Follow Us

Dituding Rasis, Rektor ITK Ternyata Pernah Sentil Anak Soekarno yang Pindah Agama, Foto Sang Akademisi Panen Hujatan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 30 April 2022 | 19:07
Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko dituding rasis. Sebelum membuat heboh, sang profesor sentil anak Soekarno yang pindah agama.
Facebook

Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko dituding rasis. Sebelum membuat heboh, sang profesor sentil anak Soekarno yang pindah agama.

Fotokita.net - Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwokartiko sedang menjadi sorotan netizen di media sosial. Pemicunya, Budi Santosa menulis status yang memuat ujaran yang bersifat SARA dan pelecehan secara verbal. Ujungnya, sang profesor dituding rasis. Rupanya, bukan cuma sekali ini. Rektor ITK ternyata pernah sentil anak Soekarno yang pindah agama. Foto sang akademisi panen hujatan.

Budi Santosa Purwokartiko termasuk salah satu akademisi yang senang membagikan pemikiran melalui status akun media sosialnya. Budi rajin membuat status melalui akun Facebook miliknya.

Sayangnya, unggahan terakhir yang dia buat justru menjadi pergunjingan di dunia maya. Budi menuliskan pendapat pribadinya, namun banyak netizen menilai sang profesor memuat ujaran yang bersifat SARA dan pelecehan secara verbal.

Akibatnya, netizen yang menyebarkan ulang status dan pendapat Budi Santosa terpancing emosi. Banyak netizen yang menggeruduk akun Facebook Budi Santosa. Terkini, Budi sudah menutup akun media sosial miliknya.

Sekalipun akun Facebook miliknya sudah ditutup, pendapat Prof. Ir. Budi Santosa Purwokartiko, Ph.D sudah terlanjur menyebar luas. Berikut isi tulisan rektor ITK:

"Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri. Program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa."

"Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5% sisi kanan populasi mahasiswa. Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8 , 8.5 bahkan 9."

Baca Juga: Video Rasis Terlanjur Viral, Foto Finalis Puteri Indonesia Olvah Alhamid Jadi Sasaran Kemarahan, Staf Khusus Megawati Sampai Buka Suara

"Duolingo bisa mencapai 140, 145 bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100). Luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan dan asisten lab atau asisten dosen."

Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha2 untuk mendukung cita2nya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dsb. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati.

Pilihan kata2nya juga jauh dari kata2 langit:insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dsb. Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi2 di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang. Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada 2 cowok dan sisanya cewek.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest