Padahal, menurut Dicky, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sesuai dengan regulasi di dalam Undang-Undang karantina kesehatan adalah lockdown versi Indonesia.
Oleh sebab itu, dengan terus menyebarnya penularan, menurut Dicky, strategi lockdown adalah kebijakan yang bisa dipilih meskipun terlambat.
Strategi ini, menurut dia, dapat dilakukan pada wilayah kota, kecamatan, kelurahan hingga RW yang memiliki klaster terbanyak atau jumlah kasus lebih dari atau sama dengan 50 kasus.
Dalam kebijakan itu, nantinya masyarakat tidak diperkenankan melakukan aktivitas apa pun.
Namun, di sisi lain, pemerintah harus tetap memberi penguatan 3T (testing, tracing, and treatment).
"Dan jangan lupa dukungan pada masyarakat rawan ekonomi, disertai tes skala luas di masyarakat, pelacakan kasus dan isolasi serta pelaksanaannya tentu harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat," kata Dicky.
"Ini urgent dan timing-nya sudah terpenuhi untuk Pulau Jawa, sebelum terlambat," ucap dia.
Baca Juga: Rasakan Efek Vaksin Covid-19, Ini Jadwal Ariel NOAH Jalani Vaksinasi Dosis Kedua
Presiden Joko Widodo menilai tak ada formula tunggal yang efektif dalam menangani Covid-19.
Ia mengatakan kebijakan yang dilakukan negara lain dan sukses menekan kasus Covid-19 di sana belum tentu bisa diterapkan di Tanah Air.