Follow Us

Dendang Dunia Semata Wayang dalam Fotografi Fauzie Helmy

Hery Prasetyo - Rabu, 18 November 2020 | 22:40
Salah satu karya fotografi Fauie Helmy dalam pameran Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.
Istimewa

Salah satu karya fotografi Fauie Helmy dalam pameran Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.

Fotokita.net - Fauzie Helmy sebagai fotografer melibatkan 3 tokoh fotografi kenamaan di Indonesia, Darwis Triadi, Arbain Rambey, dan Risman Marah yang masing-masing menyumbang satu karya fotografi tentang wayang.

Ketika wayang manggung dalam bingkai fotografi seperti tak lazim, tapi di tangan Fauzie Helmy menjadi hidup dan merangsang imajinasi, pun inspirasi tentang nilai-nilai dari kisah-kisahnya.

Apalagi, wayang dalam fotografi itu dipanggungkan di tengah goro-goro pandemi Covid -19 dengan tema Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.

Baca Juga: Cara Mudah Bikin Foto Instagram Keren dengan Fitur Kamera Hape

Padahal, sedianya pameran fotografi Dunia Semata Wayang ini akan dipanggungkan di di 8 kota di 7 Negara di Dunia, yakni Tokyo, Hongkong, Berlin, Singapore, Shanghai, Beijing, Abudhabi, dan London.

Namun, karena pandemi Covid-19, pameran ini tertunda.

Baca Juga: Foto-foto Budaya Epik dari Perhelatan Dhaup Ageng Paku Alaman

Maka, pameran di Tha Park Mall itu seolah menjadi pengobat penasaran, sekaligus membuka tabir Dunia Semata Wayang Fauzie Helmy.

Fauzie Helmy dikenal sebagai toy photographer, tiba-tiba dia mengeksplorasi karakter wayang.

Menurutnya, karena wayang meerupakan seni multidimensi yang luar biasa, sekaligus warisan yang memiliki banyak makna, inspirasi dan nasihat kehidupan yang dalam.

Baca Juga: Rupanya Teknologi Deepfake Bisa Ganti Video Wajah Siapapun. Ngeri!

"Saya ingin mengedepankan kembali nilai-nilai luhur wayang yang ikut membangun karakter bangsa, sekaligus menunjukkan kepada dunia betapa kita punya karya seni adiluhung ini kepada dunia," kata Fauzie Helmy.

Tertundanya pameran akbar di 7 negara sempat membuatnya terpukul, namun kemudian dia merasa bersyukur bisa memamerkannya di Solo dengan skala yang besar.

Apalagi momennya di tengah goro-goro pandemi Covid-19.

Baca Juga: Foto-foto Barang Bukti Perdagangan Satwa Liar Ilegal Ini Bikin Trenyuh

Fauzie Helmy (tengah), bersama para master fotografi Indonesia pendukung pameran Dunia Semata Wayang, yakni Darwis Triadi, Risman Marah, dan Arbain Rambey, dalam diskusi pameran di The Park Mall, Solo Baru, 6 November 2020.
Istimewa

Fauzie Helmy (tengah), bersama para master fotografi Indonesia pendukung pameran Dunia Semata Wayang, yakni Darwis Triadi, Risman Marah, dan Arbain Rambey, dalam diskusi pameran di The Park Mall, Solo Baru, 6 November 2020.

Ia merasa, nilai-nilai wayang tetap memiliki konteks yang kuat untuk membangkitkan semangat bangsa sekaligus tetap optimis memandang masa depan meski diterpa pandemi.

Karakter Gatotkaca, misalnya, menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer dan inspiratif.

Baca Juga: Suku Anak Dalam Batin Sembilan: Lebih Terbuka dan Memiliki Harapan

Dalam pewayangan Jawa, ia dikenal memiliki kesaktiannya luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta memiliki kekuatan besar hingga dikenal memiliki otot kawat tulang besi.

Untuk melengkapi nilai-nilai yang terkandung dalam wayang, ia juga menampilkan tokoh-tokoh lain.

Misalkan Wisanggeni yang menjadi simbol satria, atau Baladewa sebagai raja yang jujur dan adil, pun Cakil yang menjadi simbol kejahatan. Ada juga Puntadewa sebagai simbol tokoh yang suci.

Baca Juga: Hati-hati Posting Foto Boarding Pass di Media Sosial Bisa Berbahaya

Seorang pengunjung mengamati salah satu karya Fauzie Helmy dalam pameran fotografi Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.
Fauzie Helmy

Seorang pengunjung mengamati salah satu karya Fauzie Helmy dalam pameran fotografi Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.

Imajinasi Baru

Pemanggungan wayang dalam fotografi juga merupakan terobosan baru.

Ini tak sekadar memotret karakter wayang, namun Fauzie Helmy berusaha melakukan pengambilan gambar di tempat-tempat yang sekiranya cocok dengan karakter wayang.

Baca Juga: Ide Fotografi dalam Ketenangan dan Keindahan Alam Tanjung Lesung

Misalnya, dia memotret Gatotkaca di Kawah Candradimuka di Banjarnegara, bahkan juga di Puntuk Setumbu untuk mengesankan kemampuannya terbang.

Sehingga, karya Dunia Semata Wayang tak hanya memanggungkan wayang, namun juga menjadi seni fotografi yang imajinatif dan inspiratif.

Wayang pun menjadi begitu hidup dalam imajinasi fotografi.

Baca Juga: Potret Onrust, Pulau yang Tak Pernah Beristirahat di Zaman VOC

Hanoman, salah satu karya fotografi Fauie Helmy dalam pameran Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.
Istimewa

Hanoman, salah satu karya fotografi Fauie Helmy dalam pameran Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.

"Seperti pertunjukan wayang, saya juga berharap pameran Dunia Semata Wayang tak hanya membangun estetika foto dengan subyek wayang, tapi juga mengedepankan kembali nilai-nilai luhur dalam wayang," kata Fauzie Helmy.

Di tengah goro-goro Covid-19, dia berharap pameran ini memberi makna.

Baca Juga: Tujuh Pulau di Kepulauan Seribu Ini Bisa Jadi Spot Foto yang Keren

Setidaknya membangkitkan kembali semangat hidup dan kebersamaan dalam bingkai nilai-nilai luhur lokal untuk menghadapi tantangan dan menggapai masa depan lebih baik.

Gatotkaca terbang, salag satu karya fotografi Fauzie Helmy dalam pameran Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.
Istimewa

Gatotkaca terbang, salag satu karya fotografi Fauzie Helmy dalam pameran Dunia Semata Wayang di The Park Mall, Solo Baru, 6-7 November 2020.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest