerus diawasi.
Asteroid XO sendiri termasuk asteroid yang dianggap berpotensi berbahaya, tetapi ia menyampaikan ada program internasional untuk selalu mengamati asteroid-asteroid yang punya potensi membahayakan Bumi ini.
Adanya asteroid raksasa 1998 OR2 dan 2020 BX12 yang mendekati Bumi membuat para astronom berfokus pada obyek itu dan hampir tak menyadari bahwa ada asteroid lain yang bahkan lebih dekat dengan Bumi.
Pada 27 April 2020, para astronom mengetahui bahwa ada asteroid dengan ukuran lebih kecil, yakni diameter 4-8 meter yang mendekati Bumi.
Sebuah asteroid berukuran 650-1.500 meter terpantau meluncur mendekati Bumi.
Asteroid ini diberi nama 2020 HS7. DIlansir Science Alert, Senin (11/5/2020), ketika mengetahui ada pergerakan dari 2020 HS7, ternyata asteroid ini sudah hampir mendekati Bumi dan punya peluang sekitar 10 persen untuk menabrak Bumi di keesokan harinya.
Asteroid ini ditemukan terbang sangat dekat dengan area tempat satelit-satelit buatan manusia beroperasi, yakni di orbit geostasioner.
Kendati sangat dekat, 2020 HS7 ternyata tak akan membahayakan sekalipun menabrak Bumi karena dengan ukurannya yang kecil benda tersebut akan terbakar pada saat melewati atmosfer Bumi.
Para astronom mencatat pada 28 April 2020, asteroid ini melintasi Bumi dengan jarak paling dekat, yakni 9 kali lebih dekat dari jarak rata-rata Bulan dengan Bumi.
Ini menjadikan 2020 HS7 merupakan salah satu asteroid yang terbang paling dekat melewati Bumi.
Asteroid 2020 HS7 hanya berjarak sekitar 42.735 kilometer (26.554 mil) dari pusat Bumi. Padahal, jarak rata-rata antara pusat Bumi dengan pusat Bulan adalah 384.400 kilometer (238.855 mil).
Asteroid ini juga terbang dengan jarak hanya sekitar 1.200 km dari satelit terdekat. Meski terdengar menakutkan, perlu diingat kembali bahwa 2020 HS7 tidak berbahaya bagi manusia di Bumi ataupun satelit tersebut.
“Asteroid kecil seperti 2020 HS7 dengan aman melewati bumi beberapa kali per bulan. Itu tidak menimbulkan ancaman bagi planet kita," kata astronom Lindley Johnson dari Kantor Koordinasi Pertahanan Planet (PDCO) NASA, sesaat sebelum asteroid tersebut terbang melewati bumi.
Sebenarnya kehadiran 2020 HS7 merupakan suatu hal yang bagus. Pasalnya, kehadiran asteroid 2020 HS7 membuat para ilmuan menguji kemampuan mereka dalam mendeteksi, mengamati, hingga memprediksi pergerakan asteroid kecil yang berjarak sangat dekat dengan Bumi.
Para astronom pun telah menunjukkan bahwa mereka mampu memprediksi dan melacak jalur dari 2020 HS7 dengan tingkat akurasi yang luar biasa, bahkan meski hanya dengan pemberitahuan satu hari sebelumnya.
Asteroid raksasa akhir-akhir ini memang bergerak terbang mendekati Bumi, seperti 2020 BX12 dan 1998 OR2, yang terbang melewati Bumi hanya beberapa hari setelah 2020 HS7 melintas.
Asteroid 2020 BX12 berukuran diameter 165 meter dan memiliki benda langit menyerupai bulan dengan diameter 70 meter.
Asteroid ini masuk dalam kelompok berbahaya atau Potentially Hazardous Asteroid (PHA) jika menabrak Bumi.
Adapun Asteroid 1998 OR2 memiliki ukuran yang lebih besar, yakni berdiameter 1,5-4,1 km yang melintas dengan jarak sangat dekat dengan Bumi pada 29 April 2020.
Para astronom jug menetapkan 1998 OR2 sebagai asteroid berbahaya atau PHA. Fenomena ini menunjukkan banyaknya asteroid di sekitar Bumi, dan para astronom hingga saat ini mampu mendeteksi pergerakan benda-benda langit tersebut.
Ini sekaligus jadi berita bagus untuk kita, karena berarti menjadi lebih siap untuk menghadapi asteroid yang dapat mengancam Bumi. Deteksi, observasi, dan prediksi adalah langkah awal yang penting.
Badan-badan antaraksi di seluruh dunia juga akan bekerja sama untuk melakukan percobaan menghantam asteroid, yang sedang tidak menuju ke Bumi, dengan kapal ruang angkasa untuk melihat apakah mampu untuk membelokkan arah pergerakan asteroid.
Jika percobaan ini berhasil, tentunya kita akan memiliki peralatan canggih lainnya yang dapat menjaga agar tidak ada hujan batu berukuran besar dan berapi yang mengancam Bumi.
Dalam beberapa hari lagi, kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Walau kita merayakannya di tengah pandemi virus corona (Covid-19), kita tetap akan menyambut Hari Kemenangan dengan suka cita.
Hanya saja dilaporkan menjelang lebaran,sebuah asteroid berukuran 650-1.500 meter terpantau meluncur mendekati Bumi.
Hal itu dibenarkan oleh Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Emmanuel Sungging Mumpuni.
"Ada beberapa laporan asteroid papas dekat Bumi yang kami laporkan di web kami," ujar Sungging saat dihubungi, Rabu (20/5/2020) sore.
Jumat pagi Dikutip dari laman Pusainsa, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan bahwa asteroid dengan nama 1997 BQ atau 13679 akan mendekat ke Bumi pada 21 Mei 2020 pukul 21.44 UTC.
Apabila dikonversi ke waktu di Tanah Air, asteroid itu akan mendekat pada 22 Mei 2020 pukul 04.44 WIB, bertepatan dengan 28 Ramadhan 1441 H pada jarak 6,16 juta kilometer.
Dekat dengan Bumi
Asteroid yang dikategorikan sebagai asteroid Apollo ini memiliki kecepatan relatif 11,68 kilometer per detik ketika mendekati Bumi.
Asteroid Apollo merupakan asteroid dengan sumbu setengah panjang lebih besar dari orbit Bumi, tetapi jarak perhelionnya lebih kecil dari aphelion Bumi.
Asteroit 1997 BQ memiliki sumbu setengah panjang sebesar 261 juta kilometer dengan kelonjongan orbit sebesar 0,479.
Apakah berbahaya?
NASA menyebut, asteroid ini tergolong ke dalam kelompok Potentially Hazardous Asteroid (PHA) atau memiliki potensi bahaya dengan kelas spektral S (siliceous) yang didominasi kandungan kimia silika berbatu.
Baca Juga: Viral Suara Dentuman Misterius Hebohkan Warga Bandung dan Sekitarnya, Begini Penjelasan Ahli
Kelompok asteroid ini bisa menjadi bahaya dan mengancam penduduk Bumi apabila berada di jarak sangat dekat.
Dikatakan menyimpan potensi bahaya karena asteroid ini memiliki jarak perpotongan orbit minimun (MOID) yang lebh kecil dari 7,5 juta kilometer, dan magnitudo absolut lebih kecil dari +22.
Dikutip dari web Pusat Sains Lapan, asteroid ini disebutkan 10 kali lebih terang dibandingkan dengan Asteroid 2009 XO yang bermagnitudo +20,5.
Orbit asteroid 1997 BQ memiliki jarak perpotongan orbit minimum (minimum orbit intersection distance, MOID) sebesar 0,035826 SA atau 5,36 kilometer terhadap orbit Bumi.
"Karena nilai MOID lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer, dan juga magnitudo absolutnya lebih kecil daripada +22."
"Sehingga objek ini dapat dikategorikan sebagai objek berpotensi bahaya (Potentially Hazardous Object, PHO)," tulis keterangan Lapan.
Mengutip Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, tarikan gravitasi planet dapat mengubah lintansan orbit sebuah asteroid, baik asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid sebelumnya yang diyakini telah menabrak Bumi di masa silam.
Sedangkan jatuhnya asteroid seperti yang akan terjadi esok lusaa, disebut Planetary Defense Coordination Office NASA, sebagai proses alami yang terjadi terus menerus.
Bahkan, setiap harinya material seberat 80 hingga 100 ton asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil.
600 asteroid dalam 20 tahun
Setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah AS telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball.
Para ahli memperkirakan benda langit jatuh alami yang lebih besar sangat jarang terjadi, bisa dibilang terjadi sekali dalam skala waktu ratusan hingga ribuan tahun.
Namun, mengingat ketidaklengkapan katalog objek dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteorit Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja.
(Luthfia Ayu Azanella)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Sebuah Asteroid Terpantau Mendekati Bumi Jelang Lebaran, Ini Penjelasan Lapan")