Ketika berbicara, laki-laki tak dikenal itu selalu menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia.
Pria keturunan India itu, suatu hari mampir ke rumah Soeharto di Jalan Agus Salim, Jakarta.
Ketika itu Soeharto berpangkat mayor jenderal dan menduduki posisi cukup penting Pangkostrad.
Entah siapa yang mengajak pria itu mampir ke rumah Pangkostrad.
Yang jelas, pria itu diterima Ibu Tien Soeharto, sang pemilik rumah.
Setelah dipersilakan duduk, pria itu menawarkan barang dagangannya, berupa batu-batu permata yang berwarna-warni.
Sayangnya ketika berbagai jenis permata itu ditunjukkan, Ibu Tien tidak begitu tertarik.
Pria itu lalu mengeluarkan ‘jurus’ baru, mengaku bisa meramal nasib seseorang.
Sontak Ibu Tien menjadi tertarik dan ingin mendengarkan ceritanya.