Tak Cuma Terjadi di Indonesia, Warga di Negara Ini Jauh Lebih Galak Soal Pemakaman Jenazah Korban Virus Corona: Satu Desa Nekat Lawan Polisi!

Senin, 13 April 2020 | 16:33
kompas.com

Penolakan pemakaman jenazah covid-19 minta maaf

Fotokita.net-Ada banyak penolakan terjadi seperti di Indonesia sendiri, sudah banyak kita dengar terjadi penolakan oleh warga pada jenazah pasien Covid-19 yang akan dimakamkan.

Kemudian, ada ketakutan bahwa virus itu masih bisa menyebar dari Jenazah membuat penolakan itu terjadi di mana-mana.

Tak hanya di Indonesia, di Mesir ternyata penolakan juga dilakukan oleh warganya.

Menurut IB Times pada Senin (13/4/20) Polisi sampai harus turun tangan untuk mengatasi masalah ini.

Selama beberapa bulan terakhir, pandemi virus corona tidak hanya mengubah kehidupan kita, tetapi ritus pemakaman pun juga berubah.

Pemakaman korban virus corona harus dihadiri oleh sedikit orang bahkan tanpa pelayat sekalipun.

Mayat-mayat dikuburkan atau dikremasi oleh petugas khusus, dengan pakaian APD, sementara jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 juga semakin banyak.

Sementara itu ketakutan dari masyarakat juga menambah suasana pemakaman menjadi tegang.

Baca Juga: Sudah Satu Bulan Diisolasi di RSPAD, Menhub Budi Karya Belum Juga Dinyatakan Negatif dari Virus Corona. Ternyata Begini Alasannya

newsmaker.tribunnews.com
newsmaker.tribunnews.com

Foto Ilustrasi: pemakaman jenazah korban virus corona

Lusinan orang ditangkap karena dianggap sebagai provokator, yang menolak pemakaman jenzah pasien Covid-19.

Kisah ini berawal dari sebuah desa Delta Nil di Mesir, di mana penolakan itu dilakukan oleh warga satu desa.

Kemudian polisi turun tangan dan akhirnya betrokan terjadi, Polisi menembakkan gas air mata untuk meredam amukan massa.

Menurut sebuah laporan, awalnya kerabat pensiunan dokter yang meninggal akibat Covid-19 mengambil jenazahnya di ruamahnya terletak di utara Kairo.

Kemudian, jenazah itu hendak dimakamkan di desa Delta Nil.

Namun saat sebelum pemakaman, warga desa berkumpul di luar pemakaman dan mulai melakukan penolakan keras.

Baca Juga: Setelah Pak RT Jadi Pesakitan di Kantor Polisi, Warga Sewakul Malah Dihantui Ketakutan: Itu Oknum yang Ngaku Wakili Warga

Mereka khawatir virus itu akan menyebar jika jenazah berusia 65 tahun itu dimakamkan di desa mereka.

Sebelum mereka tiba di kuburan itu, keluarga itu juga diusir dari kuburan lain di dekat sana.

Alhasil mereka minta bantuan polisi, dengan bantuan pihak keamanan, polisi membubarkan aksi massa dengan semprotan gas air mata, dan menangkap 12 orang.

Akhirnya, jenazah itu bisa dimakamkan di pemakaman tersebut.

Mengetahui hal itu Grand Mufti Sawqi Allam dari Mesir sampai mengeluarkan fatwa Islam, orang yang menolak jenazah itu berarti menolak secara agama.

Dia menyebut mereka yang meninggal karena Covid-19 adalah seorang martir sesuai dengan keyakinan Islam.

Baca Juga: Tak Cuma Pak RT yang Tolak Jenazah Perawat, Pria Ini Juga Ikut Diborgol Polisi Gara-gara Bertindak Gegabah: Sesal Kemudian Tiada Berguna

Ketakutan masyarakat ini dinilai muncul setelah 300 keluarga di Mesir ditempatkan di bawah karantina di sebuah desa yang tidak diungkapkan.

Sementara beberapa orang di antaranya dilaporkan tewas, seorang pria 50 tahun dan wanita 72 tahun.

Sejauh ini di Mesir sudah terkonfirmasi 1.939 kasus virus corona dan 135 kematian dilaporkan. (Afif Khoirul M./Intisari Online)

Baca Juga: Di Tengah Zaman Susah Akibat Wabah Corona, Jangan Bertindak Gegabah. Contohnya, Pak RT yang Jadi Pesakitan di Kantor Polisi

Tribunnews.com

Warga Sewakul takut penolakan jenazah berimbas buruk

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya