Masuk Zona Merah Covid-19, Ratusan Driver Ojol di Kota Ini Malah Nekat Hadang Truk Sembako. Begini Kronologinya

Senin, 13 April 2020 | 17:36
Facebook.com/Retno Tabitha

Ratusan driver ojol hadang truk sembako di Surabaya, Jawa Timur

Fotokita.net - Kota Surabaya termasuk zonamerah Covid-19 di Jawa Timur. Itu sebabnya, pemerintah daerah melarang adanya kerumunan massa di satu titik dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.

Namun, adanya video yang menunjukkan ratusan pengemudi ojek online (ojol) marah dan menghentikan sebuah truk berwarna kuning yang membawa paket sembako di Jalan Ir Dr H Soekarno, atau sekitar Galaxy Mall, Surabaya, Jumat (10/4/2020) membuat warganet terheran-heran.

Video itu menjadi viral lewat media sosial, terlebih lagi dalam kondisi wabah Covid-19 yang kian merajalela.

Baca Juga: Tak Cuma Terjadi di Indonesia, Warga di Negara Ini Jauh Lebih Galak Soal Pemakaman Jenazah Korban Virus Corona: Satu Desa Nekat Lawan Polisi!

Dalam video itu, perekam mengatakan bahwa para pengemudi ojol berinisiatif mendatangi truk yang semula membagikan paket sembako yang dibubarkan polisi.

Ratusan ojol itu juga tampak menutup jalan di sekitarGalaxy Mall.

Dari penjelasan perekam video, penutupan jalan dilakukan karena pihak kepolisian membubarkan kegiatan pembagian bantuan.

"Yang tadinya tertib, karena dihentikan oleh pihak polisi, jadinya kawan-kawan ojol berinisiatif dengan spontan menutup jalan di depan Mall Galaxy," ujar perekam video.

Terkait kejadian itu, Kapolsek Mulyorejo Kompol Eni Priatin membenarkan bahwa pihaknya terpaksa membubarkan aksi tersebut lantaran kondisi yang tidak memungkinkan di tengah wabah pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, Surabaya masuk zona merah Covid-19 di Jawa Timur.

Baca Juga: Setelah Pak RT Jadi Pesakitan di Kantor Polisi, Warga Sewakul Malah Dihantui Ketakutan: Itu Oknum yang Ngaku Wakili Warga

Eni menyampaikan, sebuah komunitas membagikan 1.000 paket sembako kepada pengemudi ojol. Namun, tidak ada pemberitahuan kepada polisi.

"Tidak ada pemberitahuan kepada kami, termasuk izin. Kemudian datanglah 150 ojek online dan bertambah sangat banyak dalam waktu cepat. Akhirnya terpaksa kami bubarkan sesuai dengan maklumat Kapolri, dan komunitas tersebut juga menyadari," kata Eni, dikutip dari Surya, Senin (13/4/2020).

Eni menambahkan, komunitas tersebut diarahkan untuk membagikan paket itu secara door to door.

Baca Juga: Tak Cuma Pak RT yang Tolak Jenazah Perawat, Pria Ini Juga Ikut Diborgol Polisi Gara-gara Bertindak Gegabah: Sesal Kemudian Tiada Berguna

Apa yang dilakukan kepolisian, kata Eni, sudah tepat dan cepat mengingat tidak ada izin yang boleh dikeluarkan dan membiarkan berkumpulnya banyak orang di sebuah tempat.

"Kami arahkan untuk door to door, jadi tidak menimbulkan gejolak massa seperti kemarin. Kami juga berikan informasi terkait bahaya pandemi ini sehingga memang harus terpaksa kami bubarkan," tandasnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya