Terbang dengan kondisi air valve check yang "menyangkut" tak bisa menutup itu, menurut FAA bisa mengakibatkan dual engine power loss, atau kedua mesin pesawat mati saat di udara, dan tidak bisa di-restart lagi.
Boeing sendiri selaku produsen pesawat B737, mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu seluruh maskapai operator B737 di seluruh dunia, untuk menginspeksi pesawat masing-masing, terutama yang disimpan.
"Banyak pesawat yang disimpan atau jarang diterbangkan karena sepinya penumpang akibat pandemi Covid-19, valve mesin jadi lebih mudah berkarat," tulis Boeing, dihimpun KompasTekno dari Reuters, Kamis (6/8/2020).
Hingga saat ini, ada lebih dari 10.000 pesawat jenis B737 yang dipesan dan dikirim, semenjak pertama kali seri pesawat itu dibuat pada 1968.
Garuda Indonesia sendiri saat ini memiliki total 73 unit B737-800, sementara Lion Air memiliki total 43 unit B737-800 dan 78 unit B737-900.
Sedangkan Sriwijaya Air memiliki 6 unit B737-500, 16 unit B737-800, dan 2 unit B737-900.
Menurut Wall Street Journal, Kementerian Perhubungan Indonesia mengkonfirmasi bahwa Boeing 737-500 telah diuji dan memenuhi syarat untuk terbang kembali.
Namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa pesawat tersebut mengalami gangguan teknis.
Dilaporkan sebuah pesawat Boeing 773-500 yang membawa 62 orang jatuh ke laut beberapa menit setelah lepas landas dari bandara Jakarta.
Pesawat Boeing 773-500 itu digunakan oleh maskapai Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 dari Jakarta tujuan Pontianak.