Park sudah terbiasa melihat banyak orang mati kelaparan di jalanan.
Mengutip dari New York Post, Park adalah satu dari beberapa ratus pembelot Korea Utarayang melarikan diri ke Amerika Serikat.
Dia dan ibunya melarikan diri pada tahun 2007 ketika masih berusia 13 tahun.
Mereka menyeberangi Sungai Yalu yang membeku ke China.
Di sana, ibu Park diperkosa oleh pedagang manusia dan mereka berdua dijual kepada pria China - wanita muda dijual dengan harga kurang dari Rp 4,5 juta.
Dengan bantuan misionaris Kristen, wanita tersebut melarikan diri ke Mongolia lalu ke Korea Selatan, sebelum Park akhirnya pindah ke AS pada tahun 2014.
Sekarang bekerja sebagai juru kampanye hak asasi manusia, wanita berusia 26 tahun itu menjelaskan bahwa Korea Utara tidak seperti kediktatoran negara lain laiknya Iran atau Kuba.
Yeonmi Park
"Di negara-negara tersebut, Anda memiliki pemahaman bahwa mereka tidak normal, mereka terisolasi dan orang-orangnya tidak aman," katanya kepada New York Post.
"Tapi Korea Utaratelah benar-benar dibersihkan dari seluruh dunia, itu secara harafiah adalah Kerajaan Pertapa."