Namun kala itu otoritas China akhirnya menyadari masalah yang muncul. Mereka pun menerapkan pengetatan yang tegas.
Pada 23 Januari 2020 atau dua hari sebelum Imlek, jalan-jalan di Wuhan berubah sunyi. Sekitar 11 juta orang dikarantina secara ketat. Penggunaan masker wajah dan jarak sosial menjadi hal wajib.
Ketika kapasitas rumah sakit di Wuhan mulai anjlok, China saat itu mengejutkan publik internasional. Mereka mendirikan rumah sakit darurat dalam beberapa hari.
Namun beberapa warga Wuhan, salah satunya Wenjun Wang, saat itu mengaku cemas. Dia menceritakan bagaimana pamannya meninggal. Di sisi lain, orang tuanya yang jatuh sakit urung mendapatkan bantuan medis.
Pengetatan yang diterapkan di Wuhan pada bulan-bulan berikutnya diberlakukan di kota lainnya. China mengisolasi sejumlah kota besar seperti Beijing dan Shanghai. Tes Covid-19 juga digelar secara massal.
Di sisi lain, arus masuk orang dari luar negeri ke China diperketat. Mereka yang baru tiba ke China pun diwajibkan menjalani karantina.
Namun pada periode itu, China juga berusaha mengendalikan penyebaran informasi.
Persoalan yang disebabkan kebijakan sensor pemerintah China ini terus-menerus muncul hingga. BBC memeriksa fakta-fakta di balik pembatasan informasi yang itu.
Beberapa dokter yang mencoba mengingatkan publik tentang bahaya virus corona itu ditegur dan diperintahkan untuk tetap diam.
Dokter yang paling mencuat adalah Li Wenliang. Belakangan dia dikabarkan meninggal setelah terpapar virus corona.