"Nggak apa-apa, untuk adik-adik yang kemarin saya kukuhkan, bekerja keras pagi, sore, siang, malam. Sudah nggak kehitung geladinya berapa kali," katanya.
Saat memberikan amanat upacara, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta para peserta upacara bertepuk tangan. Hal ini dilakukan untuk menyemangati pasukan pengibar bendera.
"Untuk menyemangati adik-adik paskibra, mohon tepuk tangannya," kata Gibran saat upacara tersebut.
Terkait dengan makna proklamasi kali ini, dikatakannya, Indonesia masih berada dalam keadaan yang menantang, termasuk ancaman krisis ekonomi di dalam negeri.
"Krisis yang mengancam, inflasi yang juga masih mengancam. Namun kita Indonesia, Solo terutama bisa survive. Ini arah-arah ekonomi (menuju pertumbuhan positif) sudah terasa," katanya.

Gibran Rajabuming anak Jokowi sampai ulangi kata ini setelah tangis paskibra pecah bendera Merah Putih gagal berkibar di Solo.
Bukan cuma itu, selepas upacara Gibran memanggil para pasukan pengibar dan mengajak memberi salam kepada peserta. Dengan air mata yang mengalir, sejumlah pasukan menangis sambil melambaikan tangan kepada hadirin.
"Nggak apa-apa, semangat," kata Gibran.
Kepada wartawan, Gibran menilai insiden tersebut memang tidak dapat diprediksi. Dia kembali memberi semangat kepada pasukan pengibar bendera.
"Yang namanya kejadian seperti ini kecelakaan, tidak bisa diprediksi. Kesalahan kecil saya mohon maaf. Adik-adik Paskibraka sudah semangat," ucapnya.
Sementara itu, meski sang Merah Putih gagal berkibar di angkasa, penghormatan tetap dilakukan pada upacara tersebut. Petugas pengerek bendera Muhammad Naban Haikal Fikri, pembentang Muhammad Fashadhiya Ulhaq, dan bagian tengah Albert Maulana langsung berinisiatif membentangkan bendera dengan kedua tangan.