Lebih lanjut, Daryono mengatakan jika gempa kembar di Bengkulu ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Kejadian ini, kata Daryono, diiringi dislokasi batuan terjadi pada segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik.
"Gempa kembar Bengkulu M6,6 dan M6,7 tadi dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, dengan dislokasi batuan terjadi pada segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik."kata Daryono.
Bahkan, lanjut Daryono, dua gempa di Bengkulu ini hingga dirasakan oleh warga yang tinggal di apartemen di Singapura dan Serpong.
"Gempa kembar Bengkulu M6,6 dan M6,7 ini juga dirasakan hingga warga yang tinggal di apartemen di Singapura dan Serpong, sangat mungkin sebagai long vibration periode (vibrasi periode panjang),"tutupnya.
(Kompas.com/Tribunnews.com)