Sempat Ancam Tarik Mahasiswa Papua, Kini Gubernur Papua Pusing Hadapi Kabar 300 Mahasiswanya Mendadak Pulang Kampung. Ada Apa Gerangan?

Senin, 09 September 2019 | 14:21
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sejumlah mahasiswa Papua di Jakarta

Fotokita.net - Buntut dari peristiwa penangkapan mahasiswa Papua di Jawa Timur memang belum lagi usai sepenuhnya. Setelah beragam peristiwa unjuk rasa di sejumlah kota di Papua Barat dan Papua, sejumlah warga masih menunjukkan ketidak puasannya pada pemerintah.

Pada Senin (19/09/2019) setelah isu penangkapan itu tiba di telepon genggam warga Papua Barat dan Papua, unjuk rasa berujung kerusuhan anarkis pecah di Manokwari, ibu kota Papua Barat. Peristiwa itu seperti memicu gelombang unjuk rasa yang diikuti dengan aksi anarkis.

Baca Juga: Penuntut Papua Merdeka, Apakah Sudah Siap Bikin Strategi untuk Solusi Dua Kampung Darurat Kusta dan Lepra di Papua Ini?

Gubernur Papua Lukas Enembe pun geram atas dugaan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang itu.

ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO

Sejumlah polisi menyisir Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019). Sebanyak 43 orang dibawa oleh pihak kepolisian untuk diminta keterangannya tentang temuan pembuangan bendera Merah Putih di depan asrama itu pada Jumat (16/8/2019).

Lukas Enembe bereaksi dengan kejadian di Surabaya dan Malang.

Lukas Enembe pun mengancam akan memulangkan semua mahasiswa Papua di seluruh Indonesia.

Hal itu akan dilakukan Lukas Enembe jika para mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan itu tidak mendapatkan rasa aman.

Baca Juga: Papua Sumbang Rp 26 Triliun ke Kas Negara, Pemerintah Kembalikan Rp 92 Triliun. Benarkah Rakyat Papua Belum Rasakan Manfaatnya?

BBC Indonesia/Anindita Pradana

Mahasiswa Papua di Jakarta menyesalkan stigma-stigma buruk yang masih dipercaya masyarakat.

Hal itu diungkapnya Lukas Enembe saat menjadi nara sumber di Mata Najwa Rabu (21/8/2019) malam di Jakarta.

Kini, terbetik kabar ada sekitar 300 mahasiswa asal Papua, yang sebelumnya berkuliah di sejumlah daerah di Indonesia, kini telah kembali ke Jayapura.

Baca Juga: Begini Kiprah Benny Wenda yang Disebut Moeldoko Sebagai Dalang Kerusuhan di Papua, Dari Buronan Pemerintah Indonesia Hingga Hidup Sejahtera di Eropa

Mengetahui hal tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku kaget karena sebelumnya Panglima TNI dan Kapolri telah memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dan pelajar asal Papua yang menempuh pendidikan di luar Papua.

BBC Indonesia/Heyder Affan

Unjuk rasa mahasiswa Papua di Jakarta saat menolak perlakuan rasialisme dan diskriminasi yang mereka alami di sejumlah daerah.

"Memang sudah ada imbauan dari kami, saya arahkan waktu itu, kalau di NKRI tidak aman, kami pulangkan. Tapi ini aman, kenapa pulang, untuk apa?" tutur Lukas di Jayapura, Senin (9/9/2019). Lukas menyayangkan sikap para mahasiswa yang tidak berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang mengirim mereka berkuliah.

Baca Juga: Tokoh Senior Papua Ini Bilang Bintang Kejora Adalah Bendera Budaya. Katanya, 'Mana Ada Belanda Mau Bikin Papua Merdeka. Itu Mimpi!'

Terlebih, saat ini rekonsiliasi sedang dilakukan dan seluruh institusi terkait telah memberikan jaminan keamanan bagi seluruh mahasiswa asal Papua.

ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO

Polisi membawa sejumlah orang yang diamankan dari Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019). Sebanyak 43 orang dibawa oleh pihak kepolisian untuk diminta keterangannya tentang temuan pembuangan bendera Merah Putih di depan asrama itu pada Jumat (16/8/2019).

Namun, Lukas memastikan pemerintah daerah akan bersedia memfasilitasi para mahasiswa tersebut bila mereka bersedia kembali berkuliah di tempat sebelumnya.

"Jadi sekarang ini kami pusing mau taruh mereka (kampus mana). Kami akan panggil Gubernur, MRP dan DPR Papua Barat, Direktur Unima, Rektor Uncen, dan para bupati/wali kota untuk bicara kepulangan mahasiswa dalam jumlah besar tanpa pemberitahuan," ujar Lukas.

Baca Juga: Foto-foto Bendera Bintang Kejora Saat Demo Papua, Sejak Masa Presiden Ini Diakui Sebagai Bendera Budaya

Lukas mendapat dapat informasi bahwa sudah lebih dari 300 mahasiswa asal Papua yang telah kembali ke Jayapura. Sekitar 200 orang dari Manado dan lainnya dari Pulau Jawa.

Antara Foto/Didik Suhartono

Sejak penangkapan 17 Agustus lalu, penghuni asrama Kamasan menutup diri. LBH Surabaya menyebut para mahasiswa Papua menghindari ancaman keselamatan diri mereka.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib menyebut sudah ada utusan dari Kapolri yang meminta MRP meninjau kembali maklumat yang dikeluarkan.

Isi maklumat tersebut salah satunya adalah apabila mahasiswa dan mahasiswi Papua tidak merasa nyaman dan tidak ada perlindungan dari provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, mereka bisa kembali ke Papua.

Baca Juga: Berbekal Senjata Ini, Sekelompok Anak-anak Muda Ingin Bikin Maju Pelosok Papua. Foto-foto Aksi Mereka Bikin Kita Bangga

"Kami akan menggelar rapat untuk melihat kembali maklumat kami karena jangan-jangan maklumat kami itu dijadikan dasar oleh adik-adik kami pulang," kata Timotius.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya