Banyak Negara Pusing Hadapi Corona, Negara Ini Justru Laporkan Tak Ada Kasus Berkat Minuman Rahasia yang Mencengangkan: Dikonsumsi Sejak Zaman Leluhur

Senin, 11 Mei 2020 | 21:31
radionz.co.nz

Kiribati

Fotokita.net - Saat ini nyaris seluruh negara yang tercatat secara resmi di PBB mengalami pandemi Covid-19. Dengan jumlah kasus virus corona yang berbeda-beda, banyak negara yang telah melaporkan infeksi pada warganya.

Namun, berdasarkan catatan WHO, ada segelintir negara yang melaporkan nol kasus Covid-19. Salah satunya, Kiribati.

Kiribati, sebuah negara kecil di Pasifik Tengah, sampai saat ini belum melaporkan adanya kasus infeksi karena wabah Covid-19.

Baca Juga: Dentuman Misterius di Jawa Tengah Bikin Ketar-ketir Warga, Begini Firasat Mbah Mijan Beberapa Jam Sebelum Kejadian Itu Viral di Media Sosial

Warga setempat pun menyebut kelapa menjadi salah rahasia mereka untuk menjaga kesehatan dari virus, sehingga belum dilaporkan adanya pasien positif.

Bekas koloni Inggris itu menjadi satu dari 13 negara dan teritori di seluruh dunia yang masih belum melaporkan adanya kasus Covid-19.

Negara dengan bahasa resminya Inggris serta Kiribati itu mempunyai luas 800 kilometer persegi, dan rentan jika terjadi kenaikan air laut.

Dilaporkan The Star via Daily Mirror Minggu (10/5/2020), negara yang mendapat kemerdekaan pada 1979 mempunyai pohon kelapa di seluruh wilayah.

Pohon itu memberikan apa yang dibutuhkan penduduknya. Kayunya untuk bangunan dan perahu, daunnya sebagai atap, dan seratnya untuk tali hingga pakaian.

Dikenal sebagai moimoto, warga setempat kini mengklaim kunci sukses mereka masih belum mendapat kasus virus corona adalah karena kelapa.

"Kami menggunakan moimoto untuk bertahan melawan penyakit itu. Kaya akan vitamin A dan C," kata Rooti Tianaira, guru di Tarawa.

Baca Juga: Seusai Perbolehkan Warga Beraktivitas Kembali, Jokowi Berikan Angin Segar Buat Pasien Positif Corona Masih Dirawat

Yunaidi Joepoet

Kolam-kolam akuakultur mengisi area reklamasi di samping bandara di Tarawa, ibu kota Kiribati dan at

Menurut Tianaira, sejak zaman dulu leluhur mereka sering mengonsumsi moimoto diparut dan buah asli lainnya yang bernama noni.

Noni itu dikenal tidak hanya karena rasanya yang menyengat. Namun juga berkhasiat dalam memberikan perlindungan bagi tubuh.

Tianaira mengatakan, mereka mengonsumsi buah tersebut baik saat sarapan, atau diolah menjadi minuman todak asam, atau kelapa yang difermentasi. "

Jadi, buah lokal ini digunakan sebagai obat, untuk menaikkan kekebalan tubuh. Karena itu mereka kuat tanpa pernah sakit," klaim dia.

Meski jumlah itu melebihi penduduknya, Rimon Rimon, seorang jurnalis setempat, mengaku baru tahu bisa digunakan sebagai obat melawan Covid-19.

Baca Juga: Jokowi Bolehkan Warga Aktivitas Lagi, Inilah 6 Kabar Baik Lain di Tengah Pandemi: Salah Satunya Dana Bantuan 80 Juta Dolar Buat Indonesia

Lutfi Fauziah

Keluarga di Kiribati, terutama mereka yang baru menghuni negara kepualaun tersebut, sering kali terp

Dia menerangkan bukan hal aneh jika ada orang yang menjual kelapa. "Namun bisa mengatasi virus corona? Ini baru bagi saya," jelasnya.

Rimon menerangkan, kemampuan moimoto itu adalah satu dari sekian "rumor konyol" dari negara yang masuk kategori paling tidak berkembang itu (LDC) oleh PBB itu.

"Kabar itu menjadi isu utama di sini. Karena baru belakangan ini orang mendapat akses ke internet, jadi mereka dibombardir dengan informasi," ujar dia.

Baca Juga: Warga Jakarta Tak Sabar Bisa Aktivitas Normal Lagi, Bali Justru Punya Kabar Baik Lebih Dulu: Corona Segera Hilang Tanpa Terapkan PSBB

Berdasar pengamatan Rimon, masyarakat masih tidak bisa membedakan mana kabar hoaks. Jadi, mereka menyebarkan apa yang menurut mereka benar.

Dia menuturkan, informasi tentang moimoto tidak berbahaya. Justru, minuman bernama Kava yang membuatnya menaruh perhatian.

Kava adalah minuman dengan narkotika ringan. Mengonsumsinya biasanya dilakukan secara berkelompok karena cangkirnya dicelupkan sebelum diminum.

Secara tradisional, biasanya minuman itu dibuat dengan mengunyah akar Piper methysticum, dan mencampur serat yang sudah terkena liur itu menggunakan air.

"Itulah rumor paling konyol yang pernah ada. Jadi, pemerintah harus memberikan pemahaman kepada warga bahwa kabar itu tidak benar," kata dia.

Rimon menjelaskan, dia bersyukur pernah hidup di luar negeri sehingga bisa mendapatkan cukup pemahaman, dibanding warga negaranya.

Baca Juga: Dulu Gontok-gontokan Berebut Posisi Pemimpin Tertinggi, Kini Dua Politisi Senior Ini Malah Kembali Bersatu: Punya Rencana Gulingkan Pemerintahan yang Sah?

Christantiowati

Sekawanan ikan kuwek hitam berenang jelang senja di sekitar Kepulauan Phoenix, bagian dari Kiribati

Merebaknya informasi keliru ditambah dengan belum jelasnya regulasi pemerintah mengenai apa saja yang bisa dibagikan di media sosial.

Selama ini, papar Rimon, masyarakat mengandalkan informasi mengenai wabah dari Kementerian Kesehatan dan Kantor Kepresidenan.

Baca Juga: Kisah Haru Sang Ayah Jadi Viral, Anak-anak Kakek yang Berpenghasilan Cuma Bisa Beli 2 Kerupuk Malah Berikan Reaksi Di Luar Dugaan: Tetangga Mereka Ungkap Kebenaran yang Mengejutkan

"Pemerintah perlu memerhatikan bagaimana rakyat memperoleh informasi, dan memperingatkan mereka bisa terkena masalah jika membagikan kabar ngawur," paparnya. (Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya