Follow Us

Pantas Ditakuti Tiongkok di Laut China Selatan, Ternyata Pesawat Mata-mata Amerika P-8 Poseidon Bawa Senjata Rahasia Ini Hingga Ditolak Masuk Indonesia

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 22 Oktober 2020 | 17:53
P-8A Poseidon pertama Angkatan Udara Australia terbang menyusuri garis pantai Teluk St Vincent dekat Adelaide di Australia Selatan.
CPL Craig Barrett

P-8A Poseidon pertama Angkatan Udara Australia terbang menyusuri garis pantai Teluk St Vincent dekat Adelaide di Australia Selatan.

Baca Juga: Cepat Cek Saldo ATM, Rekening Mendadak Nambah Karena 6 Bantuan Pemerintah Cair di Bulan Ini, Cicilan Hape Kamera Aman

Melansir situs resmi Boeing, disebutkan Boeing P-8 merupakan pesawat patroli maritim multi-misi, unggul dalam perang anti-kapal selam, perang anti-permukaan, intelijen, pengintaian dan pengintaian dan pencarian serta penyelamatan.

P-8 Poseidon dapat terbang lebih tinggi hingga 41.000 kaki dan mencapai kecepatan 490 knot.

Baca Juga: Hore, Pemerintah Hapus Denda Pajak Kendaraan di 7 Provinsi Ini, Catat Jadwalnya

Pesawat ini dibekali dengan dua mesin CFM56-7 yang masing-masing menghasilkan daya dorong 27.000 lbf.

Panjang dari pesawat P-8 Poseidon ini yakni 129,5 kaki atau sekitar 39,47 meter.

Dengan rentang sayap yang memiliki panjang 123,6 kaki atau sekitar 37,64 meter.

Kemudian, tinggi dari pesawat ini tercatat 42,1 kaki atau sama dengan 12,83 meter.

Baca Juga: Pejabat Pentagon Berani Pasang Badan, Inikah Misi Khusus Amerika Hingga Rela Cabut Menhan Prabowo Subianto dari Daftar Hitam?

Pesawat P-8 Poseidon juga dirancang untuk misi ketinggian rendah dan telah membuktikan kemampuannya mendukung misi kemanusiaan dan pencarian serta penyelamatan.

Merupakan turunan dari Boeing Next-Generation 737-800, pesawat P-8 Poseidon direkayasa untuk beroperasi selama 25 tahun atau 25.000 jam di penerbangan maritim paling keras, termasuk operasi di lingkungan lapisan es.

Baca Juga: Pasang Badan dalam Pembunuhan Munir, Begini Nasib Tragis Pollycarpus Budihari, Jualan Telur Asin Hingga Meninggal Dunia Karena Corona

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest