Follow Us

Dicibir Soal Pertamina Rugi Rp 11 Triliun, Ahok Mendadak Marah Karena Curiga Hal Ini: Nanti Saya Emosi Laporin ke Presiden Apa...

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 15 September 2020 | 22:32
Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok
dok. Tribunnews

Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok

Fotokita.net - Dicibir soal Pertamina rugi Rp 11 triliun, Ahok mendadak marah karena hal ini, direksi mau pancing emosi saya.

PT Pertamina (Persero) mengalami kerugian sebesar Rp 11,327 triliun pada semester I tahun 2020.

Atas kerugian yang dialami Pertamina, politikus PKS mempertanyakan pernyataan Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di awal pengangkatannya.

Lantas apa kata pengamat migas soal kerugian yang dialami Pertamina?

Baca Juga: Sempat 3 Kali Ganti Suami Hingga Belum Juga Punya Momongan, Dewi Perssik Desak Sang Mantan Jujur Soal Penyebab Perceraian Mereka: Udah Nikah Selingkuh Kan?

Berikut rangkuman berita tentang kerugian pertama di semeseter I-2020 dihimpun, Rabu (26/8/2020):

Rugi Rp 11,327 triliun

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan penyebab Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp 11,327 triliun.

Menurut Fajriyah, sepanjang semester I 2020 Pertamina menghadapi triple shock yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri serta pergerakan nilai tukar dollar.

Baca Juga: Curiga Bau Busuk Hingga Bikin Kesurupan, Warga Bongkar Rumah Tahfiz Quran, Ternyata Begini Hasilnya

“Pandemi Covid 19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” ujarnya dalam keterangan, Senin (24/8/2020).

Menurut Fajriyah, penurunan demand tersebut terlihat pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari atau turun 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 135 ribu KL per hari.

Saat pemberlakuan PSBB konsumsi BBM anjlok sampai 50-60 persen di kota-kota besar.

Baca Juga: Sempat Ngotot Tak Mau Pergi dari Laut Natuna Utara, KN Nipah-321 Pasang Badan Hingga Mampu Usir Kapal Coast Guard China dengan Cara Ini

“Pertamina tetap optimis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga diproyeksikan laba juga akan positif, mengingat perlahan harga minyak dunia sudah mulai naik dan juga konsumsi BBM baik industri maupun retail juga semakin meningkat,’ ujar Fajriyah.

Politikus PKS Singgung Pernyataan Ahok

Terkait kerugian yang dialami Pertamina, Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Industri dan Pembangunan Mulyanto mempertanyakan kinerja Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.

Menurutnya, selama Ahok menjabat sebagai komisaris utama, Pertamina nyaris tidak memiliki prestasi yang layak dibanggakan.

Baca Juga: Meninggal Dunia Karena Covid-19? Aktor Ade Firman Masih Sempat Lakukan Hal Ini, Padahal Kondisinya Sudah Drop Parah

Justru sebaliknya banyak keanehan dan kejanggalan yang begitu jelas dilihat masyarakat.

"Pekan lalu kita dengar kabar Pertamina tidak masuk daftar Fortune Global 500. Sekarang yang terbaru Pertamina rugi Rp 11,13 triliun di semester pertama tahun 2020," kata Mulyanto, Rabu (26/8/2020).

Mulyanto menegaskan kondisi tersebut jelas harus jadi perhatian pemerintah.

Jangan terus dibiarkan dan menunggu Pertamina mengalami kondisi yang lebih parah.

"Mau sampai kapan membiarkan Pertamina babak belur seperti ini?" kata Mulyanto.

Anggota Komisi VII DPR RI ini mempertanyakan kerja Ahok selama bergabung di Pertamina.

Baca Juga: Pernah Sindir Habis-habisan, Nikita Mirzani Semprot Kekeyi Usai Dikerjain Ria Ricis: Kenapa Mau, Dibayar Enggak?

Sebagai Komisaris Utama Pertamina, Ahok harusnya mampu melakukan pengawasan agar perusahaan yang dipimpinnya lebih baik.

Dengan kewenangan yang dimiliki dan dukungan politik memadai sebenarnya Ahok punya kesempatan lebih besar membenahi Pertamina.

Apalagi menjelang pengangkatan dirinya menjadi Komisaris Utama, mantan Gubernur DKI itu sesumbar bisa memperbaiki Pertamina.

"Waktu itu Ahok bilang, merem saja Pertamina sudah untung. Asal diawasi. Nah kalau sekarang Pertamina rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak mengawasi. Kok nyatanya Pertamina bisa rugi," ujar Mulyanto.

Secara teori, kata Mulyanto, di semester pertama tahun 2020 ini Pertamina harusnya untung.

Sebab di saat harga minyak dunia anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah, Pertamina tidak menurunkan harga BBM sedikit pun.

Termasuk harga BBM non-subsidi yang harganya mengikuti harga minyak dunia.

"Secara perhitungan kasar, Pertamina harusnya untung besar," ujar Mantan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian era Presiden SBY ini.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Temukan Sejumlah Keganjilan, Ternyata Pelaku Penusukan Sering Lakukan Kebiasaan Ini, Begini Kesaksiannya

Tanggapan Pengamat Migas

Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, industri minyak dan gas (migas) di masa pandemi covid-19 ini memang cenderung merugi.

Sebabnya, perusahaan migas terpukul dari dua sisi, baik hulu maupun hilir.

"Saya kira kondisi Pertamina juga demikian. Dihadapkan pada harga minyak yang rendah dan konsumsi sektor pengguna BBM dan gas masih relatif rendah," sebut Komaidi kepada Kontan.co.id, Senin (24/8).

Meski begitu, Komaidi berpandangan bahwa Pertamina memiliki peluang untuk memperbaiki kinerja pada sisa tahun ini.

Hal itu dapat dikejar seiring dengan pemulihan ekonomi di tengah penanganan covid-19 yang meningkatkan konsumsi BBM dan gas.

"Jika pemulihan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah berjalan dengan baik saya kira dampaknya akan positif bagi semua pihak termasuk Pertamina yang sebagian besar pendapatan usahanya dari sisi hilir," kata Komaidi.

Baca Juga: Bikin Gempar Karena Tolak PSBB Jakarta, Orang Terkaya Indonesia Minta Ke Jokowi Agar Anies Lakukan Hal Ini, Begini Isi Suratnya

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok membeberkan isi rapat dengan direksi yang menyangkut soal kilang minyak.

Ahok mengatakan, dalam rapat tersebut dirinya sedikit terpancing emosinya. Alasannya, pembahasan investor yang sudah membuka keran kerja sama justru tidak ditindak lanjuti direksi.

Lalu, jika sudah ada investor yang menawarkan lantas ditolak direksi.

Hal itu disampaikan Ahok dalam cuplikan video yang diunggah oleh channel YouTube POIN, Senin (14/8/2020).

"Saya nanti mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin untuk kerja sama kalian diemin. Sudah ditawarin kenapa nolak. Terus kenapa kerja seperti ini. Saya lagi mau audit ini," kata Ahok.

Dalan rapat tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku terpancing emosinya.

Baca Juga: Bantah Nyesal Pisah dari Indonesia, Timor Leste Akhirnya Berani Pilih Negara Ini Buat Garap Mega Proyek, Australia Kebakaran Jenggot

Ahok menduga, dirinya sengaja dipancing emosinya untuk menciptakan suasana tidak harmonis di perusahaan pelat merah tersebut.

Sehingga, bisa dilaporkan kepada Presiden Jokowi (Jokowi).

"Saya sempat emosi juga kemarin. Mereka mau mancing saya emosi, nanti saya emosi laporin ke presiden apa 'Ahok menggangu keharmonisan'," kata Ahok.

Soroti Pergantian Direktur Pertamina

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku sempat jengkel terhadap para direksi di perusahaan minyak itu.

Pasalnya, Ahok mendapati pergantian direktur tanpa memberikan sepengetahuan dirinya secara langsung.

Ia menilai, bahkan beberapa direksi Pertamina ada yang bermain aman dengan melobi menteri.

Hal itu disampaikan Ahok dalam cuplikan video yang diunggah oleh channel YouTube POIN pada Senin (14/8/2020).

Baca Juga: Disebut Yang Mulia, Donald Trump Bangga Kim Jong Un Bocorkan Cara Eksekusi Pamannya Sendiri

"Ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Jadi direksi-direksi semua mainnya, lobinya ke menteri," kata Ahok.

Bahkan, ia menyebut jika para komisaris di BUMN sebagian adalah titipan dari para Kementerian.

"Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kementerian," tambahnya.

Demi menghalangi langkah tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku punya cara agar hal tersebut tidak terulang yakni dengan memangkas birokrasi di Pertamina.

Menurut Ahok, dengan begitu setiap insan Pertamina dapat memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan Senior Vice President (SVP).

Baca Juga: Sudah Bikin Gelisah Keluarga di Kampung, Ruben Onsu Akhirnya Bawa Kabar Buruk Buat Betrand Peto, Ada Apa?

"Saya potong jalur birokrasi mereka. Pertamina itu mau naik pangkat itu meski pakai Pertamina refund level," ucap Ahok.

"Jadi orang meski kerja sampe SVP itu sampai 20 tahuan ke atas. Saya potong sekarang. Semua mesti lelang terbuka," tegasnya.

(Tribunnews.com/Daryono/Chaerul Umam) (Kontan/Ridwan Nanda Mulyana)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest