Johnson menilai sikap itu cukup janggal. Sebab, sejak awal menangani kasus Brigadir J, Komnas HAM ini sudah membahas soal motif. “Komnas (HAM) yang gak punya laboratorium forensik, cuma mungkin dapat data dari baca-baca saja, bahkan dia juga tahu di mana TKP sudah hancur-hancuran, alat bukti hilang,” imbuhnya.
“Saya ngomong gini karena ini sudah terbukti karena salah satunya obstruction of justice. Extra judicial killing itu berlanjut dengan obstruction of justice, bukan pelecehan seksual. Ingat itu,” tegas Johnson untuk menekankan pernyataan sebelumnya.
Tak hanya itu, dia juga menegaskan bahwa legitimasi, nyawa, dan kewibawaan Komas HAM dalam kasus ini, tengah dipertaruhkan. Menurut Johnson, hal-hal tadi dibangun dengan menggunakan darah dan air mata dari orang-orang yang hingga saat ini belum juga ditemukan.
Johnson Panjaitan juga menilai, pelanggaran obstruction lebih berbahaya daripada pembunuhan berencana karena menyangkut nama besar Polri. "Padahal ini obstruction ya. Obstruction ini jauh lebih berbahaya ketimbang soal pembunuhan berencananya itu. Karena ini menyangkut institusi," ucapnya.
Johnson menyayangkan hal ini, sebab transparansi dan akuntabel yang dikatakan Polri hanya menampilkan soal sidang dan pencopotan personel.
"Kita tidak hanya butuh hukuman yang berat untuk membersihkan," ucapnya. "Karena ini bukan cuma soal pembersihan, tapi juga soal institusinya," lanjut dia.
Pola-polanya bagaimana, dia melakukan obstruction of justice dan bagaimana berjaringan," ungkapnya. "Karena ini bukan oknum, saya khawatir juga kalau institusi. Tapi kalau jumlahnya 97, mau bilang bagaimana?" kata Johnson. Apalagi, selanjutnya, pembunuhan berencana ini dilakukan polisi pada polisi.
Selain itu, Johnson menyoroti istri Brigjen Hendra Kurniawan, Karo Paminal Propam Polri, Seali Syah yang beberapa waktu belakangan aktif melakukan pembelaan-pembelaan untuk suami.
Namun, menurut Johnson, aksi pembelaan yang dilakukan Seali Syah tidak seapik dan canggih Putri Candrawathi. "Tapi tidak secanggih PC (Putri Candrawati, istri Sambo)," kata dia.
Johnson juga menyatakan keheranannya dengan dugaan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo yang kerap berubah tempat kejadian perkaranya. Belum lagi perkara dugaan pelecehan tersebut sudah lama dihentikan penyidikannya, tapi hingga saat ini, gaungnya masih digemakan dengan lantang.