Indonesia Catat Rekor Tertinggi Penambahan Kasus Corona, 3 Negara Ini Malah Sukses Lenyapkan Infeksi Hingga Jalani Aktivitas Normal Lagi

Kamis, 21 Mei 2020 | 18:57
palembang.tribunnews.com

Check point pemeriksaan dalam penerapan sosialisasi PSBB Palembang di Kawasan Cinde, Kamis (21/5/2020).

Fotokita.net-Selain kabar mengejutkan, pemerintah juga membagikan berita baik terkait perkembangan jumlah kasus virus corona (Covid-19).

Kabar baiknya, terdapat263 pasien dinyatakan sembuh.

Sehingga,total pasien sembuh bertambah menjadi 4.838 orang. Data itu tercatat padaKamis (21/5/2020) pukul 12.00 WIB.

Tapi, di sisi lain, Indonesia mencatat rekor tertinggi jumlah kasus virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Tebar Utang Senilai Rp 5.000 Triliun ke Banyak Negara, Kini China Diambang Kebangkrutan di Tengah Pandemi yang Tak Kunjung Berakhir: Ternyata Inilah Penyebabnya

Dilansir dari tribunnews.com pada Kamis (21/5/2020), jumlah kasus virus corona di Indonesiatersebut meningkat973 kasus perKamis (21/5/2020) pukul 12.00 WIB.

Hal ini dikatakanJuru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto.

Dengan data itu, maka kini jumlah kasus virus corona di Indonesia mencapai 20.162 kasus.

Sementara itu, dari total kasus positif tersebut, terdapat tambahan 36 pasien positif corona yang meninggal dunia.

Total kasus kematian akibat Covid-19 kini mencapai1.278 pasien.

Sebelumnya, total kasus positif Covid-19di Indonesia berjumlah 19.189 pasien per20 Mei 2020.

Sementara itu, total terdapat 4.575 pasien yang dinyatakan sembuh dan1.242 pasien meninggal dunia.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Angka Kematian Akibat Corona di Indonesia 3 Kali Lipat dari Data Resmi, Pakar Malah Bilang Penyakit Ini Bukan Wewenang Jokowi: Siapa yang Mau Disalahin?

Pemerintah ajak masyarakat hidup 'New Normal'

Diberitakan sebelumnya, Achmad Yuriantomenyampaikan pemerintah mengajak masyarakatuntuk dapat beradaptasi dengan keadaan normal yang baru (new Normal).

Dalam hal ini, masyarakat diimbau untukmenjalani gaya hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan serta terus produktif selama pandemi virus corona.

Hal ini disampaikan Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (19/5/2020).

"Dalam situasi seperti ini, virus coronabelum ditemukan vaksindan obatnya," kata Yuri yang dikutip dari YouTubeBNPB Indonesia, Selasa sore.

Baca Juga: Tante Ernie Blak-blakan Bongkar Banyak Artis Top yang Kirim DM, Sosok Hotman Paris Mendadak Jadi Sorotan Gara-gara Ketahuan Lakukan Hal Ini: Ada Ceklis Biru Ya

Kompas.com

Kepala Bappenas akan membuka PSBB di 124 kabupaten/kota.

Lebih lanjut Yuri menuturkan belum ditemukannya vaksin ini dimaknai orang itu belum bisa dikebalkan dariCovid-19.

Sementara belum ditemukan obatnya dimaknai pengobatan terhadap pasienCovid-19yang dilakukanmasih akanmenggunakan prosedur yang panjang.

Sebab itu, ia mengungkapkan cara yang paling baik dalam mencegah dan memutus penularanCovid-19, yakni dengan menyesuaikan pola hidup di tengah pandemi.

"Kita harus mengedapankan pola hidup bersih dan sehat, ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari."

"Pola hidup ini ditandai dengan satu yakni kita terus menjaga kebersihan tangan kita," ujar Yuri.

Baca Juga: Sesumbar Mampu Sembuhkan Corona, Seorang Pemuka Agama Meninggal Lantaran Lakukan Tindakan Sepele Ini

Artinya kata Yuri masyarakat harus rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

"Ini menjadi penting agar kita dapat terbebas dari cemaranCovid-19atau penyakit yang lain," imbuhnya.

Kemudian yang kedua, yaknimasyarakat harusmulai membiasakan diri untuk dapat menjaga jarak fisik pada saat kontak dengan orang lain.

"Ini yang kemudian beberapa saat yang lalu kita sebut sebagaiphysical distancing."

Baca Juga: Viral Video Jenazah Lambaikan Tangan Waktu Diturunkan ke Liang Lahat, Inilah Penjelasan Ahli Atas Kejadian di Manado Itu

"Karena kita ingin menghindari percikan droplet dari orang yang sakit," ungkapnya.

Selanjutnya masyarakat diwajibkan terbiasa menggunakan masker saat ke luar rumah.

"Karena dengan menggunakan masker kita akan terlindung langsung dari percikan droplet orang yang sedang sakit itu."

"Dan yang lebih penting lagi bagi yang sakit, percikan droplet yang keluar dari mulutnya akan tertahan di masker dan ini akan melindungi orang lain yang sehat," ucap Yuri.

Baca Juga: Anies Baswedan Resmi Perpanjang PSBB Jakarta, Syukurlah Jokowi Restui Kondisi Pasar yang Ramai Kembali Menjelang Lebaran: Inilah Tatanan Kehidupan Masyarakat Indonesia yang Baru

Negara-negara besar bertumbangan dengan jumlah positif terinfeksi dan meninggal sangat banyak, seperti Amerika, Italia, Inggris, Spanyol.

Namun ternyata beberapa negara di Asia terlihat berhasil menahan infeksi dan penyebaran virus Corona, yaitu Taiwan, Hong Kong, dan Vietnam.

Di negera tersebut, jumlah kasus positif baru makin mengecil, bahkan mulai menghilang.

Baca Juga: Tak Lagi Syuting FTV, Ternyata Artis Cantik Ini Sudah Jadi Istri Anggota TNI. Foto-foto Kesibukannya Sebagai Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Bikin Hati Meleleh

Tentu hanya sedikit negara yang bisa mencapai hal seperti ini, meski bisa saja muncul lagi sebagai gelombang kedua, seperti di China dan Korea Selatan.

Lalu apa sebenarnya yang mereka lakukan, sehingga bisa menekan penyebaran virus dengan baik, sementara banyak negara besar lainnya tak bisa?

Seperti disampaikan banyak ahli, ternyata otoritas negara-negara itulah yang bisa cepat memutuskan untuk menahan penyebaran virus dengan berbagai cara.

Mereka juga belajar dari pengalaman menangani wabah SARS, sebuah penyakit pernafasan yang mirip covid-19, dan pernah terjadi sekitar 20 tahun lalu.

Baca Juga: Kabar Baik Sebelum Lebaran, Jokowi Minta Masyarakat Bersiap Sambut Era Normal Baru dengan Hidup Berdampingan Corona: Apa Maknanya?

Di Taiwan yang punya 24 juta penduduk, kini hanya ada 440 kasus positif covid-19, lalu 395 sedang menjalani pemulihan, dan hanya 7 kematian.

Lalu di Hong Kong dengan 7,5 juta penduduk, kasus positif Corona ada 1.055 kasus, dengan 1.024 orang sedang pemulihan, dan hanya 4 kematian saja.

Sementara di Vietnam yang punya 97 juta orang penduduk, ada 320 kasus positif covid-19, 260 orang sedang pemulihan, dan tanpa ada kematian sama sekali.

Berikut cara ketiga negara tersebut menekan penyebaran virus Corona.

Baca Juga: Kenakan APD Lengkap yang Tembus Pandang Hingga Mampu Goda Iman, Perawat Dikenakan Hukuman Dirumahkan: Mereka Seharusnya Mati

1. Taiwan

Taiwan menggunakan big data dan teknologi untuk menahan laju penyebaran virus corona.

Teknologi menyatu dengan asuransi kesehatan nasional, database imigrasi dan bea cukai, jadi pihak berwenang bisa identifikasi potensi kasus berdasarkan riwayat perjalanan dan gejala klinis seseorang.

Turis wajib mengisi formulir pernyataan kesehatan online sebelum berangkat ke Taiwan.

Baca Juga: Bukan Cuma Plesetkan Marga Latuconsina, Andre Taulany Pernah Tersandung Kasus Lawakan yang Menyinggung Umat Islam Hingga Harus Dicutikan dari Acaranya

AFP/CHEN CHI-CHUAN via Kompas.com
AFP/CHEN CHI-CHUAN via Kompas.com

Petugas melakukan disinfeksi di area Bandara Internasional Taoyuan, Taiwan pada Rabu (22/1/2020).

Jadi saat di kantor imigrasi, turis-turis itu bisa dipisahkan berdasarkan resiko infeksi.

Langkah pemerintah berikutnya adalah menutup perbatasan, melarang ekspor masker wajah dan meningkatkan produksi masker di dalam negeri.

Hebatnya, lewat berbagai langkah itu pemerintah Taiwan bisa menahan laju penularan Corona, dengan sebagian besar bisnis tetap beroperasi normal.

Baca Juga: Baru Saja WHO Kelar Sebut Virus Corona Tak Akan Hilang dari Muka Bumi, Para Ahli NASA Ingatkan Warga Dunia Bersiap Hadapi Marabahaya Susulan yang Disebabkan Peristiwa Ini: Ada Apa Lagi?

2. Hongkong

Strategi pemerintah Hong Kong adalah melakukan pengujian virus corona yang sangat banyak dan cepat, membuat Hongkong menjadi negara dengan tingkat pengujian tertinggi di Asia, lewat 168.291 pengujian dari 7,5 juta penduduknya.

Pemerintah terbilang cepat dalam mengontrol perbatasan, dengan karantina yang ketat, lalu menutup kantor pemerintah, sekolah dan membatalkan acara skala besar.

Strategi ini lebih ketat lagi saat ada lonjakan kasus bulan Maret, akibat penduduk yang kembali dari luar negeri.

Menurut ahli, Hong Kong berhasil karena masyarakatnya juga sudah aktif memakai masker sejak dini, bahkan sebelum diperintahkan secara resmi.

Baca Juga: Saksikan Mantan Suami Selingkuhi Perempuan Lain di Apartemen dengan Mata Kepala Sendiri, Kehidupan Artis Cantik Ini Berubah Drastis: Hilang dari Dunia Entertainment dan Mantap Berhijab

vibiznews

Illustrasi Peneliti Hongkong Klaim Berhasil temukan Vaksin Untuk Virus Corona

Akhirnya awal Mei sekolah, pusat kebugaran, bioskop, bar dan pub, sudah dibuka kembali.

3. Vietnam

Ini juga negara yang berbatasan langsung dengan China, dan paling awal memperketat kontrol perbatasan, yaitu sejak bulan Januari.

Pemerintah juga menerapkan karantina skala besar, menutup sekolah dan menutup bisnis.

Baca Juga: Prediksinya Jarang Meleset, Peramal Kondang Ini Mendadak Bicara Ada Artis Top yang Ditinggalkan Pasangan Prianya Gara-gara Tak Sanggup Lagi Dikhianati: Ditujukan Buat Syahrini?

Sistem politik Vietnam sebagai negara satu partai, disebut para ahli sebagai penyokong berhasilnya mereka dalam menekan penyebaran Corona.

Dengan sistem politik seperti itu, negara bisa memantau, mengidentifikasi dan mengisolasi kasus-kasus potensial secara efektif.

Foto memperlihatkan penduduk Vietnam yang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona COVID-19, mempraktikkan social distancing ketika mereka menunggu untuk diuji di pusat pengujian cepat sementara dekat rumah sakit Bach Mai di Hanoi pada 31 Maret 2020.

Dengan demikian, pemerintahnya tak perlu repot melakukan pengujian massal seperti di Korea Selatan dan Singapura.

Vietnam menerapkan lockdown di sebagian wilayah pada 1 April, sehingga semua penduduk harus tinggal di dalam rumah, tidak naik transportasi umum dan membatalkan pertemuan.

Baca Juga: Baru Saja Buka Kembali Wuhan Hingga Disneyland Shanghai, Kini China Malah Ketahuan Lockdown 1.205 Desa: Jadi Bukti Virus Corona Tak Bisa Hilang Sepenuhnya dari Muka Bumi?

Akhirnya Vietnam menjadi negara pertama di negara Asia Tenggara yang mulai melonggarkan pembatasan, yaitu akhir bulan April lalu.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya