Itu sebabnya, skenario awalnya menempatkan Bharada E sebagai eksekutor utama penembakan Brigadir J. Meski begitu, skenario tersebut mulai rontok setelah satu-persatu tersangka berbalik arah, mulai dari Bharada E hingga Bripka RR.
"Soal citranya tuh, yang harus dia jaga. Bagaimana supaya satu, dia tidak ditahan. Dua tidak pakai baju tersangka," tutur Irma.
"Jadi soal pencitraan yang sangat penting itu harus menjadi bagian dari kesepakatan. Kesepakatan bahwa tetap terjaga harkat dan martabat sebagai seorang nyonya jenderal, tetap pakai baju bagus, tas bagus, dengan tidak mau disamakan dengan tahanan atau tersangka lain," sambungnya.
Irma mengakui, keistimewaan yang diterima Putri seperti tak ditahan sampai bisa hadir dengan pakaian putih-putih di rekonstruksi adegan membuat keluarga Brigadir Jjuga kesal.
"Roslin Simanjuntak bilang, 'Ini gimana sih rekonstruksi kayak mau kondangan. Pakai tas bagus, pakai baju bagus, seolah-olah bukan tersangka'. Dan itu penting lho," tandas Irma.

Ferdy Sambo disebut bikin deal begini ke petinggi Polri demi lindungi sang istri. Dia sempat curiga Putri Candrawathi selingkuh.
(*)