"Terus tadi sekitar jam 7 malam pihak Sriwijaya Air langsung menghubungi kita pihak keluarga, mereka minta jam 7 pagi besok untuk datang ke bandara, mereka buka posko untuk keluarga korban di Bandara Depati Amir," ujar Rapin kepada Bangkapos.com saat ditemui di rumahnya, Sabtu malam, (9/1/2021).
Bahkan ia baru menyadari sekarang dua tahun lalu sejak SK CPNS nya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan keluar, Rizki langsung meminta Rapin untuk menyimpan SK CPNS nya.
"Pas dia pulang kemarin dua minggu di rumah saya ini, saya kasih lagi SK nya karena dia sudah menikah yang wajib memegang SK CPNSnya itu adalah istrinya, tapi dia nolak dia minta saya yang tetap pegang takut ada apa-apa dengan dirinya, jadi saya simpen lagi," jelas Rapin.

Rizki bersama istri dan anaknya saat silaturahmi ke kediaman Sekda Kota Pangkalpinang, Radmida Dawam beberapa waktu lalu sebelum terbang ke Kalimantan menggunakan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021
Sebelumnya ia tak pernah menduga, bahkan tak pernah menyangka ini pertanda Rizki menitipkan SK CPNSnya ke Rapin.
"Saya ingat betul dia ngotot untuk saya tetap pegang SK ini, takut ada apa-apa dengan dirinya cuma gitu dia bilang, saya kasih lagi dia ga mau," tambahnya.
Kata Rapin, Rizki merupakan sosok pemuda yang kuat sebab menjadi tukang punggung keluarganya.
"Rizki sejak bayi sudah ditinggalkan ayahnya, jadi dialah yang jadi tulang punggung keluarga. Mau ke Ketapang ini biar bisa tinggal sama-sama dengan ibunya, istrinya, anaknya, biar kerja di sana ada yang nemenin katanya," ucap Rapin.
Sedangkan sang kakak kandungnya Rosi, sempat menyebutkan tidak akan pernah pulang lagi ke Bangka ingin tinggal selamanya di Kalimantan bersama Rizki.